Gambar 5.3 Histogram Uji Normalitas
Sumber : Hasil penelitian, 2014 Data diolah Gambar 5.3 menunjukkan bahwa data yang digunakan berdistribusi
normal karena grafik histogram mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram memenuhi pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
b.Grafik P-P Plot Setelah Transformasi
Gambar 5.4 Grafik P- P Plot
Sumber : Hasil penelitian, 2014 Data diolah Dari grafik P-PPlot diatas data tersebut normal karena grafik P-PPlot
menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
Universitas Sumatera Utara
garis diagonal grafik P-Plot, pola ini menunjukkan bahwa masing-masing variabel berdistribusi secara normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
c. Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Transformasi
Tabel 5.2 Hasil Pengujian One Sample Kolmogorov Smirnov Test
Unstandardized Residual N
69 Normal
Parameters
a
Mean 1.448614E1
Std. Deviation .9180818
Most Extreme Differences
Absolute .068
Positive .041
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z .568
Asymp. Sig. 2-tailed .903
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Hasil penelitian, 2014 Data diolah Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov tersebut, nilainya signifikan 0.903
yaitu diatas 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi secara normal.
5.2.1.3 Uji Multikolinearitas Setelah Transformasi
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk dapat melihat tidaknya multikolinearitas dengan melihat angka Tolerance dan Variance
Inflation Factor VIF, kriterianya jika nilai Tolerance 0.1 dan nilai VIF 10, Ghozali 2006, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas
dengan variabel bebas lainnya. Hasil pengujian multikolinearitas pada variabel PAD,DAU dan DAK
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3 Uji Multikolinearitas Setelah Transformasi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant -5.424
5.735 -.946 .348
PAD_LN .635
.137 .502 4.632 .000
.837 1.195 DAU_LN
.310 .192
.170 1.614 .111 .887 1.127
DAK_LN .193
.291 .068 .661 .511
.931 1.074 a. Dependent Variable: PDRB_LN
Sumber : Hasil penelitian, 2014 Data diolah
Dari tabel diatas terlihat bahwa variabel independen yaitu PAD,DAU dan DAK tidak terjadi multikolinearitas karena nilai Tolerance 0,10 dan VIF 10.
Hal ini menunjukkan bahwa indikator variabel independen dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi.
5.2.1.4 Uji Autokorelasi Setelah Transformasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 sebelumnya. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi ditentukan berdasarkan kriteria berikut Ghozali, 2006.
a. Jika 0 d dl maka tidak ada autokorelasi positif, hasilnya tolak keputusan.
b. Jika dl d du maka tidak ada autokorelasi positif, hasilnya no decision.
c. Jika 4
– dl d 4 maka tidak ada auto korelasi negatif, hasilnya tolak keputusan.
d. Jika 4
– du d 4 – dl maka tidak ada auto korelasi negatif, hasilnya no decision.
Universitas Sumatera Utara
e. Jika du d 4
– du maka tidak ada auto korelasi, positif atau negatif, hasilnya keputusan tidak ditolak.
Tabel 5.4 Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .602
a
.362 .333
.7498682 .850
a. Predictors: Constant, DAK_LN, DAU_LN, PAD_LN b. Dependent Variable: PDRB_LN
Sumber : Hasil Penelitian,2014 Data Diolah Dari hasil uji autokorelasi diatas, nilai Durbin Watson sebesar 0.850
Sedangkan dilihat dari DW untuk 3 variabel independen k = 3 dan banyak data adalah 69, untuk level signifikan 0,05, maka diperoleh DL sebesar 1.5205 dan DU
sebesar 1.7015 sehingga 0 ≤ D ≤ DL = 0 ≤ 0.850 ≤ 1.5205. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif, hasilnya tolak keputusan.\
5.2.2 Uji Hipotesis 5.2.2.1 Uji F
Uji F simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus secara
bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Dari hasil pengujian SPSS maka nilai Anova dalam uji F adalah sebagai berikut :
Tabel 5.5 Uji F ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
Universitas Sumatera Utara
1 Regression 20.766
3 6.922
12.310 .000
a
Residual 36.550
65 .562
Total 57.315
68
a. Predictors: Constant, DAK_LN, DAU_LN, PAD_LN b. Dependent Variable: PDRB_LN
Sumber : Hasil penelitian, 2014 Data diolah
Dari hasil uji F di atas, nilai signifikansinya 0,05 0,000 0,05 sedangkan F tabel =12.310; F hitung = 2,75 artinya F table F hitung maka H
o
ditolak, H
a
diterima sehingga dapat diambil kesimpulan maka secara simultan variabel independen Total PAD, Total DAU dan Total DAK berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel independen Total PDRB.
