NKT 4.2 Kawasan yang Penting Bagi Pencegahan Erosi dan Sedimentasi
8.4.2 NKT 4.2 Kawasan yang Penting Bagi Pencegahan Erosi dan Sedimentasi
Er osi dan sedi ment asi member i kan konsekuensi ekol ogi dan ekonomi yang sangat pent i ng dal am skal a l ansekap. Er osi per mukaan ( sur f ace er ossi on) menyebabkan meni pi snya l api san t op-soi l yang ber dampak pada mer osot nya pr odukt i f i t as l ahan. Sedangkan morpho-erosi sepert i t anah l ongsor dan Er osi dan sedi ment asi member i kan konsekuensi ekol ogi dan ekonomi yang sangat pent i ng dal am skal a l ansekap. Er osi per mukaan ( sur f ace er ossi on) menyebabkan meni pi snya l api san t op-soi l yang ber dampak pada mer osot nya pr odukt i f i t as l ahan. Sedangkan morpho-erosi sepert i t anah l ongsor dan
Di Indonesia f akt or t erpent ing yang berpengaruh t erhadap t ingginya laj u erosi adalah curah huj an, aliran permukaan, kelerengan, penut upan lahan dan kondisi t anah. Diant ara f akt or-f akt or t ersebut , yang bisa diat ur sepenuhnya oleh manusia adalah penut upan lahan ( l and-cover ) dan konservasi t anah.
Kelebihan hut an dibandingkan dengan penut upan non-hut an dalam menahan laj u erosi adalah t erlet ak pada penut upan ganda hut an, khususnya kemampuan hut an unt uk menghasi l kan serasah dan t umbuhan bawah yang bi asanya cukup l ebat di bawah naungan hut an dengan t aj uk yang agak t erbuka.
Dalam kont eks demikian, areal NKT 4. 2 t erdapat dimana hut an at au veget asi lain dalam kondisi baik t umbuh pada lahan yang memiliki Tingkat Bahaya Erosi (TBE) pot ensial yang berat . Areal yang memiliki TBE pot ensial yang berat didef inisikan sebagai areal yang diperkirakan akan mengalami t ingkat erosi 180 t / ha/ t h at au lebih j ika penut upan veget asi dit ebang. TBE pot ensial dapat dikalkulasikan dengan menggunakan cara yang dij elaskan dibawah.
8.4.2.1 Pengumpulan Data Sekunder dan Analisis Awal
Penilaian NKT 4. 2 menggunakan sumber dat a sekunder sepert i yang dilihat dalam Tabel 8. 4. 3.
Table 8.4.3. Pengumpulan dan Analisis Dat a Awal NKT 4. 2 • Menganalisa pot ensi t ingkat bahaya erosi (TBE)
• Memet akan wilayah yang mempunyai nilai TBE kelas ber at at au sangat ber at (melihat bat as ambang di Tabel 8. 4. 4) Tugas
• Mencari wilayah yang memiliki l aj u pot ensi erosi permukaan dan morpho-erosi t inggi berdasarkan analisis dat a sekunder dan t inj auan lapangan
• Memet akan wilayah rawan bencana dan kawasan-kawasan yang pent ing sebagai penyangga t erj adinya bencana erosi
• DEM (e. g. , SRTM) • Pet a Sungai dan DAS • Pet a Tanah (1: 250, 000) • Kedalaman t anah ( soi l dept h)
Jenis dat a • Pet a Iklim/ curah huj an (Isohyet ) • Pet a Sist em Lahan (RePPProT)
• Pet a Rawan Bencana (Bakosurt anal) • Inf ormasi lain yang relevan sepert i hasil wawancara
masyaraj at set ampat , st af UP at au pemangku kepent ingan yang l ain
Penilaian TBE Pot ensial dapat menggunakan modif ikasi rumus Revi sed Uni ver sal
Soi l Loss Equat i on (RUSLE), t anpa mengikut sert akan f akt or Pengelolaan (P) at au t ut upan lahan (C), yait u
TBE = R x K x LS
dimana TBE = prediksi t ingkat bahaya erosi pot ensial, R = f akt or erosivit as huj an, K = f akt or erodibilit as t anah dan LS = f akt or panj ang dan kemiringan lahan (slope). Unt uk mengkalkulasikan dan memet akan TBE dapat mengikut i penj elasan dan cont oh yang disampaikan pada Lampiran 5. Pet a hasil RUSLI berdasarkan DEM SRTM (resolusi ~90m) hanya bisa di pakai sebagai penuj uk ( i ndi cat i ve map) daerah yang mana kemungkinan memiliki TBE t inggi. Unt uk mebuat suat u pet a TBE yang bersif at lebih def init if perlu memperoleh DEM dengan resolusi ~10m at au melakukan survei langsung di lapangan.
