Pengembangan Invensi KETERKAITAN ANTAR INVENTOR DALAM SUATU TEMUAN

6 tahunan untuk pengelolaan kelangsungan berlakunya paten dan pencatatan lisensi. Paten biasa, di Indonesia dikenal pula jenis paten lain yang disebut paten sederhana. Jangka waktu perlindungan paten sederhana adalah 10 tahun terhitung sejak tahun penerimaan. 83

B. Pengembangan Invensi

Tidak ada pengertian dan pengaturan secara jelas mengenai apa itu pengembangan dalam UU Paten, hanya saja pada UU Paten mengatur bahwasanya paten dapat diperoleh melalui pengembangan invensi yang telah ada sebelumnya, yang mengandung langkah inventif dan dapat dipergunakan dalam bidang industri “Pasal 2 UU Paten”. Pengertian pengembangan, berdasarkan etimologi bahasa adalah perubahan yang progresif dan juga bersifat kontinyu ataupun berkesinambungan, adapun ciri-ciri perkembangan adalah: 1. Terjadinya perubahan dalam aspek. 2. Terjadinya perubahan dalam proporsi 3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama 4. Diperolehnya tanda-tanda yang baru Pada prinsipnya pengembangan berisikan suatu dasar yaitu merupakan proses yang tidak pernah berhenti “never ending procces” dan segala aspeknya saling berkaitan satu sama lainnya. 84 83 Pasal 9 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten. 84 Wikipedia bahasa, Pengertian Pengembangan, www.wikipedia.com. Universitas Sumatera Utara 7 Pengembangan pada umumnya mengikuti pola atau arah tertentu, artinya terjadi secara teratur sehingga hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Ada beberapa fator yang mempengaruhi dan berkaitan terhadap adanya pengembangan suatu invensi yaitu: 1. Perkembangan zaman. Seiring dengan perkembangan zaman maka terdapat pula perkembangan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, hal tersebut berkaitan dengan pengembangan invensi, karena sesuai dengan pengertian invensi yaitu merupakan ide dari inventor yang dituangkan ke dalam suatu pemecahan masalah di bidang teknologi sesuai dengan Pasal 1 UU Paten, pleh karenanya perkembangan zaman sangat berpengaruh terhadap pengembangan invensi. 2. Pemenuhan kebutuhan manusia. Sebagaimana yang kita ketahui, kebutuhan manusia semakin kompleks, oleh karenanya perlu dikembangkannya suatu invensi, hal tersebut juga tampak jelas bahwa invensi yang telah ada 10 tahun lalu sudah tidaklah lagi dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini, dan demikian pula invensi sekarang ini tidaklah dapat memenuhi kebutuhan manusia 10 tahun mendatang, oleh karenanya terdapat perkembangan invensi guna memenuhi kebutuhan manusia. Disini poisi manusia sebagai konsumen yang menurut Undang-Undang konsumen adalah setiap orang pemakai barang danjasa yang tersedia Universitas Sumatera Utara 8 dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan, definisi ini sesuai dengan pengertian bahwa konsumen merupakan pembeli barang danatau jasa tersebut. 3. Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Pendidikan, dan Kebudayaan. Berbagai permasalahan yang timbul dari pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dikarenakan kemajuan tersebut sangat mempengaruhi peradapan manusia.Sehingga manusia mencoba untuk mengembangkan segala sesuatu yang telah ada guna menjawab segala permasalahan tersebut, apa yang dewasa ini disebut dengan perkembangan baru dalam industry semua diasosiasikan dengan perubahan dalam pembangunan. Gejala tersebut sebenarnya bukan semata-mata baru, akan tetapi sebagai gerak revolusi dari yang telah ada sebelumnya. Oleh karenanya dapat kita katakan bahwasanya pengembangan invensi adalah suatu perubahan menuju kearah kesempurnaan yang di lakukan oleh inventor, dengan cara mengembangkan invensi yang sebelumnya telah ditemukan, dan menerapkan hal-hal yang baru didalamnya, yang tidak terpikirkan oleh pihak lain dan belum