5.2.2.2 Uji t
Uji t parsial adalah untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Dari hasil pengujian SPSS maka nilai
uji t adalah sebagai berikut :
Tabel 5.6 Uji t Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant -5.424
5.735 -.946
.348 PAD_LN
.635 .137
.502 4.632 .000
DAU_LN .310
.192 .170 1.614
.111 DAK_LN
.193 .291
.068 .661 .511
a. Dependent Variable: PDRB_LN Sumber : Hasil penelitian, 2013 Data diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil uji t diatas, maka secara parsial pengaruh masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan sebagai
berikut : 1. Nilai signifikansi X1 Total PAD = 0.000 0.05. Artinya nilai
signifikansi 0.05 sehingga Ho ditolak Ha diterima maka ada pengaruh signifikan secara parsial antara X1 Total PAD terhadap Y Total
PDRB. 2. Nilai signifikan X2 Total DAU = 0.111 0.05. Artinya nilai
signifikansi 0.05 sehingga Ho diterima Ha ditolak maka ada pengaruh tetapi tidak signifikan secara parsial antara X2 Total DAU terhadap Y
Total PDRB. 3. Nilai signifikan X3 Total DAK = 0.511 0.05. Artinya nilai
signifikansi 0.05 sehingga Ho diterima Ha ditolak maka ada pengaruh tetapi tidak signifikan secara parsial antara X3 Total DAK terhadap Y
Total PDRB. Dari uji t diatas maka,
X1 : t hitung = 4.632, t tabel = 1.667 maka Ho ditolak Ha diterima artinya PAD berpengaruh signifikan terhadap PDRB.
X2 : t hitung = 1.614, t tabel = 1.667 maka Ho diterima Ha ditolak artinya DAU berpengaruh tidak signifikan terhadap PDRB.
X3 : t hitung = 0.661, t tabel = 1.667 maka Ho diterima Ha ditolak artinya DAK berpengaruh tidak signifikan terhadap PDRB.
Dari uraian di atas maka dengan demikian dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Y = -5,424 + 0,635 X1 + 0,310X2 + 0,193 X3 + ε
Dari persamaan nilai konstanta sebesar -5,424 artinya apabila variabel Total PAD X
.1
, Total DAU X
2
dan Total DAK X
3
diasumsikan nol, maka nilai Total PDRB Y akan menurun sebesar 5.424. Nilai koefisien beta PAD
bernilai 0,635 yang bermakna bahwa PAD bernilai positif terhadap PDRB tetapi dari segi signifikansi bahwa nilai signifikan PAD bernilai 0,000 berarti pengaruh
PAD secara langsung signifikan terhadap peningkatan PDRB di Provinsi Aceh. Nilai koefisien beta DAU bernilai 0,310 yang bermakna bahwa PAD bernilai
positif terhadap PDRB tetapi dari segi signifikansi bahwa nilai signifikan DAU bernilai 0,111 berarti pengaruh DAU secara langsung tidak signifikan terhadap
peningkatan PDRB di Provinsi Aceh. Nilai koefisien beta DAK bernilai 0,193 yang bermakna bahwa DAK bernilai positif terhadap PDRB tetapi dari segi
signifikansi bahwa nilai signifikan DAU bernilai 0,511 berarti pengaruh DAK secara langsung tidak signifikan terhadap peningkatan PDRB di Provinsi Aceh.
