10
terpikirkan oleh orang lain, atau dengan kata lain adalah mengandung unsur kebaharuan, maka tidak menuntup kemungkinan adanya pembaharuan daripada
suatu temuan yang sebelumnya telah dipergunakan yang sudah dianggap tidak lagi relevan untuk digunakan pada saat sekarang ini.
Pengembangan Invensi tersebut pastinya memiliki hubunga dan mempengaruhi fungsi produksi, Menurut Dr. Winardi, SE Fungsi produksi
memperlihatkan hubungan teknis antara macam input dan output. Fungsi produksi menyatakan kepada kita bahwa terdapat. Berbagai pilihan, antara kombinasi-
kombinasi factor input yang beragam, dan menghasilkan output yang sama.
86
Dengan demikian untuk menghasilkan output yang baik maka diperlukannya pengembangan di input, sehingga berpengaruh kepada ouput.
C. Hak-Hak Inventor yang Baru
Tidak ada pengaturan mengenai inventor yang baru dan inventor yang lama pada UU Paten, dalam UU Paten pengertian inventor adalah seorang yang
secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan invensi.
87
Hanya saja terdapat inventor yang mematenkan invensinya, dimana objek dari invensinya adalah pengembangan dari invensi yang sebelumnya telah
ada,contohnya adalah terdapat paten terhadap pulpen, lalu pada dengan melakukan penelitian hingga diciptakanlah pulpen yang sekaligus dapat berganti
warna, objek yang dipatenkan adalah sama-sama pulpen namun terdapat
86
Dr.Winardi, Pengantar Ilmu Ekonomi, Bandung: Tarsito 1988. Hal 272.
87
Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten.
Universitas Sumatera Utara
11
pengembangan terhadap paten yang lama dan tidak ada sama sekali pengaturan mengenai hal tersebut dalam UU Paten. Dikarenakan Inventor satu sama lain
tentu tidak memiliki hubungan, dikarenakan tidak ada satu buah patenpun yang memiliki hubungan satu sama lainnya, dikarenakan paten diberikan terhadap
invensi yang baru dan mengandung langkah inventif, apabila ada hubungan antara inventor satu sama lainnya maka unsur kebaharuan tidak terpenuhi.
1. Pemegang Paten memiliki hak ekskusif untuk melaksanakan Paten yang
dimilikinya dan melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya: a.
. Dalam hal Paten-Produk. Membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau menyediakan untuk
dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi Paten. b.
Dalam hal Paten Proses: menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana
yang dimaksud dalam poin a. 2.
Dalam hal Paten-proses, larangan terhadap pihak lain yang tanpa persetujuannya melakukan impor sebagaimana yang dimaksudkan oleh
pasal 1 hanya berlaku pada impor produk yang semata-mata dihasilkan dari proses-proses yang dimilikinya.
3. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 dan 2
apabila pemakaian paten tersebut untuk kepentingan pendidikan, penelitian, percobaan, atau analisis sepanjang tidak merugikan
kepentingan yang wajar dari pemegang paten.
Universitas Sumatera Utara
12
Tidak ada perbedaan ataupun pengaturan khusus yang diatur oleh UU Paten tentang Paten mengenai Hak Inventor yang baru, dikarenakan pada UU
Paten tidak membeda-bedakan antara inventor yang memperoleh paten dari pengembangan proses dan produk ataupun dari penuangan suatu ide ke dalam
teknologi sehingga menghasilkan suatu proses ataupun produk. Tidak ada pembedaan jenis jenis inventor dalam Undang-Undang ini, yang di bedakan hanya
cara perolehan paten, ada yang dengan cara pengembangan ataupun dengan cara penemuan, tanpa terkait sama sekali dengan penemuan penemuan yang
sebelumnya yang telah ada yang diaturkan pada pasal 1 ayat 2 UU Paten. Paten dapat diperoleh dengan pengembanganpun bukan berarti memiliki
hubungan satu sama lain dengan invensi yang lama, dikarenakan sudah jelas dalam pendaftaran paten Pengaturannya yang terdapat pada pasal 2 UU Paten
tentang Paten mengenai Invensi yang dapat diberi Paten. Bahwasamya Paten diberikan terhadap invensi yang mengandung langkah infentif, maka tidaklah
mungkin ada kesamaan antara invensi satu sama lain.
Universitas Sumatera Utara
13
BAB IV PENOLAKAN TERHADAP PERMOHONAN PATEN TERKAIT DENGAN