Lama Bermukim dan Pekerjaan

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden 5.1.1. Umur Dari hasil analisis data yang diketahui bahwa karakteristik responden yaitu sebagian besar responden berumur 21-40 tahun sebanyak 66,7, sedangkan untuk rentang umur ≥ 41 sebanyak 30,3 dan untuk responden yang paling sedikit terdapat pada kelompok umur ≤ 3,0. Berdasarkan kelompok umur yang ditetapkan, maka dapat diketahui responden adalah berusia produktif.

5.1.2. Lama Bermukim dan Pekerjaan

Pada umumnya responden telah bermukim di kawasan industri kelapa sawit PTPN IV Sosa II Kabupaten Padang Lawas ini terdapat pada kelompok lama bermukim ≥ 5 tahun sebanyak 86,3. Sebagian besar responden tidak bekerja 74,3 sehingga sebagian besar responden hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. 5.2. Keluhan Gangguan Pernapasan di Kawasan Industri Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Sosa II Kabupaten Padang Lawas Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa responden yang mengalami keluhan gangguan pernapasan 45,4 dan responden yang mengalami keluhan gangguan pernapasan menurut jenis keluhannya yang terbanyak adalah keluhan batuk sebanyak 73,4, Sedangkan keluhan batuk darah sebanyak 3,3, keluhan sesak 6,7, keluhan pilek 13,3 dan keluhan sakit tenggorokan 3,3 responden. Jika umur dikaitkan dengan keluhan gangguan pernapasan, bahwa sebagian besar kelompok umur yaitu 21-40 tahun sebanyak 66,7, hal ini terjadi karena Universitas Sumatera Utara lebih banyaknya responden yang berumur 21- 40 tahun, dikarenakan kelompok umur tersebut merupakan kelompok umur produktif yang terus beraktivitas baik didalam maupun diluar rumah, Sehingga tingkat keterpaparan PM 10 dan CO lebih tinggi. Pada kelompok umur 21-40 tahun, maupun ≥ 41tahun, telah melewati pertumbuhan paru, sehingga beresiko beresiko terhadap terjadinya ganggua pernapasan. Umur 18-21 adalah saat dimana pertumbuhan paru sedang mencapai tingkat yang sangat baik Mukono, 2008. Menurut hasil penelitian, ada hubungan yang bermakna secara statistic antara umur dengan gejala pernafasan. Faktor umur berperan penting dengan kejadian penyakit dan gangguan kesehatan. Hal ini merupakan konsekuensi adanya fakor umur dengan: potensi kemungkinan untuk terpapar terhadap suatu sumber infeksi, tingkat imunitas kekebalan tubuh, aktivitas fisiologi berbagai jaringan yang mempengaruhi perjalanan penyakit seseorang Surya,1990 Berdasarkan lama bermukim, terlihat bahwa keluhan gangguan pernapasan terbanyak, terdapat pada responden ya ng bermukim ≥ 5 tahun 86,3. Hal ini terjadi mungkin dikarenakan semakin lama responden bermukim maka semakin besar tingkat paparan debu yang di alami oleh responden, sehingga terjadi akumulasi debu di dalam paru-paru. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Khairiah 2012 yang menunjukkan bahwa konsentrasi debu telah bermukim ≥ 2 tahun mencapai 84,2 sedangkan yang telah bermukim ≤ 2 tahun sebanyak 15,8 responden. Lama tinggal responden di daerah terpapar mempengaruhi paparan kronis udara yang tercemar dan akan meningkatkan morbiditas, terutama timbulnya gejala penyakit saluran pernapasan dan menurunnya fungsi paru Mukono, 2008. Universitas Sumatera Utara Jika kerja aktivitas luar rumah di kaitkan dengan keluhan gangguan pernapasan terdapat keluhan terbanyak pada responden yang tidak bekerja atau yang tinggal dirumah selama 24 jam sebanyak 56,7. Selain terjadi karena tingkat paparan, keluhan gangguan pernapasan juga dapat di pengaruhi oleh sistem pertahanan tubuh ataupun kekebalan seseorang yang terpapar debu yang sama. Sistem imunitas atau kekebalan sangat berperan dalam menyerang bahan polutan yang masuk kedalam tubuh manusia Sartono, 2002. Penyebab terjadinya PPOM salah satunya adalah pencemaran udara, hubungannya dengan gangguan pernapasan yaitu pada saat partikel masuk melalui saluran pernapasan akan meningkatkan jumlah kelenjar mukus dan sel goblet dan terjadi penyumbatan saluran pernapasan serta peningkatan tahanan aliran udara Mukono, 2008. Sumber debu dan karbon monoksida dari penelitian ini yaitu berasal dari pabrik dan pelintasan truk buah, dan sangat berpengaruh terhadap masyarakat yang tinggal dikawasan industri kelapa sawit dan tanaman sawit. Secara umum partikel yang mencemari udara dapat merusaki lingkungan, hewan dan manusia. Partikel – partikel tersebut sangat merugikan manusia, pada umumya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai penyakit saluran pernapasan. Pada saat orang menarik nafas, udara yang nmengandung partikel akan terhirup kedalam paru-paru. Ukuran partikel debu yang masuk kedalam paru-paru akan menentukan penempelan atau pengendapan partikel tersebut. Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron akan tertahan disaluran Universitas Sumatera Utara pernapasan bagian atas, sedangkan partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan di saluran pernapasan bagian tengah . Partikel yang berukuran lebih kecil, 1 sampai 3 mikron, akan masuk kedalam kantung paru-paru, menempel pada alveoli. Partikel yang lebih kecil lagi, kurang dari, kurang dari 1 mikron, akan ikut keluar saat nafas dihembuskan Whardana, 2004. Partikel berpengaruh terhadap tanaman terutama karena bentuknya debu, di mana debu jika bergabung dengan uap air atau air hujan akan membentuk kerak yang tebal pada permukaan daun yang tidak dapat dibilas oleh air hujan kecuali dengan menggosoknya. Lapisan kerak tersebut akan mengganggu berlangsungnya proses fotosintesis pada tanaman karena menghambat masuknya sinar matahari ke permukaan daun dan mencegah adanya pertukaran CO 2 dengan atmosfir, Akibatnya pertumbuhannya terganggu Kristanto,2002. Sedangkan jika karbon monoksida lebih dari 100 ppm akan menyebabkan tidak sadar, gagal pernapasan, dan kematian jika di hirup lebih dari 1 jam. Gejala keracunannya yaitu sakit kepala, badan lemah, mual, penglihatan kabur dan kecepatan bernapas Sartono, 2002 Kondisi lingkungan juga memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi konsentrsi udara. Sebagian radiasi pantulan dari permukaan bumi akan di serap oleh gas-gas dan partikel- partikel yang berada di udara sehingga dapat meningkatkan suhu udara. Kandungan gas-gas atmosfer secara konsisten berkurang dengan bertambahnya ketinggian. Selain itu angin, angin memiliki fungsi yang Universitas Sumatera Utara penting dalam mencampur lapisan udara sehingga keracunan terhadap gas- gas partikel dapat di hindari Lakitan, 1994.

5.3. Kadar Karbon Monoksida CO dan Debu PM