5.2.2.3 Koefisien Determinasi
Hasil Koefisien Determinasi R² adalah sebagai berikut :
Tabel 5.7 Uji R²
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .602
a
.362 .333
.7498682 .850
a. Predictors: Constant, DAK_LN, DAU_LN, PAD_LN b. Dependent Variable: PDRB_LN
Sumber : Hasil penelitian, 2014 Data diolah
Universitas Sumatera Utara
Dari uji koefisien determinasi diatas, nilai R-square adalah 0.362. Hal ini berarti 36.2 variabel dependen total PDRB dapat dijelaskan oleh ketiga variabel
independen diatas total PAD, total DAU dan total DAK sedangkan sisanya yaitu 63.8 100 - 36.2 dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan
dalam penelitian ini.
5.2.3 Uji Persamaan I Hipotesis 2
Pada uji hipotesis 2 melihat secara langsung pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus terhadap belanja modal. Hasil
dapat dilihat pada Tabel 5.10 berikut ini :
Tabel 5.8 Pengujian Persamaan 1 Hipotesis 2
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant 8.716
3.689 2.363
.021 PAD_LN
.040 .088
.057 .452
.653 .837
1.195 DAU_LN
-.004 .123
-.004 -.035
.972 .887
1.127 DAK_LN
.513 .187
.330 2.737
.008 .931
1.074 a. Dependent Variable: BM_LN
Sumber : Hasil penelitian,2014 Data diolah Dari table diatas maka coefficients persamaan regresi yang didapat adalah :
Z = 8.716 + 0.040X1 – 0.004X2 + 0.513X3 + ε
Dimana : Z
= Belanja Modal X1
= PAD X2
= DAU X3
= DAK Ε
= Error
Dari persamaan nilai konstanta sebesar 8.716 artinya apabila variabel Total PAD X
.1
, Total DAU X
2
dan Total DAK X
3
diasumsikan nol maka
Universitas Sumatera Utara
nilai Total Belanja Modal Z akan meningkat sebesar 8.716. Nilai koefisien beta PAD bernilai 0.040 yang bermakna bahwa PAD bernilai positif terhadap
Belanja Modal tetapi dari segi signifikansi bahwa nilai siginifikan PAD bernilai 0.653 berarti pengaruh PAD secara langsung tidak signifikan terhadap
peningkatan Belanja Modal di Provinsi Aceh. Nilai koefisien beta DAU bernilai -0.004 yang bermakna bahwa DAU bernilai negatif terhadap Belanja Modal tetapi
dari segi signifikansi bahwa nilai siginifikan DAU bernilai 0.972 berarti pengaruh DAU secara langsung tidak signifikan terhadap peningkatan Belanja Modal di
Provinsi Aceh. Nilai koefisien beta DAK bernilai 0.513 yang bermakna bahwa DAK bernilai positif terhadap Belanja Modal tetapi dari segi signifikansi bahwa
nilai siginifikan DAK bernilai 0.008 berarti pengaruh DAK secara langsung signifikan terhadap peningkatan Belanja Modal di Provinsi Aceh.
