NKT 1.3 Kawasan yang Merupakan Habitat bagi Populasi Spesies yang Terancam, Penyebaran Terbatas atau Dilindungi yang Mampu Bertahan Hidup ( Viable Populat ion )

8.1.3 NKT 1.3 Kawasan yang Merupakan Habitat bagi Populasi Spesies yang Terancam, Penyebaran Terbatas atau Dilindungi yang Mampu Bertahan Hidup ( Viable Populat ion )

NKT 1. 3 bert uj uan unt uk mengident if ikasi habit at di dalam UP at au didekat nya bagi populasi spesies yang t erancam, penyebaran t erbat as at au dilindungi yang mampu bert ahan hidup ( vi abl e popul at i on). Spesies yang perlu dipert imbangkan dalam NKT 1. 3 t ermasuk semua spesies yang t erdaf t ar

• t erancam ( endanger ed) at au rent an (vul ner abl e) di Daf t ar Merah IUCN • penyebaran t erbat as pada t ingkat suat u pulau at au bagian darinya

( r est r i ct ed r ange speci es)

• dilindungi oleh Pemerint ah Indonesia di bawah Undang-Undang Nomor 5

t ahun 1990 dan hukum sert a perat uran dibawahnya • 8 CITES Appendix 1 dan 2

• dalam Lampiran 1 unt uk NKT 1. 2.

Tuj uan pokok NKT 1. 3 adalah mengident if ikasi dan mengelola populasi yang

mampu bertahan hidup (vi abl e popul at i on) bagi spesies t ersebut diat as, sedangkan NKT 1. 2 berf okus kepada hidup set iap individu t anpa peduli kondisi dan besarnya populasi. Dalam kait annya, kemampuan suat u populasi unt uk dapat melangsungkan hidupnya akan dit ent ukan dari j umlah individu dan daya dukung habit at ( car r yi ng capaci t y) yang dit emukan di dalam sebuah lansekap dimana UP berada. Daya dukung habit at dipengaruhi oleh ukur an l uas dan kual i t asnya. Kual i t as habi t at adalah kemampuan sebuah wilayah unt uk memenuhi persyarat an bagi spesies unt uk melangsungkan hidupnya dan berkembang biak. Jika habit at berukuran sangat kecil at au kualit asnya menurun diluar ambang bat as t ert ent u, maka habit at t ersebut t idak akan mampu mendukung sej umlah populasi yang mampu bert ahan hidup ( non-vi abl e) dan t idak akan dianggap NKT 1. 3.

Dalam penilaian NKT 1. 3 j ika sat u at au lebih spesies yang t ersebut diat as dit emukan didalam UP at au didekat nya, populasi spesies t ersebut akan

Spesies yang masuk dalam CITES Appendix I at au II dibuat berdasarkan kesepakat an anggot a-anggot a CITES yang menyat akan st at usnya di al am t erancam akibat perdagangan int ernasional.

dianggap mampu bert ahan hidup – dalam art i disit ulah t erdapat NKT 1. 3 – kecuali dapat membukt ikan secara ilmiah berdasarkan survei di lapangan bahwa populasi t ersebut t idak mampu bert ahan hidup ( non-vi abl e). Di Indonesia, hanya beberapa spesies yang t elah dikaj i secara det il unt uk menget ahui perhit ungan ambang bat as kemampuan hidupnya ( vi abi l i t y t hr eshhol d), sehingga penilai NKT ini perlu berhat i-hat i unt uk menghindari pernyat aan bahwa suat u populasi dianggap non-vi abl e sedangkan pada kenyat aannya vi abl e (lihat bagian 8. 1. 3. 3 dibawah).

8.1.3.1 Pengumpulan Data Sekunder

Daf t ar Spesi es

Daf t ar spesies Indonesia yang memenuhi krit eria def inisi NKT 1. 3 t elah disediakan pada Lampiran Digit al 2. Perlu dipersiapkan daf t ar spesies yang diperkirakan berada di dalam UP at au dalam lansekap disekit arnya, kemudian dicat at st at us konservasinya berdasarkan IUCN (ht t p: / / www. iucnredlist . org), CITES (ht t p: / / www. cit es. org), Pemerint ah Indonesia, dan st at us endemisit asnya. Unt uk spesies yang memenuhi krit eria NKT 1. 3, diperlukan cat at an khusus t ent ang persyarat an habit at nya, yang dapat diperoleh dari pust aka at au pendapat pakar/ ahli di bidang yang t erkait .

