menggali potensi daerahnya masing-masing sebagai sumber pendapatan daerah, khususnya pendapatan asli daerah. Harapan dari daerah tersebut merupakan hal
yang wajar, karena diberikannya berbagai urusan pemerintahan sebagai urusan rumah tangganya dibarengi dengan muatan kewenangan untuk mengurus
keuangannya secara otonom dalam membiayai penyelenggaraan otonomi, baik dalam menggali sumber-sumber keuangan, pemanfaatannya serta pertanggung
jawabannya Ridho,2011. Pendapatan Asli Daerah dapat diartikan sebagai pendapatan yang
bersumber dari pungutan-pungutan yang dilaksanakan oleh daerah berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku yang dapat dikenakan kepada setiap orang atau
badan usaha baik milik pemerintah maupun swasta, karena perolehan jasa yang diberikan pemerintah daerah tersebut maka daerah dapat melaksanakan pungutan
dalam bentuk penerimaan pajak, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah yang diatur dalam undang-undang.
Pembangunan ekonomi suatu daerah membutuhkan sejumlah dana yang diperoleh atau berasal dari berbagai sumber yang dikelola oleh daerah. Dalam
otonomi daerah pembangunan ekonomi suatu daerah dilakukan berdasarkan kemampuan pendapatan daerah, karena hak atas pengelolaan sumber-sumber
keuangan daerah dan pembangunan ekonomi di daerah telah diserahkan secara otonom kepada Pemerintah Daerah yaitu pemerintah Kabupaten dan Kota.
A. Pajak Daerah
Pajak adalah bentuk pendapatan daerah yang ditentukan oleh undang- undang sebagai kewajiban masyarakat yang dibayarkan kepada pemerintah secara
periodik, yaitu setiap tahun.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Undang-undang No.34 Tahun 2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan pajak daerah adalah : Iuran wajib yang dilakukan
oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Jenis pajak daerah yang dipungut provinsi yaitu : 1 pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air PKB-KAA, 2 bea balik nama kendaraan
bermotor BBNKB-KAA, 3 pajak bahan bakar kendaraan bermotor PBBKB, 4 pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan
P3ABT dan AP. Demi rasa keadilan dan asas pemerataan maka undang-undang mengatur
Bagi Hasil Pajak dan Realokasi Pajak daerah provinsi dengan daerah kabupatenkota. Pajak provinsi yang bersumberdari PKB-KAA, BBNKB-KAA,
PBBKB dan P3ABT dan AT sebagian diserahkan kepada Kabupatenkota dengan ketentuan sebagai berikut : 1 minimum 30 dari penerimaan PKB-KAA dan
BBN-KAA, 2 minimum 70 dari penerimaan PBB-KB, 3 minimum 70 dari penerimaan P3ABT dan AP.
Pengalihan bagian penerimaan pajak daerah provinsi tersebut lebih lanjut diatur dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi dengan
memperhatikan aspek pemerataan dan potensi antar daerah kabupatenkota dalam provinsi
yang bersangkutan.
Sedangkan penggunaan
bagian daerah
kabupatenkota diatur dan ditetapkan oleh daerah itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Penerimaan pajak kabupaten juga harus dialokasikan minimum 10 untuk kepentingan desa. Pengaturan mengenai alokasi pajak tersebut didasarkan
pada aspek pemerataan dan potensi yang dimiliki oleh desa-desa yang bersangkutan. Penerimaan pajak kabupatenkota tertentu, gubernur mengambil
kebijakan untuk membagikan sebagian hasil penerimaan pajak tersebut kepada kabupatenkota lainnya.
Jenis pajak daerah yang dipungut kabupatenkota : Pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan bahan galian C,
parker.
B. Retribusi