Metode Penelitian

1.5 Metode Penelitian

Menurut Koetjaraningrat (2009:35), metode ilmiah dari suatu pengetahuan merupakan segala cara yang digunakan dalam ilmu tersebut, untuk mencapai suatu kesatuan. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran (Mardalis 2006:24). Jadi, metode penelitian adalah segala cara yang digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sistematis untuk mewujudkan kebenaran dan kesatuan pengetahuan. Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan metode kualitatif yang bersifat mengumpulkan, mengkhususkan, dan menerangkan data dengan penguraian makna-makna.

1.5.1 Studi Pustaka

Koetnjaraningrat (2009:35) menyatakan bahwa studi pustaka bersifat penting karena membantu penulis untuk menemukan gejala-gejala dalam objek penelitian. Melalui studi pustaka, penulis sebagai peneliti awam diperkaya dengan informasi-informasi pendukung awal dalam berbagai sumber buku yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

Dalam ilmu Etnomusikologi, ada dua sistem kerja dalam penelitian, yaitu desk work (kerja laboratorium) dan field work (kerja lapangan). Studi kepustakaan tergolong ke dalam kerja laboratorium. Di mana sebelum melakukan penelitian, peneliti mengumpulkan data-data dan merangkum data-data yang telah didapat. Kerja ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti saat terjun ke lapangan. Selain itu, penulis dipersiapkan dan diarahkan untuk melakukan penelitian lapangan.

Studi kepustakaan juga membantu penulis dalam menemukan data-data yang berhubungan dengan kinerja dan pengembangan tulisan ini. Tahap awal yang penulis lakukan dalam studi kepustakaan adalah melakukan studi kepustakaan dengan cara mempelajari tulisan-tulisan yang berhubungan dengan objek pembahasan. Selanjutnya, penulis mencari dan mengumpulkan informasi dan referensi dari skripsi yang ada di Departemen Etnomusikologi. Penulis juga mempelajari bahan lain seperti buku dari Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pariwisata Kota Sibolga, dan artikel-artikel lainnya yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan teknologi internet, sesuai dengan kemajuan teknologi yang ada pada saat ini. Dengan melakukan penelusuran data online di situs www.google.com dan website resmi Kota Sibolga, penulis mendapat banyak anjuran-anjuran situs lain seperti www.wikipedia.com, repository Universitas Sumatera Utara, blog-blog, dokumen PDF (portable data file), dan lain-lain. Semua informasi dan data yang didapat baik melalui skripsi, buku, artikel, dan internet membantu penulis untuk mempelajari dan membandingkannya untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

1.5.2 Penelitian Lapangan

Dalam penelitian lapangan, peneliti sekaligus penulis menunggu terjadinya gejala yang menjadi objek dan masuk ke dalamnya yaitu dampeng dalam suatu upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga. Untuk itu, penelitian lapangan bersifat penting untuk mengumpulkan fakta-fakta dan keterangan melalui pengamatan, wawancara, dan perekaman atau dokumentasi. Observasi dilakukan dengan menceburkan diri dan mengamati dampeng secara berulang- Dalam penelitian lapangan, peneliti sekaligus penulis menunggu terjadinya gejala yang menjadi objek dan masuk ke dalamnya yaitu dampeng dalam suatu upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga. Untuk itu, penelitian lapangan bersifat penting untuk mengumpulkan fakta-fakta dan keterangan melalui pengamatan, wawancara, dan perekaman atau dokumentasi. Observasi dilakukan dengan menceburkan diri dan mengamati dampeng secara berulang-

1.5.2.1 Observasi

Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat (Mardalis 2006:63). Metode observasi menggunakan kerja pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit (Burhan Bungin 2007:115).

Observasi yang dilakukan penulis bertujuan untuk melihat dan mengetahui secara jelas tentang dampeng dalam upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga. Selain mengamati dampeng dalam suatu upacara adat perkawinan Suku Pesisir, penulis juga berkomunikasi dengan pelaku upacara adat lainnya secara langsung.

Tahap awal kerja lapangan ini dilakukan dengan cara observasi langsung ke lapangan, yaitu mengikuti dan melihat upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga yang melaksanakan adat sumando dan dampeng, melakukan pengamatan serta berbaur dengan peserta upacara, baik pengantin, orang tua pengantin, tamu dan undangan, serta penyaji dampeng. Hal itu dilakukan agar mendapat komunikasi yang baik dengan masyarakat dan peserta upacara adat yang lainnya demi mendapat informasi yang lebih baik.