Def i ni si Habi t at dan Pemet aan Awal

Pada t ahap pemet aan awal pengumpulan dat a sekunder, habit at spesies t erkait dalam NKT 1. 3 t ermasuk:

• Habit at at au t empat yang diket ahui merupakan bagian yang t idak

t erpisahkan dari siklus hidup spesies t erkait , cont ohnya penyebaran spesies pohon t ert ent u dimana lebah bersarang, at au t empat khusus dimana buaya bekembang biak dll.

• Tipe ekosist em (lihat NKT 3) dimana spesies t erkait sering dit emukan

t ermasuk ekosist em keseluruhan at au bagiannya yang hanya dikunj ungi sekali-kali at au yang dianggap sub-opt imal

• Habit at bagi spesies yang merupakan mangsa ( pr ey) bagi spesies t erkait ,

sepert i habit at rusa bagi berbagai j enis kucing hut an

Habit at t ersebut bagi spesies NKT 1. 3 yang mungkin t erpengaruh oleh kegiat an UP dan perlu unt uk dikaj i pada t ahap pengambilan dat a primer ant ara lain adalah:

• Habit at yang di dalam UP • Habit at pada bagian hilir at au hulu UP dimana kegiat an UP mungkin

berpengaruh t erhadap kualit as air at au merubah aliran air sehingga cenderung berdampak negat if t erhadap habit at bagi spesies NKT 1. 3

• Habit at dari spesies yang memiliki persyarat an hidup khusus yang mungkin dapat dipengaruhi kegiat an UP (lihat NKT 1. 4)

Pemet aan habit at pada t ahap awal dilakukan melalui dua t ahapan proses:

• Mendelineasi areal yang didef inisikan diat as bagi spesies yang diduga berada di dalam UP • Memperluas pet a delineasi habit at t ersebut ke seluruh lansekap dimana UP berada, t erut ama areal yang dianggap mungkin akan dipengaruhi oleh kegiat an pemanf aat an UP

Langkah pert ama dari pemet aan awal ini adalah memet akan penyebaran ekosist em yang past i at au mungkin mempunyai habit at bagi spesies t erkait di dalam UP. Langkah keduanya adalah memperluas pemet aan habit at t ersebut ke seluruh lansekap sehingga kemampuan hi dup populasi species t ersebut dapat dinilai. Langkah selanj ut nya pada t ahap pengambilan dat a primer ( Ful l Assessment ) yang berkait an dengan pemet aan adalah memast ikan akurasi dari pemet aan awal melalui observasi lapangan. Ket ika habit at t idak dapat dipet akan dari dat a sekunder, perlu dipert imbangkan unt uk mencari sumber dat a lainnya dan menyusun rencana survei unt uk memet akan habit at t ersebut dari hasil obervasi lapangan yang dilakukan secara langsung.

8.1.3.2 Pengumpulan Data Primer

Dua t uj uan ut ama dalam pengumpulan dat a primer NKT 1. 3 di lapangan adalah (i) mengkaj i keakurasian pemet aan awal habit at berdasarkan dat a sekunder, dan (ii) melengkapi dat a mengenai persyarat an habit at dan st at us populasi spesies NKT 1. 3 yang mungin berada di dalam UP at au disekit arnya.

Pengecekan akurasi pemet aan awal dapat dilakukan dengan cara pengambilan cont oh ( sampl i ng) di berbagai t empat dalam UP dan di sekit arnya. Unt uk t ipe habit at khusus yang t idak dapat dipet akan dari dat a sekunder pada t ahap awal karena kekurangan dat a, perlu dilakukan survei lapangan. Tipe survei dan t ingkat upaya yang akan dikerj akan t ergant ung pada spesies, habit at nya dan ket ersediaan dat a lain yang bermut u t inggi.

Kelengkapan dat a mengenai penyebaran spesies dalam lansekap, st at us populasi dan persyarat an habit at nya akan perlu melibat kan para ahli dibidang t erkait dan konsult asi langsung bersama masyarakat set empat , inst ansi pemerint ah t erkait dan lembaga lain sepert i LSM, universit as at au kelompok set empat pencint a alam.

