30
BAB II BATASAN INVENSI YANG DAPAT DI MOHONKAN PATENNYA
DI INDONESIA
A. Pengertian Invensi
Invensi menurut pengertian katanya merupakan suatu penciptaan yang menurut Dr. Soelistyo, S.H. LLM. adalah suatu wujud nyata dari suatu ciptaan,
yang mengandung makna dapat dibaca, didengar, atau dilihat sesuai dengan bentuk ciptaannya.
29
Menurut UU Paten Pasal 1 angka 2 invensi adalah ide dari inventor yang dituangkan kedalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang
spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan terhadap suatu produk ataupun proses.
30
Invensi merupakan ide yang lahir dari proses intelektualitas inventor yang membuahkan hasil dalam bentuk benda materil yang dapat diterapkan
dalam proses industri.
31
Istilah invensi digunakan untuk penemuan dan istilah inventor digunakan untuk penemu. Istilah penemuan diubah menjadi invensi,
dengan alasan istilah invensi berasal dari invention yang secara khusus digunakan dalam kaitannya dengan paten. Dengan ungkapan lain, istilah invensi
jauh lebih tepat bila dibandingkan penemuan, karena penemuan memiliki banyak sekali arti dalam katanya, dapat saja diartikan sebagai mendapatkan,
menghasilkan sesuatu yang bhilang, jika dilihat dalam bahasa lain contohnya bahasa Inggris juga dikenal pengertian penemuan dalam kata to discover, to find,
29
Dr. Henry Soelistyo, S.h. LL.M, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hal 51.
30
Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten.
31
Pasal 2 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten.
Universitas Sumatera Utara
31
dan to get serta dibandingkan dengan kata invensi atau Invention, kata to get, to find to discover ini sangatlah berbeda maknanya dengan kata to invent, kata
to get, to discover dan to find berarti menemukan sesuatu, sesuatu dapat berarti banyak baik penemuan, dan hal yang hilang, namun pada kata to invent yang
berasal dari kata invention yang bermakna sebagai kegiatan pemecahan masalah dibidang teknologi yang dapat berupa proses, atau hasil produksi atau
penyempurnaan dan pengembangan proses atau hasil produksi .
32
Ada beberapa pendapat sarjana mengenai pengertian invensi, yaitu pertama, Soekardo, yang mengatakan bahwa pendapatan invensi adalah suatu
hasil baru yang secara praktek dapat digunakan buat perindustrian.
33
Bidang perindustrian diartikan seluas-luasnya, termasuk pula hasil perkembangan
teknologi di bidang pertanian, misalnya mesin-mesin potong, bajak dan sebagainya. Kedua, Woerjati, beberapa istilah yang digunakan mengenai
istilah uitvinding, invention yang dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai “penemuan”.
34
Suatu invensi harus mengandung unsur langkah inventif, baik itu temuan baru maupun pengembangan dari temuan yang telah ada sebelumnya. Hal ini
yang memaksa inventor untuk terus mengembangkan dan menemukan, serta menuntut infentor untuk berfikir kreatif dalam menemukan suatu invensi,
sehingga suatu invensi memiliki mutu atau kualitas yang bagus yang bernilai tinggi.
32
Drs. Mormin S.Pakpahan, et all, edt., Kamus Hukum Ekonomi ELIPS, Jakarta, Proyek ELIPS, 2000, hal. 90.
33
Soekardono, Pidato Presiden Republik Indonesia.
34
Woerjati, Hak Paten, Jakarta, Rineka Cipta, 1999, hal 21.
Universitas Sumatera Utara
32
Adapun unsur lain yang harus dipenuhi dalam paten yaitu, unsur teknologi dan industry, dikarenakan invensi yang dapat dipatenkan harus dapat
diterapkan dalam bidang teknologi dan dapat diterapkan dalam industry. Invensi adalah suatu ciptaan atau perancangan baru yang belum ada
sebelumnya yang memperkaya khazanah serta dapat dipergunakan untuk menyempurnakan atau memperbarui ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
ada
35
. Dari ketentuan Pasal 6 UU Paten, diketahui bahwa paten sederhana diperuntukkan bagi invensi yang berbentuk produk atau alat yang sederhana dan
memiliki nilai praktis dari pada invensi sebelumnya.
B. Jenis dan Pengertian Paten