1.5.2.2 Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang melengkapi dan menjelaskan data yang diperoleh melalui observasi. Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti (Mardalis 2006:64).

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan dalam rangka mengumpulkan keterangan-keterangan tentang dampeng dalam kehidupan Suku Pesisir. Koentjaraningrat (1983:138-139) menyatakan pada umumnya ada beberapa macam wawancara yang dikenal oleh para peneliti. Beberapa macam wawancara dibagi ke dalam dua golongan besar: (1)

wawancara berencana (standardized interview) dan (2) wawancara tak berencana (standardized interview). Wawancara berencana selalu terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun sebelumnya. Sebaliknya wawancara tak berencana tak mempunyai suatu persiapan sebelumnya dari suatu daftar pertanyaan dengan susunan kata dan dengan tata urut tetap yang harus dipatuhi oleh peneliti secara ketat. Demikian macam metode wawancara tak berencana secara lebih khusus dapat dibagi ke dalam (a) metode wawancara berstruktur (structured interview) dan (b) metode wawancara tak berstruktur (unstructured interview). Wawancara tak berstruktur juga dapat dbedakan secara lebih khusus lagi dalam dua golongan, ialah (1) wawancara yang berfokus (focused interview) dan (2) wawancara bebas (free interview).

Metode wawacara yang digunakan penulis adalah wawancara berstruktur, tak berstruktur, dan kombinasi keduanya. Pada awal penerapan wawancara, penulis telah mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada informan pokok. Namun, kenyataannya siklus wawancara itu berubah. Hal itu disebabkan oleh munculnya pertanyaan lain berdasarkan hasil saat wawancara berlangsung. Dalam wawancara yang berikutnya, penulis akan melakukan kolaborasi wawancara di mana akan dipersiapkan baik pertanyaan-pertanyaan terfokus kepada informan pokok dan garis-garis besar topik wawancara diluar daftar pertanyaan yang akan menggali informasi sedetail mungkin.

Dalam wawancara kali ini, penulis menetapkan 2 narasumber, yaitu Bapak Khairil Hasni Siregar dan Bapak Syahriman Irawady Hutajulu. Kedua narasumber tersebut adalah budayawan Suku Pesisir, sekaligus yang mempunyai pengetahuan tinggi tentang kesenian yang ada di Sibolga dan Tapanuli Tengah. Kedua narasumber juga termasuk dalam penyaji dampeng dalam upacara-upacara adat perkawinan yang dilaksanakan di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah. Selain itu, penulis juga mewawancarai penyaji dampeng lainnya serta beberapa tokoh masyarakat lainnya yang berkaitan dengan pengembangan tulisan ini.

1.5.2.3 Perekaman atau Dokumentasi

Untuk pendokumentasian data yang berkaitan dengan dampeng dalam upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga, penulis menggunakan kamera digital dan perekam suara. Spesifikasi dari kamera digital yang dipakai adalah merek Samsung Smart Camera WB30F, sedangkan spesifikasi dari perekam suara adalah merek Sony IC Recorder ICD-312. Data rekaman atau dokumentasi sebagai data penelitian diperoleh melalui rekaman audio dan Untuk pendokumentasian data yang berkaitan dengan dampeng dalam upacara adat perkawinan Suku Pesisir di Kota Sibolga, penulis menggunakan kamera digital dan perekam suara. Spesifikasi dari kamera digital yang dipakai adalah merek Samsung Smart Camera WB30F, sedangkan spesifikasi dari perekam suara adalah merek Sony IC Recorder ICD-312. Data rekaman atau dokumentasi sebagai data penelitian diperoleh melalui rekaman audio dan

1.5.3 Kerja Laboratorium

Dalam kerja laboratorium, penulis akan mengumpulkan seluruh data yang terkumpul dari observasi, wawancara, dan perekaman atau dokumentasi. Data wawancara dituliskan kembali untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Selanjutnya, penulis seluruh data observasi, wawancara, dan perekaman diuraikan secara detail dan ditafsirkan dengan pendekatan emik dan etik.

Data audio yang menjadi objek penelitian penulis ditranksripsikan dengan cara didengar berulang kali dan dituliskan dalam bentuk notasi. Selanjutnya, seluruh data dibentuk dan dijadikan sebagai data secara detail sesuai dengan objek penelitian dalam penulisan skripsi. Data yang dipergunakan dalam tulisan ini merupakan data-data yang diperlukan sesuai dengan kriteria disiplin ilmu Etnomusikologi.