8.1.3.3 Analisis Data

Pet a habit at dapat digunakan unt uk melakukan evaluasi t erhadap kemampuan hidup populasi berdasarkan est imasi j umlah individu dan daya dukungnya habit at menggunakan met oda (i) kuant it at if paramet er sej arah hidup yang sudah diket ahui at au dapat diest imasi, at au (ii) kualit at if berdasarkan berbagai indikat or. Perlu dit ekankan bahwa yang dievaluasi adalah kemampuan hidupnya suat u populasi pada t ingkat lansekap dimana UP berada bukan hanya kemampuan hidup sebagian dari populasi t ersebut yang berada didalam UP sendiri.

• Dimana dat a memungkinkan anal i si s kuant i t at i f , j ika populasi diduga

memiliki > 70% peluang unt uk hidup selama 100 t ahun maka populasi t ersebut dianggap mampu bert ahan hidup, dan habit at nya merupakan NKT 1. 3.

• Jika sej arah hidupnya ( l i f e hi st or y) spesies t erkait t idak diket ahui maka

anal i si s kual i t at i f dapat digunakan yait u dengan mencari indikasi/ bukt i reproduksi t erus menerus sert a habit at keseluruhan (lansekap) diperkirakan cukup unt uk menampung lebih dari 30 individu, maka populasi dan habit at nya t ersebut merupakan NKT 1. 3.

Unt uk menghindari penghit ungan populasi yang sebenarnya mampu bert ahan hidup t api dianggap t idak mampu maka ada beberapa hal yang harus diperhat ikan:

• Unt uk daya dukung yang berf lukt uasi, cont ohnya sebagai akibat f lukt uasi

t emporal dari kelimpahan spesies yang dimangsa, maka kapasit as yang t ert inggi akan digunakan unt uk menent ukan nilai kemampuan hidup

• Unt uk habit at yang rusak dan kual it asnya berkurang namun dapat di

rest orasi maka pot ensi kapasit as alami dari habit at yang direst orasi harus dipert imbangkan

• Jika pada t ingkat lansekap bent uknya habit at t erpecah-pecah ( f r agment ed), maka bagian dari habit at ini yang berada di dalam UP dan dapat mendukung popul asi l ansekap t ersebut harus diperhit ungkan sebagai bagian dari populasi dari lansekap t ersebut .

Jika sat u at au lebih spesies dalam Lampiran 2 berada didalam at au didekat UP, t et api dat a yang t ersedia t idak memungkinkan melakukan analisis t erhadap kemampuan hidupnya populasi, maka populasi yang berada di UP akan dianggap mampu bert ahan hidup.

8.1.3.4 Pemetaan

Habit at spesies NKT 1. 3 dengan j umlah populasi yang dianggap bert ahan hidup perlu dipet akan pada seluruh lansekap t ermasuk UP dan habit at disekit arnya yang berbat asan dengannya. Deliniasi habit at ini merupakan KBKT 1. 3.

8.1.3.5 Tantangan dan Peluang di Masa yang Akan Datang

Rencana t at a-guna lahan yang sah pada saat penilaian dilakukan harus digunakan unt uk mengident if ikasi habit at dari spesies NKT 1. 3 yang cenderung menghilang di masa mendat ang. Disamping it u, perlu j uga dipert imbangkan adanya ancaman saat ini at au yang akan dat ang dan j uga adanya upaya perlindungan sert a upaya konservasi yang mungkin perlu dit erapkan pada t ingkat lansekap unt uk menj amin kelangsungan hidup populasi.

8.1.3.6 Saran Tindak Pengelolaan

Apabila kegiat an operasional UP diperkirakan berdampak negat if t erhadap habit at spesies yang t erident if ikasi dalam NKT 1. 3, saran t indak pengelolaan harus berusaha memelihara at au meningkat kan kualit as dan kuant it as habit at t ersebut , dan/ at au melakukan perlindungan spesies secara i n si t u j ika spesies t erkait akan dipanen, cont ohnya berbagai spesies Shor ea at au Di pt er ocar pus yang dit ebang dalam operasi HPH.

Populasi harus dikelola dengan menggunakan perkiraan variabel secara hat i- hat i ( pr ecaut i onar y) namun realist is, t ermasuk variabilit as daya dukung alamiahnya dan perlu mempert imbangkan kemungkinan t erj adinya bencana alam. Jika kegiat an opersional UP mengharuskan pengelolaan langsung at au perlindungan spesies secara i n si t u unt uk memilihara kemampuan bert ahan hidup suat u populasi, maka ukuran-ukuran yang digunakan harus bersif at lest ari. Jika sej arah hidup spesies diket ahui, maka habit at yang secukupnya perlu dipert ahankan unt uk mendukung sedikit nya 100 individu