5.2.4 Uji Persamaan II Hipotesis 2
Pada uji persamaan 2 hipotesis 2 dilakukan untuk melihat pengaruh tidak langsung pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus
terhadap pertumbuhan ekonomi melalui belanja modal sebagai variabel intervening
Tabel 5.9 Pengujian Persamaan II Hipotesis 2
Sumber : Hasil penelitian, 2014 Data diolah
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant -4.489
6.009 -.747 .458
PAD_LN .639
.138 .505
4.631 .000 .834
1.199 DAU_LN
.309 .193
.169 1.602 .114
.887 1.127
DAK_LN .248
.309 .087
.801 .426 .835
1.197 BM_LN
-.107 .194
-.059 -.553 .582
.879 1.138
a. Dependent Variable: PDRB_LN
Universitas Sumatera Utara
Dari table diatas maka koefisien persamaan regresi yang didapat adalah :
Y = -4.489 + 0.639X1 + 0.309X2 + 0.248X3 – 0.107Z + ε
Dimana : Y
= PDRB Z
= Belanja Modal X1
= PAD X2
= DAU X3
= DAK Ε
= Error
Dari persamaan nilai konstanta sebesar -4.489 artinya apabila variabel Total PAD X
.1
, Total DAU X
2
, Total DAK X
3
dan Total Belanja Modal Z diasumsikan nol maka nilai Total PDRB Y akan menurun sebesar 4.489. Nilai
koefisien beta PAD bernilai 0.639 yang bermakna bahwa PAD bernilai positif terhadap PDRB tetapi dari segi signifikansi bahwa nilai siginifikan PAD bernilai
0.000 berarti pengaruh PAD secara tidak langsung signifikan terhadap peningkatan PDRB melalui belanja modal pada Provinsi Aceh. Nilai koefisien
DAU bernilai 0.309 yang bermakna bahwa DAU bernilai positif terhadap PDRB tetapi dari segi signifikansi bahwa nilai siginifikan DAU bernilai 0.114 berarti
pengaruh DAU secara tidak langsung tidak signifikan terhadap peningkatan PDRB melalui belanja modal pada Provinsi Aceh. Nilai koefisien DAK bernilai
0.248 yang bermakna bahwa DAK bernilai positif terhadap PDRB tetapi dari segi signifikansi bahwa nilai siginifikan DAK bernilai 0.426 berarti pengaruh DAK
secara tidak langsung tidak signifikan terhadap peningkatan PDRB melalui belanja modal pada Provinsi Aceh. Nilai koefisien Belanja Modal bernilai -0.107
yang bermakna bahwa Belanja Modal bernilai negatif terhadap PDRB tetapi dari segi signifikansi bahwa nilai siginifikan Belanja Modal bernilai 0.582 berarti
Universitas Sumatera Utara
pengaruh Belanja Modal secara tidak langsung tidak signifikan terhadap peningkatan PDRB di Provinsi Aceh.
5.2.5 Uji Persamaan III Hipotesis 2
Pada uji persamaan 3 hipotesis 2 dilakukan untuk melihat pengaruh
langsung Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi, hal ini dapat dilihat pada table 5.13 berikut ini :
Tabel 5.10 Uji Persamaan III Hipotesis 2
Sumber : Hasil penelitian,2014 Data diolah Dari tabel diatas maka koefisien persamaan regresi yang didapat adalah :
Y = 12.772 + 0.094Z + ε
Dimana : Y
= PDRB Z
= Belanja Modal E
= Error
Dari persamaan nilai konstanta sebesar 12.772 artinya apabila variabel Total Belanja Modal Z diasumsikan nol maka nilai Total PDRB Y akan
meningkat sebesar 12.772. Nilai koefisien beta Belanja Modal bernilai 0.090 yang bermakna bahwa Belanja Modal bernilai positif terhadap PDRB tetapi dari
segi signifikansi bahwa nilai siginifikan Belanja Modal bernilai 0.674 berarti
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant 12.772
4.057 3.148
.002 BM_LN
.094 .223
.052 .423
.674 1.000
1.000 a.Dependent Variable: PDRB_LN
Universitas Sumatera Utara
pengaruh Belanja Modal secara langsung tidak signifikan terhadap peningkatan PDRB di Provinsi Aceh.
