NKT 4.3 Kawasan yang berfungsi sebagai sekat alam untuk

8.4.3 NKT 4.3 Kawasan yang berfungsi sebagai sekat alam untuk

mencegah meluasnya kebakaran hutan dan lahan

Kebakaran hut an di Indonesia t elah menj adi masalah serius yang sampai saat ini belum diat asi. Perist iwa kebakaran hut an pada t ahun 1982/ 1983 t elah menghabiskan 2, 4-3, 6 j ut a hekt ar kawasan hut an di Kalimant an Timur, dan semenj ak it u kebakaran hut an t erus menurus di hampir semua wilayah Indonesia, sepert i Riau, Jambi, Kalimanat an Tengah, Kalimanat an Barat dan Sumat era

selat an dengan int erval 1987, 1991, 1994, 1997/ 1998 dan t ahun 2003 16 . Dari perist iwa kebakaran yang meluas dan merugikan t ersebut dilihat bahwa

perlindungan t erhadap kawasan hut an dan lahan menj adi hal yang pent ing. Melihat bahwa keberadaan suat u kawasan baik hut an maupun lahan basah yang dapat mencegah meluasnya kebakaran ke t empat lain menj adikan kawasan t ersebut mempunyai nilai yang sangat pent ing.

Suat u kawasan yang mampu melindungi dan mencegah kebakaran lahan at au hut an dalam skala yang luas merupakan kawasan yang mempunyai nilai konservasi t inggi. Berbagai t ipe hut an alam yang masih dalam kondisi yang baik memiliki at ribut f isik yang membuat nya t idak mudah t erbakar baik pada musim kemarau yang biasa maupun kemarau yang sangat panj ang berkait dengan

f enomena El-Nino sepert i t erj adi pada t ahun 1982/ 1983 dan 1997. Kawasan- kawasan lain yang j uga mempunyai kemampuan sebagai sekat bakar 17 apabila

t erj adi kebakaran perlu dipert ahankan keberadaannya, sepert i rawa gambut dengan sist em hidrologi yang ut uh (int act peat swamp f or est ), hut an rawa, daerah genangan, lahan basah l ainnya dan j alur-j alur hij au ( gr een bel t ) dengan berbagai j enis t anaman yang t ahan api.

8.4.3.1 Pengumpulan Data Sekunder dan Analisis Awal

Penilaian NKT 4. 4 dimulai dengan t ahap pengumpulan dat a sekunder dan analisis awal sepert i yang dij elaskan dibawah.

Table 8.4.7. Pengumpulan Dat a dan Analisis Awal NKT 4. 4 • Mengumpulkan dat a t anggal, wakt u dan t empat kebakaran yang sudah t erj adi di kawasan dan sekit ar kawasan yang akan

dinilai • Mengumpulkan dat a penyebab kebakaran

Tugas • Mengumpulkan dat a ” hot spot ” at au t it ik panas mel alui dat a

penginderaan j arak j auh dari sat elit e • Memet akan kawasan rawan kebakaran hut an dan lahan

• Memet akan ekosist em at au kawasan l ain yang berpot ensi dapat mencegah meluasnya kebakaran hut an dan lahan

Dat a depart emen kehut anan RI t ahun 2003 17 Def inisi sekat bakar ialah j alur yang memisahkan t anaman dengan api, sedangkan dal am

kont eks NKT 4. 3 yang dimaksud dengan ist ilah ‘ sekat bakar’ adalah kawasan apapun yang berf ungsi sebagai sekat dalam art i dapat menghambat t erj adi perluasan kebakaran.

• Analisa penyebab kebakaran dan penanggulangannya

berdasarkan hasil pemet aan at as • Pet a ikl im/ curah huj an (Isohyet )

• Pet a Topograf i • Pet a t ut upan hut an

Jenis dat a • Pet a ekosist em (lihat NKT 3) • Pet a hot spot / t it ik panas • Pet a pemukiman penduduk

• Pet a rawan kebakaran dari inst ansi t erkait 18

Tahap 1. Buat sebuah proses t umpang susun (overlay) dengan menggunakan GIS ant ara kawasan yang dinilai dengan pet a pemukiman, pet a daerah rawan kebakaran, pet a t it ik panas ( hot spot ) dan pet a curah huj an.

Tahap 2. Dari hasil overlay, di dalam dan sekit ar UP mendeliniasi wilayah- wilayah yang dekat / dalam (i) t it ik panas, (ii) areal pemukiman penduduk t erut ama yang masyarakat lokal yang berpet ani dengan cara berladang pindah menggunakan api, dan (iii) menurut pet a curah huj an wilayah yang mengalami musim kemarau selama dua bulan at au lebih dengan def inisi j at uhnya huj an <100 ml per bulan. Wilayah ini merupakan kawasan yang berpot ensi t erbakar t inggi at au pernah t erj adi kebakaran.

Tahap 3. Hasil awal ini dit umpang susun dengan pet a t ut upan lahan dan pet a ekosist em lahan basah yang dipakai dalam penilaian NKT 4. 3. Dari over l ay ini kawasan yang dianggap mempunyai pot ensi mencegah meluasnya kebakaran hut an dan lahan merupakan kawasan yang berpot ensi menj adi NKT 4. 4. Pet a analisis awal ini akan dij adikan pedoman dalam perencanaan pengambilan dat a primer unt uk verif ikasi hasil pemet aan awal.

8.4.3.2 Pengambilan Data Primer dan Verifikasi

Tugas ut ama pada t ahap pengambilan dat a primer di lapangan adalah memverif ikasi keberadaan dan kondisi kawasan yang dianggap berpot ensi menj adi NKT 4. 4. Verif ikasi t ersebut dilakukan dengan menggabungkan dat a dari observasi lapangan, hasil wawancara masyarakat lokal, inf ormasi dari inst ansi pemerint ah lokal yang t erkait , survei udara (j ika memungkinkan) dan int erpret asi phot o udara at au cit ra sat elit yang beresolusi t inggi.

8.4.3.3 Analisis dan Pemetaan

Membuat pet a akhir pada skala 1: 50. 000 yang menggambarkan kawasan yang dianggap berpot ensi t erj adi kebakaran dan kawasan yang berf ungsi sebagai sekat alam unt uk mencegah meluasnya kebakaran hut an dan lahan . Kawasan t ersebut di dalam UP at au di daerah dekat nya yang berpot ensi mengalami dampak dari

Sat korlak bencana kebakaran hut an, dinas kehut anan, BKSDA, Bappeda, beber apa proyek bil at eral t ent ang kebakaran hut an dan lahan (GTZ, USAID, DFAD) Sat korlak bencana kebakaran hut an, dinas kehut anan, BKSDA, Bappeda, beber apa proyek bil at eral t ent ang kebakaran hut an dan lahan (GTZ, USAID, DFAD)

8.4.3.4 Saran Tindak Pengelolaan

Unt uk menghindari t erj adinya kebakaran hut an dan lahan yang luas, pengelolaan hut an dan lahan dengan menggunakan prinsip “ zer o bur ni ng” dan pemeliharaan lahan yang berveget asi dalam kondisi baik dapat menj adi suat u keharusan UP saat ini hingga masa yang akan dat ang. Lagi pula UP sepert i HTI, HPH dan perkebunan kelapa sawit mempunyai kewaj iban unt uk membangun unit pengendali kebakaran

hut an dan lahan 19 . Oleh karena it u, dalam skala lansekap sebuah UP dapat menj adi kunci yang sangat pent ing dalam mencegah t erj adinya kebakaran

meluas.