Penyajian Dampeng
3.6 Penyajian Dampeng
Dalam suatu upacara adat perkawinan Suku Pesisir, dampeng akan disajikan dalam dua tahap, yaitu (1) memberangkatkan pengantin laki-laki (marapule) menuju rumah pengantin perempuan (anak daro) dalam menjalani akad nikah (mangarak marapule) dan (2) mengantarkan pengantin laki-laki dari pelaminannya menuju pelaminan pengantin perempuan untuk menyandingkan kedua pengantin (mampelok tampek basanding). Dalam tahap upacara ini, dampeng disajikan sebanyak 3 kali, yaitu: (1) dampeng mangarak; (2) dampeng barande ; dan (3) dampeng basanding.
3.6.1 Dampeng Mangarak
Dampeng mangarak merupakan nyanyian nasihat yang dilaksanakan untuk memberangkatkan marapule dari rumahnya. Nyanyian ini dapat dimulai apabila seluruh rombongan berkumpul di halaman rumah marapule dan bersiap untuk menuju rumah anak daro. Berdasarkan gala XII dalam upacara adat, dampeng ini dibagi 2 secara ganjil. Bagian pertama dinyanyikan sebanyak 5 kali.
Dengan demikian, terdapat 5 pantun dengan masing-masing 5 sampiran dan 5 isi pantun. Bagian kedua dinyanyikan dalam dampeng barande. Dampeng mangarak dinyanyikan pada siang hari sekitar pukul 13.00 WIB. Setelah dampeng mangarak dibawakan dengan 5 pantun, rombongan dapat bergerak menuju rumah anak daro . Selama dalam perjalanan, rombongan diiringi alat musik dan lagu kesenian sikambang.
Gambar 3.19
Dampeng mangarak dimulai saat marapule dan rombongan keluarga
marapule memulai keberangkatannya.
Sumber: Dokumentasi penulis (2014)
3.6.2 Dampeng Barande
Dampeng barande merupakan nyanyian nasihat yang dilaksanakan untuk menyambut marapule di halaman rumah anak daro. Nyanyian ini dimulai dengan pertunjukan dua pasukan galombang XII. Selanjutnya, pasukan galombang marapule harus memenangkan pertunjukan tersebut. Dengan demikian, rombongan marapule baru dapat memasuki halaman rumah anak daro.
Setelah memenangkannya, seluruh rombongan berdiri di halaman rumah anak daro . Kedatangan mereka disambut oleh kedua orang tua marapule dan anak daro . Lalu marapule, orang tua marapule, dan orang tua anak daro duduk Setelah memenangkannya, seluruh rombongan berdiri di halaman rumah anak daro . Kedatangan mereka disambut oleh kedua orang tua marapule dan anak daro . Lalu marapule, orang tua marapule, dan orang tua anak daro duduk
Nyanyian ini merupakan nasihat-nasihat yang ditujukan kepada marapule, orang tua marapule, dan orang tua anak daro dan seluruh undangan untuk bersiap-siap dalam melaksanakan upacara akad nikah. Setelah selesai, marapule, orang tua marapule, dan orang tua anak daro memasuki rumah anak daro. Berdasarkan gala XII, dampeng barande disajikan dengan 7 pantun dengan masing-masing 7 sampiran dan 7 isi pantun. Penyaji solo (pemimpin dampeng) dilakukan secara bergantian dan bergiliran.
Gambar 3.20 Penyajian dampeng barande diiringi dengan tari rande.
Sumber: Dokumentasi penulis (2014)
3.6.3 Dampeng Basanding
Dampeng basanding merupakan nyanyian nasihat yang dilaksanakan untuk menerima marapule secara utuh di rumah anak daro. Seluruh rangkaian dampeng basanding dilakukan pada malam hari sekitar pukul 23.00 WIB. Upacara ini juga dikenal dengan malam basikambang. Di mana, seluruh kesenian sikambang Pesisir Sibolga dapat disaksikan. Seluruh kesenian sikambang Pesisir Sibolga ini dipertunjukkan di depan marapule. Dalam hal ini, marapule dianggap sebagai raja dan harus dihibur. Upacara dimulai dengan pertunjukan tari saputangan yang diiringi oleh lagu kapri. Selanjutnya, tari payung diiringi lagu kapulo pinang . Berikutnya, tari selendang diiringi lagu duo. Pertunjukan diakhiri oleh tari anak yang diiringi oleh lagu sikambang.
Sesuai dengan upacara adat perkawinan gala XII, dampeng basanding dibawakan secara penuh, yaitu 12 pantun dengan 12 sampiran dan 12 isi pantun. Secara khusus, nyanyian yang berisi nasihat-nasihat ini ditujukan kepada marapule dan anak daro. Penyaji solo (pemimpin dampeng) dilakukan secara bergantian dan bergiliran. Saat dampeng basanding dinyanyikan sampai dengan pantun ke-5, marapule berdiri di tempat dan bersiap menuju pelaminan anak daro . Selanjutnya, saat dampeng basanding dinyanyikan sampai dengan pantun ke-8, marapule menggerakkan satu langkah kakinya menuju pelaminan anak daro .
Berikutnya, saat dampeng basanding dinyanyikan sampai dengan pantun ke-10, marapule menggerakkan satu langkah kakinya menuju pelaminan anak daro . Akhirnya, saat dampeng basanding dinyanyikan sampai dengan pantun ke-
12, marapule menggerakkan satu langkah kakinya dan bertatapan muka dengan anak daro di pelaminan anak daro.
Gambar 3.21
Marapule melangkah menuju pelaminan anak daro dengan diiringi
dampeng basanding.
Sumber: Dokumentasi penulis (2014)