5.2.6 Analisis Jalur Path Analysis dan Dekomposisi
Analisis jalur Path Analysis dalam penelitian ini digambarkan melalui diagram jalur path analysis seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Variabel Independen Variabel Intervening
Variabel Dependen
PAD X1
0.057 0.502
-0.004 0.052
0.170 0.330 0.068
Gambar 5.5 Analisis Jalur Hubungan Variabel PAD X1, DAU X2, DAKX3, Belanja Modal Z, Pertumbuhan Ekonomi Y
Untuk mengetahui pengaruh langsung, tidak langsung selanjutnya dilakukan transformasi koefisien jalur sebagaimana terlihat pada Gambar 5.5 di atas,
kedalam tabel analisis dekomposisi dibawah ini :
Tabel 5.11 Analisis Dekomposisi Pengaruh PAD X1, DAU X2, DAK X3 terhadap PDRB Y baik secara langsung maupun melalui
Belanja Modal Z sebagai variabel Intervening
DAU X2
DAK X2
Pengaruh Keterangan
Langsung Tidak Langsung
IE
X1 terhadap Z
0,04
X2 terhadap Z
-0,004
Belanja Modal Z
Pertumbuhan Ekonomi Y
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Hasil penelitian, 2014 Data diolah Dari table hasil penelitian diatas dapat dimaknai sebagai berikut :
1. Koefisien regresi pengaruh langsung PAD X1 tehadap PDRB Y adalah 0,639, sedangkan pengaruh tidak langsung PAD melalui BMZ terhadap
PDRB Y adalah 0.00376. Artinya pengaruh langsung pengaruh tidak
langsung 0.639 0.00376. Maka disimpulkan bahwa BM bukan merupakan variabel intervening.
2. Koefisien regresi pengaruh langsung DAU X2 terhadap PDRB Y adalah 0.309, sedangkan pengaruh tidak langsung PAD melalui BMZ terhadap
PDRB Y adalah -0.000376. Artinya pengaruh langsung pengaruh tidak
langsung 0.309 -0.000376. Maka disimpulkan bahwa BM bukan merupakan variabel intervening,
3. Koefisien regresi pengaruh langsung DAK X3 tehadap PDRB Y adalah 0.248 sedangkan pengaruh tidak langsung PAD melalui BM Z terhadap
PDRB Y adalah 0.048222. Artinya pengaruh langsung pengaruh tidak langsung 0.248 0.048222. Maka disimpulkan bahwa BM bukan merupakan
variabel intervening.
5.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Pada pembahasan sebelumnya dapat dianalisis hipotesis pertama yang menguji pengaruh secara langsung PAD,DAU,DAK terhadap Pertumbuhan
X3 terhadap Z
0,513
Z terhadap Y 0,094
X1 terhadap Y
0,639 0,00376
X2 terhadap Y
0,309 -0,000376
X3 terhadap Y
0,248 0,048222
Universitas Sumatera Utara
Ekonomi dan hipotesis kedua yang menguji pengaruh PAD, DAU, DAK terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai variabel intervening.
Hasil pengujian hipotesis pertama yang menunjukkan secara simultan variabel PAD, DAU, DAK berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi. Secara parsial variabel PAD menunjukkan pengaruh signifikan terhadap PDRB namun DAU dan DAK berpengaruh tidak signifikan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak 2008 dan Panjaitan 2011.
Hasil pengujian persamaan pertama hipotesis kedua secara langsung menunjukkan bahwa PAD dan DAU mempunyai pengaruh tidak signifikan
terhadap Belanja Modal namun DAK mempunyai pengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Muis 2012.
Hasil pengujian persamaan kedua hipotesis kedua yang menunjukkan bahwa secara tidak langsung PAD yang berpengaruh signifikan terhadap
Pertumbuhan Ekonomi melalui Belanja Modal sebagai variabel intervening, DAK dan DAU secara tidak langsung menunjukkan pengaruh tidak signifikan terhadap
PDRB melalui Belanja Modal sebagai variabel intervening. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan 2011.
