38
Dalam segi permohonannya, terdapat perbedaan dalam segi perolehan paten biasa dan paten sederhana, adapun perbedaan perolehan tersebut antara
lain: 1.
Permohonan pemeriksaan subtantif atas paten sederhana dapat dilakukan bersamaan pengajuan permohonan atau paling lama enam bulan
terhitung sejak tanggal penerimaan. 2.
Dalam memeriksa pemeriksaan subtantif Ditjen HKI hanya memeriksa kebaharuan saja, yaitu dengan melihat tanggal penerimaan invensi yang
dipatenkan dengan teknologi yang sebelumnya telah dipatenkan. Sesuai dengan Pasal 3 UU Paten.
48
C. Invensi yang Dapat Dimohonkan Patennya di Indonesia
Invensi yang dapat diberikan paten hak eksklusif adalah: 1.
Invensi yang baru dan mengandung langkah inventif serta dapat diterapkan dalam industri.
2. Invensi yang pada saat tanggal penerimaan tidak sama dengan teknologi
yang diungkapkan sebelumnya. Ada pendapat sarjana mengenai invensi yang dapat diberikan paten,
yaitu menurut sarjana Woerjati. bahwa paten dapat diberikan terhadap: 1.
Penemuan yang baru penemuan dalam arti pendapatan 2.
Pendapatan itu harus merupakan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi
48
Penjelasan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten.
Universitas Sumatera Utara
39
3. Penemuan itu harus dapat dilaksanakan di bidang industri.
49
Pengaturan mengenai invensi dalam permohonan paten dapat dilihat di UU Paten yang terdapat pada Pasal 2 ayat 1 dan 2 yaitu paten diberikan untuk
invensi yang baru dan mengandung langkah inventif serta dapat diterapkan dalam industri. Suatu invensi mengandung langkah inventif apabila invensi
tersebut bagi seseorang yang mempunyai keahlian tertentu dibidang teknik merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya. Permohonan adalah
permohonan paten yang duajukan terhadap Ditjend.
50
Undang-Undang Paten dengan jelas menyebutkan paten diberikan untuk penemuan baru mengandung langkah inventif dan dapat diterapkan dalam
industri Pasal 2 ayat 1. Suatu penemuan mengandung langkah inventif, jika penemuan tersebut bagi seorang yang mempunyai keakhlian bisa mengenai
teknik merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya Pasal 2 ayat 2
51
. Adapun salah satu teknik yang dapat dilakukan dalam menentukan
kebaharuan dari suatu temuan adalah dengan cara silogisme yaitu dengan menggunakan silogisme kategorial menariknya kedalam bentuk suatu premis
dengan menggunakan rumusan secara negatif , rumusan secara negatif yang dimaksudkan oleh penulis adalah apabila kedua premis bersifat negatif maka
temuan tersebut merupakan mengandung unsur kebaharuan, dikarenakan tidak
49
Woerjati, Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta Rineka Cipta, 2000, hal.11.
50
Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten.
51
Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten.
Universitas Sumatera Utara
40
ada mata rantai yang menghubungkan kedua premisnya.
52
yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Suatu penemuan dianggap baru, jika pada saat pengajuan permintaan paten
tersebut tidak sama atau tidak merupakan bagian dari penemuan terdahulu; 2.
Penemuan terdahulu adalah sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah penemuan yang pada saat atau sebelum :
a. Tanggal pengajuan permintaan paten, atau
b. Tanggal penerimaan permintaan paten dengan hak prioritas, apabila
permintaan paten diajukan dengan hak prioritas, telah diumumkan Indonesia atau di luar Indonesia dalam suatu tulisan yang
memungkinkan seorang ahli untuk melaksanakan penemuan tersebut atau telah diumumkan di Indonesia dengan menguraikan lisan atau
melalui peragaan penggunaannya atau dengan cara lain yang memungkinkan seorang ahli untuk melaksanakan penemuan tersebut.