Khusus unt uk wilayah Kalimant an, pet a TBE pada skala 1: 250. 000 t elah t ersedia dan dapat dipakai langsung sebagai penuj uk awal 15 .
Di mana hasi l over l ay bat as UP pada pet a TBE menunj ukkan bahwa ada wi l ayah dal am UP yang mempunyai ni l ai TBE Pot ensi al ber at at au sangat ber at (mel i hat Tabel 8. 4. 4), wi l ayah t er sebut akan di anggap NKT 4. 2.
8.4.2.2. Pengambilan Data Primer dan Verifikasi
Tahap pengambilan dat a primer penilaiain NKT 4. 2 memungkinkan verif ikasi lapangan hasil analisis awal. Survei lapangan sebaiknya berf okus kepada areal yang t elah t erident if ikasi pada t ahap awal sebagai areal yang diperkirakan merupakan NKT 4. 2 karena melebihi bat as ambang TBE ber at at au sangat ber at . Dat a sekunder yang perlu diverif ikasi di lapangan t ermasuk kelerengan, j enis t anah dan kedalaman t anah.
8.4.2.3. Analisis Data dan Pemetaan
Berdasarkan dat a primer bila perlu, dilakukan revisi kepada pet a awal TBE pot ensial dan membuat pet a f inal NTK 4. 2. Tabel 8. 4. 4 menunj ukan klasif ikasi dari TBE merupakan hasil perhit ungan erosi yang t erj adi dalam sat u t ahun (t on/ ha/ t ahun) berdasarkan kedalaman t anah (cm). Dimanapun t erdapat hasil perhit ungan TBE kelas ber at (B) at au sangat ber at (SB) yang diwarnai merah dalam Table 8. 4. 7 adalah kawasan yang memiliki NKT 4. 2.
dibuat ol eh Tropenbos Int ernat ional Indonesia (pet rus. gunarso@t ropenbos. or. id)
Tabel 8.4.4. Penilaian Tingkat Bahaya Erosi berdasarkan kedalaman t anah dan est imasi erosi.
Kedal aman Tanah
Est imasi erosi (t on/ ha/ t ahun)
( sol um dept h)
180-480 >480 Dalam
B SB (>90 cm)
SR
Sedang (60-90 cm)
B SB
SB
Dangkal (30-60 cm)
Sangat Dangkal (<30 cm)
Ket erangan: SR = Sangat Rendah, R = Rendah, S = Sedang, B = Berat , SB = Sangat Berat
8.4.2.4 Saran Tindak Pengelolaan
Prakt ek perubahan t at a guna lahan at au alih f ungsi lahan dan pengelolaan DAS akan mempengaruhi t ingkat erosi dan sediment asi, dengan resiko berdampak negat if ant ara lain t erhadap kualit as air dan ikan sebagai sumber prot ein bagi masyarakat hilir. Unt uk meminimalisasikan dampak t ersebut , hasil pet a analisis Tingkat Bahaya Erosi (TBE) di suat u kawasan dapat dimanf aat kan sebagai pedoman umum merencanakan sist em pengelolaan at au perencanaan ruang ( spat i al pl anni ng) yang layak, t erut ama karena menunj ukkan bagian-bagian dari kawasan UP yang perlu dikelola secara hat i-hat i dan bert anggung j awab.
Cont oh dari daerah yang harus dikelola dengan hat i-hat i dan memperhat ikan kaidah-kaidah t ent ang konservasi t anah dan sediment asi diant aranya
1. daerah berlereng t erj al, pungggung gunung dan daerah dengan kedalaman t anah dangkal
2. lahan dengan permukaan t anah yang berpermiabilit as rendah
3. t empat dengan t ut upan dan keadaan veget asi t idak memadai at au j arang
Daerah yang memiliki penut upan veget asi yang baik, dalam hal ini sepert i hut an at au lahan bervegat asi, memiliki art i yang cukup pent ing dalam mencegah t erj adinya erosi dan sediment asi. Dengan demikian, t ut upan veget asi di daerah dengan TBE pot ensi t inggi perlu dipert ahankan dalam keadaan baik, at au dit ingkat kan j ika dianggap kurang, at au dengan sist em pengelolaan dan penut upan sesuai keadaan. Di KBKT 4. 2, mempert ahankan wilayah t ersebut sebagai ekosist em alam merupakan cara yang paling ef ekt if dan ekonomis dalam upaya mencegah t erj adinya erosi dan sediment asi t inggi.