Tabel 2.1. Parameter pencemar Udara No
Parameter Udara bersih
Udara tercemar 1.
Bahan partikel 0,01-0,02 mgm3
0,07- 0,7 mgm3
2.
SO
2
0,003-0,02 ppm 0,02- 2 ppm
3.
CO 1 ppm
5- 200 ppm
4. NO
2
0,003- 0,02 ppm 0,02
– 0,1 ppm
5. CO
2
310- 330 ppm 350
– 700 ppm
6. Hidrokarbon
1 ppm 1
– 20 ppm
Sumber : Buletin Who dalam Mukono, 2005
2.1.2. Penyebab Pencemaran Udara
Menurut Sunu 2001, secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu:
a. Karena faktor internal secara alamiah yaitu:
1 Debu yang beterbangan akibat tiupan angin misalnya debu jalan raya.
2 Abu debu yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi beserta gas-gas
vulkanik. 3
Proses pembusukan sampah organik. b.
Karena faktor eksternal akibat ulah manusia yaitu: 1
Hasil pembakaran bahan bakar fosil. 2
Debuserbuk dari kegiatan industri. 3
Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Klasifikasi Bahan Pencemar Udara
Bahan pencemar udara atau polutan dapat dibagi menjadi dua bagian Mukono, 2006 yaitu:
1. Polutan primer
Polutan primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu dan dapat berupa:
a. Polutan gas terdiri dari:
1. Senyawa karbon, yaitu hidrokrbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon
oksida CO atau CO
2
. 2.
Senyawa sulfur, yaitu sulfur oksida. 3.
Senyawa nitrogen, yaitu nitrogen oksida dan amoniak 4.
Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hidrogen klorida, hidrokarbon terklorinasi, dan bromin.
b. Partikel
Partikel dalam atmosfer mempunyai karakteristik spesifik, dapat berupa zat padat maupun suspensi aerosol cair. Bahan partikel tersebut dapat berasal dari
proses kondensasi, proses dispersi proses menyemprot spraying maupun proses erosi bahan tertentu. Asap smoke seringkali dipakai untuk menunjukkan
campuran bahan partikulat paticulate matter, uap fumes, gas dan kabut mist Mukono, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Adapun yang dimaksud dengan: 1
Asap, adalah partikel karbon yang sangat halus sering disebut jelaga dan merupakan hasil dari pembakaran yang tidak sempurna.
2 Debu, adalah partikel padat yang dihasilkan oleh manusia atau alam dan
merupakan hasil proses pemecahan suatu bahan. 3
Uap, adalah partikel padat yang merupakan hasil dari proses sublimasi, distilasi atau reaksi kimia.
4 Kabut, adalah partikel cair dari reaksi kimia dan kondensasi uap air.
Berdasarkan ukuran, secara garis besar partikel dapat merupakan suatu: 1.
Partikel debu kasar coarse particle, jika diameternya 10 mikron. 2.
Partikel debu, uap dan asap, jika diameternya diantara 1 - 10 mikron. 3.
Aerosol, jika diameternya 1 mikron. Penyebab pencemaran lingkungan di atmosfer biasanya berasal dari sumber
kendaraan bermotor dan atau industri. Bahan pencemar yang dikeluarkan antara lain adalah gas NO
2
, SO
2
, SO
3
, ozon, CO, HC, dan partikel debu. Gas NO
2
, SO
2
, HC dan CO dapat dihasilkan dari proses pembakaran oleh mesin yang menggunakan
bahan bakar yang berasal dari bahan fosil Mukono, 2008. Menurut Agusnar 2007 sumber polusi utama berasal dari transportasi,
dimana hampir 60 dari polutan yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida dan sekitar 15 terdiri dari hidrokarbon, Sumber- sumber polusi lainnya misalnya
pembakaran, proses industri, pembuangan limbah, dan lain-lain.
2. Polutan sekunder
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mukono, 2005, polutan sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia, sebagai contoh
adalah disosiasi NO
2
yang menghasilkan NO dan O radikal. Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1 Konsentarsi relatif dari bahan reaktan
2 Derajat foto aktivasi
3 Kondisi iklim
4 Topografi lokal dan adanya embun
Polutan sekunder ini mempunyai sifat fisik dan sifat kimia yang tidak stabil. Termasuk dalam polutan sekunder ini adalah ozon, Peroxy acyl Nitrat PAN dan
Formaldehida Mukono, 2011.
2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Udara
Beberapa keadaan cuaca yang dapat mempengaruhi kualiatas udara Junaidi, 2002 yaitu:
1. Suhu udara
Suhu udara dapat mempengaruhi konsentrasi pencemar udara. Suhu udara yang tinggi menyebabkan udara makin renggang sehingga konsentrasi
pencemar menjadi makin rendah. Sebaliknya pada suhu yang dingin keadaan udara makin padat sehingga konsentrasi pencemar di udara tampaknya makin
tinggi.
2. Kelembapan
Universitas Sumatera Utara
Kelembapan udara dapat mempengaruhi konsentrasi pencemar di udara. Pada kelembapan yang tinggi maka kadar uap air di udara dapat bereaksi dengan
pencemar udara, menjadi zat lain yang tak berbahaya atau menjadi pencemar sekunder.
3. Tekanan udara
Tekanan udara dapat mempercepat atau menghambat terjadinya suatu reaksi kimia antara pencemar dengan zat pencemar diudara atau zat-zat yang ada di
udara, sehingga pencemar udara dapat bertambah maupun berkurang 4.
Angin Angin adalah udara yang bergerak. Akibat pergerakan udara maka akan terjadi
suatu proses penyebaran sehingga dapat mengakibatkan pengenceran dari bahan pencemaran udara, sehingga kadar suatu pencemar pada jarak tertentu
sumber akan mempunyai kadar yang berbeda. Demikian juga halnya dengan arah dan kecepatan angin dapat mempengaruhi kadar bahan pencemar
setempat 5.
Sinar matahari Sinar matahari juga mempengaruhi kadar pencemar udara, karena dengan
adanya sinar matahari tersebut maka beberapa pencemar di udara dapat dipercepat atau diperlambat reaksinya dengan zat-zat lain di udara sehingga
sehingga kadarnya dapat berbeda menurut banyaknya sinar matahari yang
menyinari bumi. Demikian juga halnya mengenai banyaknya panas
Universitas Sumatera Utara
matahari yang sampai ke bumi, yang dapat mempengaruhi kadar pencemar udara
6. Curah hujan
Curah hujan yang merupakan suatu partikel air di udara yang bergerak dari atas jatu ke bumi, dapat menyerap pencemar gas tertentu kedalam partikel
air, serta dapat menangkap partikel debu baik yang inert maupun partikel debu yang lain, menempel pada partikel air dan di bawa jatuh ke bumi.
Dengan demikian pencemar dalam bentuk partikel dapat berkurang konsentrasinya akibat jatuhnya hujan.
2.1.5. Sumber Pencemaran Udara