di temukan oleh pihak lain. Pengembangan daripada suatu invensi yang sebelumnya telah ditemukan dapat dicontohkan sebagai berikut. Pesawat Terbang pada jaman dahulu terbang menggunakan baling-baling, namun pada masa sekarang ini sudah mempergunakan mesin jet bahkan boeing, dapat kita lihat bahwasanya Universitas Sumatera Utara 9 penggunaan sistem baling-baling sudah kurang relevan pada masa sekarang ini, dan digantikan dengan sistem mesin jet yang lebih praktis dan lebih memaksimalkan kegunaannya baik dalam segi waktu dan keamanan, namun tidak merubah fungsi utama pesawat terbang tersebut, yaitu sebagai transportasi udara. Berdasarkan contoh diatas maka dapat kita simpulkan adanya suatu pengembangan didalamnya, diamana pengembangan tersebut menciptakan suatu kebaharuan. Maka terdapat suatu ikatan yang tidak terpisahkan antara Pengembangan dan kebaharuan, setiap kalinya ada pengembangan pasti akan ada sesuatu hal yang baru tercipta yang disebut dengan Kebaharuan. Adapun pengertian dari Invensi menurut UU Paten adalah pengembangan dibidang produk ataupun proses sesuai dengan Pasal 1 ayat 2 UU Paten tentang Paten, dimana dinyatakan bahwasanya invensi merupakan ide inventor yang dituangkan kedalam suatu pemecahan masalah ataupun dibidang teknologi dapat berupa produk ataupun proses, ataupun penyempurnaan dan pengembangan dari suatu produk ataupun proses. 85 Disamping itu dapat juga dikaitkan dengan pasal 2 UU Paten tentang paten dimana pada pasal ini disebutkan bahwasanya Paten diberikan untuk invensi yang baru dan mengandung langkah infentif, serta suatu invensi mengandung langkah Infentif jika invensi tersebut bagi seseorang yang mempunyai keahlian tertentu di bidang teknik merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya. Invensi adalah ide dari inventor yang dituangkan kedalam bentuk baik berupa bentuk dan proses. Inventif adalah sesuatu yang baru yang belum 85 Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten. Universitas Sumatera Utara 10 terpikirkan oleh orang lain, atau dengan kata lain adalah mengandung unsur kebaharuan, maka tidak menuntup kemungkinan adanya pembaharuan daripada suatu temuan yang sebelumnya telah dipergunakan yang sudah dianggap tidak lagi relevan untuk digunakan pada saat sekarang ini. Pengembangan Invensi tersebut pastinya memiliki hubunga dan mempengaruhi fungsi produksi, Menurut Dr. Winardi, SE Fungsi produksi memperlihatkan hubungan teknis antara macam input dan output. Fungsi produksi menyatakan kepada kita bahwa terdapat. Berbagai pilihan, antara kombinasi- kombinasi factor input yang beragam, dan menghasilkan output yang sama. 86 Dengan demikian untuk menghasilkan output yang baik maka diperlukannya pengembangan di input, sehingga berpengaruh kepada ouput.

C. Hak-Hak Inventor yang Baru

Dokumen yang terkait

Eksistensi Presidential Threshold Paska Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/Puu-Xi/2013

6 131 94

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Analisis Yuridis Pengurusan Harta Kekayaan Anak Angkat Dibawah Umur pada WNI Keturunan Tionghoa (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor : 2161 K/PDT/2011)

2 91 130

Efektivitas Penerapan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 179/K/SIP/1961 Di Dalam Persamaan Hak Mewaris Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Pada Masyarakat Suku Batak Toba Perkotaan (Studi Di Kecamatan Medan Baru)

2 68 122

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

Efektifitas Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilukada oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

3 55 122

SENGKETA PATEN BERKENAAN DENGAN SYARAT KEBARUAN DAN LANGKAH INVENTIF PADA INVENSI TEKNOLOGI MESIN SEPEDA MOTOR (Studi Putusan Mahkamah Agung RI Nomor :802k/Pdt.Sus/2011)

1 17 69