53
Penerapannya dalam bidang industri merupakan syarat daripada invensi yang dapat dimohonkan patennya di Indonesia. Suatu invensi dapat diterapkan
dalam industri jika invensi tersebut merupakan invensi yang berhubungan dengan bidang industri. Dalam hal setiap invensi yang berupa produk ataupun
alat yang baru yang mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, konstruksi, atau komponennya dapat diperoleh perlindungan
hukum berbentuk paten sederhana.
52
Putri Sardy Hartati, pengertian dan Macam-Macam Silogisme, http:putrisardyoriza.blog.com20130327pengertian-dan-macam-macam-silogisme diakses.
22-10-2013.
53
Penjelasan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten.
Universitas Sumatera Utara
41
Syarat mendapatkan paten yakni : 1.
Penemuan tersebut merupakan penemuan baru. Penemuan tersebut diproduksi dalam skala massal atau industrial. Suatu penemuan teknologi,
secanggih apapun, tetapi tidak dapat diproduksi dalam skala industri karena harganya sangat mahaltidak ekonomis, maka tidak berhak atas
paten. 2.
Penemuan tersebut merupakan penemuan yang tidak terduga sebelumnya non obvious. Jadi bila sekedar menggabungkan dua benda tidak dapat
dipatenkan.
54
Adapun invensi yang didaftarkan patennya di Indonesia adalah merupakan invensi yang baru dan belum pernah ditemukan sebelumnya dan
belum terduga sebelumnya, dengan kata lain haruslah mengandung unsur kebaharuan. Kebaharuan berdasarkan makna katanya berasal dari kata Baru
yang berarti sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya dan kemudian diciptakan dan tidak terduga, tidak diketahui oleh siapapun sebelumnya.
Oleh karenanya syarat yang mutlak dalam pendaftaran Paten adalah mengandung unsur kebaharuan, tidak diperbolehkan adanya kesamaan antar
Invensi satu sama lainnya, dikarenakan Paten merupakan hak eksklisif yang diberikan kepada pemegangnya untuk melaksanakan Patennya dan memberikan
larangan serta Lisensi kepada orang lain dalam penggunaan patennya, oleh karenanya tidaklah diperbolehkan apabila ada dua buah paten yang sama karena
sangat bertentangan dengan apa itu pengertian Paten.
54
Hak Kekayaan Intelektual Bidang Paten, http:mitaanisaa. blogspot. comdiakses
tanggal 30 Juni 2013
Universitas Sumatera Utara
42
Paten dalam segi syarat dalam perolehannya tentu haruslah mengandung unsur kebaharuan sesuai dengan yang di diatur pada Pasal 3 dan 4
UU Paten yaitu bukan hanya mengenai aspek kebaharuannya, yang dapat di uji dalam penyesuaian dokumen pembanding yang lama dengan Invensi yang
didaftarkan, dan bukan menggunakan dokumen Paten di Indonesia saja sebagai pembandingnya, namun menggunakan dokumen dari luar Indonesia, disamping
itu juga mengenai pengaturan tanggal dalam permohonan, yang diatur pada Pasal 3, 4, 5, 6, dan 7 UU Paten.
55
Adapun pengaturan mengenai kebaharuan paten berdasalkan tanggal penerimaannya adalah:.
1. Apabila tanggal penerimaannya tidak sama dengan teknologi yang
diungkapkan sebelumnya. 2.
Pengaturan tersebut berlaku terhadap teknologi yang diumumkan di Indonesia ataupun diluar Indonesia dalam suatu Tulisan, uraian lisan
ataupun melalui peragaan, atau dengan cara lain yang memungkinkan seorang ahli untuk melaksanakan invensi tersebut
sebelum: 1.
Tanggal penerimaan, atau 2.
Tanggal prioritas. 3.