Hasil pengujian persamaan ketiga hipotesis kedua yang menunjukkan bahwa ada pengaruh langsung tidak signifikan Belanja Modal terhadap
Pertumbuhan Ekonomi berarti Belanja Modal bukanlah variabel intervening. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan 2011, Ramzuhri
2008, Risuhendi 2012.
Universitas Sumatera Utara
Kewenangan Pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi sangat dipengaruhi oleh daerah tersebut dalam menghasilkan pendapatan daerahnya.
Semakin besar upaya maksimalisasi Pendapatan Asli Daerah yang dilakukan suatu daerah maka semakin besar pula kewenangan pemerintah daerah dalam
melaksanakan kebijakannya. Provinsi Aceh yang beberapa tahun lalu mengalami masalah ekonomi
dikarenakan bermacam masalah diantaranya terjadi konflik intern dan musibah tsunami kembali bangkit untuk memajukan perekonomiannya. Apabila dilihat dari
segi Pendapatan Asli Daerahnya Provinsi Aceh masih rendah dibandingkan Provinsi lain di Indonesia apalagi masih banyak daerah-daerah yang belum maju
diantaranya Kota Subulussalam, Kabupaten Pidie Jaya daerah pemekaran tahun 2007, Kabupaten Aceh Tenggara dan kabupaten Aceh Singkil. Provinsi Aceh
masih terus bangkit dan berbenah demi kemajuan daerahnya, hal ini dapat kita lihat dimana terdapat pembangunan-pembanguana pasca Tsunami dan sarana
prasarana untuk masyarakat yang didanai oleh PAD, maka Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Aceh dipengaruhi oleh Pendapatan Asli Daerah PAD.
Dana Alokasi Umum DAU yang dialokasikan pada KabKota Provinsi Aceh merupakan dana yang berasal dari APBN tujuannya untuk pemerataan
keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Provinsi Aceh yang baru bangkit untuk memajukan
daerahnya sangat bergantung kepada dana transfer ini. Dalam penelitian ini DAU berpengaruh tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Aceh
karena DAU digunakan untuk Belanja Pegawai.
Universitas Sumatera Utara
Dana Alokasi Khusus DAK yang juga berasal dariAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN yang dialokasikan untuk membantu membiayai
kebutuhan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional yang juga merupakan prioritas daerah. Dalam penelitian ini DAK
berpengaruh tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Aceh karena DAK biasanya digunakan apabila dana PAD dan DBH tidak mampu
mendanai kegiatan pemerintah. Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan asset
tetap dan asset lainnya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Dalam penelitian ini Belanja Modal mempunyai pengaruh tidak
signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Aceh. Karena peningkatan Pertumbuhan Ekonomi lebih dipengaruhi secara langsung oleh peningkatan PAD
dan DAU.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan mengenai
PAD, DAU, DAK terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai variabel intervening adalah sebagai berikut :
1. Hasil pengujian hipotesis pertama yang menunjukkan secara simultan variabel PAD, DAU, DAK berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
Secara parsial variabel PAD menunjukkan pengaruh signifikan terhadap PDRB namun DAU dan DAK berpengaruh tidak signifikan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi. 2. Hasil pengujian persamaan pertama hipotesis kedua yang secara langsung
menunjukkan bahwa PAD, DAU berpengaruh tidak signifikan terhadap Belanja Modal namun DAK berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal.
3. Hasil pengujian persamaan kedua hipotesis kedua yang menunjukkan bahwa secara tidak langsung PAD yang berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan
Ekonomi melalui Belanja Modal sebagai variabel intervening sedangkan DAU dan DAK secara tidak langsung berpengaruh tidak signifikan terhadap PDRB
melalui Belanja Modal. 4. Hasil pengujian persamaan ketiga hipotesis kedua yang menunjukkan bahwa
Belanja Modal berpengaruh tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi berarti Belanja Modal bukanlah variabel intervening.
69
Universitas Sumatera Utara