Daerah selanjutnya disingkat dengan sebutan PP No. 652001 dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah selanjutnya disingkat
dengan sebutan PP No. 662001. Pelaksanaan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah tersebut dilakukan melalui produk hukum berupa peraturan
daerah, selanjutnya disingkat dengan sebutan Perda. Pada sisi lain berjalannya pelaksanaan otonomi yang seluas-luasnya bagi daerah dalam membiayai daerah,
memberikan peluang untuk menggali potensi daerah melalui pungutan daerah berupa Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai sumber pendapatan asli daerah
ke dalam penetapan kebijakan hukum berupa Perda. Di samping itu adanya rumor yang berkembang, sejak era reformasi terkesan pada setiap daerah saling
berlomba memperbesar tingkat pendapatan asli daerahnya melalui instrumen pajak daerah dan retribusi daerah, sehingga dinilai telah menambah beban bagi
investor yang mau berusaha atau menanamkan modalnya di daerah yang bersangkutan Ridho,2011.
2.1.2 Dana Alokasi Umum DAU
Dana Alokasi Umum DAU adalah dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai
kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Alokasi Umum DAU merupakan dana transfer antar tingkat pemerintahan yang
tidak terkait dengan program pengeluaran tertentu. Dana Alokasi Umum DAU dialokasikan dengan tujuan pemerataan
dengan memperhatikan potensi daerah, luas daerah, keadaan geografi, jumlah
Universitas Sumatera Utara
penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat di daerah, sehingga perbedaan antara daerah yang maju dan daerah yang belum berkembang dapat diperkecil.
Dana Alokasi Umum DAU untuk suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiscal dan alokasi dasar. Celah fiskal adalah kebutuhan fiskal dikurangi
dengan kapasitas fiskal daerah. Sedangkan alokasi dasar adalah alokasi sejumlah dana yang dihitung berdasarkan jumlah gaji pegawai negeri sipil daerah.
Kebutuhan fiskal daerah merupakan kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan umum. Setiap kebutuhan pendanaan diukur secara
berturut-turut dengan jumlah penduduk, luas wilayah, Indeks kemahalann kontruksi, Produk Domestik Regional Bruto per kapita dan Indek pembangunan
manusia. Proporsi DAU antara daerah provinsi dengan daerah kabupatenkota ditetapkan
berdasarkan imbangan
kewenangan antara
provinsi dan
kabupatenkota. Dana Alokasi Umum DAU atas dasar celah fiskal untuk suatu daerah
provinsi dihitung berdasarkan perkalian bobot daerah provinsi yang bersangkutan dengan jumlah DAU seluruh daerah provinsi. Bobot daerah provinsi merupakan
perbandingan celah fiscal daerah provinsi bersangkutan dan total celah fiscal seluruh daerah provinsi.
Dana Alokasi Umum DAU atas dasar celah fiscal untuk daerah kabupatenkota dihitung berdasarkan perkalian bobot daerah kabupatenkota yang
bersangkutan dengan jumlah DAU seluruh daerah kabupatenkota. Bobot daerah kabupatenkota
merupakan perbandingan
antara celah
fiscal daerah
kabupatenkota yang bersangkutan dan total celah fiscal seluruh daerah kabupatenkota.
Universitas Sumatera Utara
Daerah yang memiliki nilai celah fiscal sama dengan nol menerima DAU sebesar alokasi dasar. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal negative dan nilai
negatife tersebut lebih kecil dari alokasi dasar menerima DAU sebesar alokasi dasar setelah dikurangi nilai celah fiskal. Daerah yang memiliki nilai celah fiskal
negatife dan nilai negatife tersebut lebih besar dari alokasi dasar tidak menerima DAU.
Data untuk menghitung kebutuhan fiskal dan kapasitas diperoleh dari lembaga statistik pemerintah danatau lembaga pemerintah yang berwenang
menerbitkan data yang dapat dipertanggung jawabkan. Pemerintah merumuskan formula dan perhitungan DAU dengan memperhatikan pertimbangan dari Dewan
Pertimbangan Otonomi Daerah DPOD. Hasil perhitungan DAU per provinsi dan KabupatenKota ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Rincian DAU untuk
masing-masing daerah disampaikan oleh DPOD Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah. Penyaluran DAU pada masing-masing kas daerah dilaksanakan oleh
Menteri Keuangan setiap bulan masing-masing sebesar 112 dari DAU daerah yang bersangkutan.
Berdasarkan Undang-undang No.33 tahun 2004 pengalokasian DAU ditentukan atas besar kecilnya celah fiskal fiscal gap suatu daerah, yang
merupakan selisih antara kebutuhan daerah fiscal need dan potensi daerah fiscal capacity. Apabila suatu daerah memiliki potensi fiscal dan pertumbuhan ekonomi
yang besar tetapi kebutuhan fiscal kecil maka akan memperoleh alokasi DAU yang relative kecil. Sebaliknya untuk daerah yang potensi fiskalnya kecil dan
pertumbuhan ekonomi yang kecil sedangkan kebutuhan fiskalnya besar maka
Universitas Sumatera Utara
akan memperoleh alokasi DAU yang relative besar Subchan dan Sudarman,2007.
Berdasarkan PERMENDAGRI No. 26 Tahun 2006 tentang pedoman penyusunan APBD bahwa penggunaan Dana Perimbangan DAU agar
diprioritaskan penggunaannya untuk mendanai gaji tunjangan, kesejahteraan pegawai, kegiatan operasi pemeliharaan serta pembangunan fisik sarana dan
prasarana dalam rangka peningkatan pelayanan dasar pelayanan umum yang dibutuhkan masyarakat.
Dana Alokasi Umum merupakan salah satu alat bagi pemerintah pusat dalam pemerataan pembangunan di Indonesia yang tujuannya untuk mengurangi
ketimpangan dalam kebutuhan pembiayaan dan penguasaan pajak antara pusat dan daerah telah diatasi dengan adanya perimbangan keuangan antara pusat dan
daerah.
2.1.3 Dana Alokasi Khusus DAK