Teknologi yang diungkap sebelumnya sebagaimana dimaksud mencakup dokumen permohonan yang diajukan di Indonesia, serta
dipublikasikan pada atau setelah tanggal penerimaan yang
55
Pasal 3, 4, 5, 6 dan, 7 Undang-Undang Nomor 14 tahun 2001 Tentang Paten.
Universitas Sumatera Utara
43
pemeriksaan substansinya sedang dilakukan, tetapi tenggal penerimaan tersebut lebih awal dari pada tanggal penerimaan atau
tanggal prioritas permohonan, yang secara rinci diatur dalam Pasal 3 UU Paten.
56
UU Paten juga mengatur ketentuan dalam menentukan apakah suatu invensi dapat dikatakan baru atau tidak dengan sistem pengumuman. adapun
pengaturan mengenai pengumuman tersebut diatur dengan ketentuan: 1.
Penguman dianggap batal apabila 6 enam bulan sebelum tanggal penerimaan apaabila:
a. Telah ada yang mempertunjukkan paten dalam suatu
pameran internasional di Indonesia ataupun di luar negeri yang resmi atau diakui sebagai resmi atau dalam suatu
pameran nasional di Indonesia yang resmi atau diakui sebagai resmi.
b. Digunakan di Indonesia oleh inventornya dalam rangka
percobaan dengan tujuan penelitian dan pengembangan. 2.
Apabila 12 dua belas bulan sebelum tanggal penerimaan, ternyata ada pihak lain yang mengumumkan dengan cara melanggar
kewajiban untuk menjaga kerahasiaan invensi tersebut, pengumuman tersebut dianggap tidak pernah dilakukan, yang secara
jelas diatur dalam Pasal 4 UU Paten.
57
56
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten.
57
Syafrudin. s, Kompilasi Undang-Undang Bidang Hak Kekayaan Intelektuan, Medan, Pustaka bangsa press, hal.135.
Universitas Sumatera Utara
44
Pengumuman dilakukan segera setelah 18 bulan sejak tanggal penerimaan atau segera setelah 18 bulan sejak tanggal prioritas apabila
permohonan di ajukan adapun pengumuman itu dilakukan dengan menempatkan pengumuman tersebut dalam berita Resmi paten yang diterbitkan secara berkala
oleh Ditjend, serta ditempatkan di sarana khusus yang dapat dilihat oleh masyarakat.
58
Apabila invensi tersebut dapat diterapkan dalam indutri dan dapat dilaksanakan dalam industri, serta terhadap invensi yang berupa produk, atau alat baru yang
mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, konstruksi, atau komponennya, yang diatur secara jelas pada Pasal 5, dan Pasal
6 UU Paten. Terdapat pula pengaturan mengenai invensi yang tidak dapat
dimohonkan patennya yaitu 1.
Terhadap proses ataupun produk yang pengumuman dan penggunaannya bertentangan dengan undang-undang yang berlaku.
2. Terhadap metode perawatan, pemeriksaan, pengobatan, ataupun
pembedahan yang diterapkan pada manusia ataupun hewan. 3.
Terhadap teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematuika, atau semua makluk hidup terkecuali jasad renik.
58
Pasal 42 ayat 2 dan, Pasal 42 ayat 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten.
Universitas Sumatera Utara
45
4. Terhadap proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman
atau , hewan, kecuali proses non biologis atau proses mikrobiologis, yang diatur secara jelas pada Pasal 7 UU Paten
59
. Adapun sumber peraturan lain yang mengatur mengenai paten yang tidak
bisa dimohonkan adalah menurut TRIPS-GATT yaitu termasuk metode untuk diagnosis, mengobati atau pembedaan untuk merawat manusia atau hewan, juga
dapat dikecualikan pada tanaman dan binatang, selain mikroorganisme, proses biologis yangpenting untuk memproses produksi dari tumbuhan atau binatang,
selain proses non-biologis atau mikrobiologis.
60
D. Syarat dan Prosedur dalam Permohonan Paten