NKT 4.1. Kawasan atau Ekosistem yang Penting Sebagai Penyedia Air dan Pengendalian Banjir bagi Masyarakat Hilir
8.4.1 NKT 4.1. Kawasan atau Ekosistem yang Penting Sebagai Penyedia Air dan Pengendalian Banjir bagi Masyarakat Hilir
Adanya akt if it as penggunaan l ahan at au pemanf aat an hut an pada suat u kawasan Daerah Al iran Sungai (DAS) sering menimbul kan kerusakan dan degradasi l ahan. Terkadang hal ini dapat berakibat t erhadap t erganggunya siklus air dal am DAS t ersebut . Pi hak ut ama yang mengal ami dampak dar i gangguan DAS t er sebut adal ah masyar akat hi l ir . Sebagai t ut upan l ahan, hut an dal am kondisi baik memi l i ki f ungsi pengat ur an ai r t er hadap wi l ayah di bagi an hi l i r . Apabi l a kawasan ber hut an t er sebut di ni l ai member i kan j asa t er hadap pemenuhan air at au sebagai pengendali banj ir bagi masyarakat hilir, maka kawasan t ersebut memiliki NKT 4.1.
Sel ai n f ungsi pent i ng sebuah kawasan berdasarkan l et akan DAS dan masyar akat hi l i r, ada beberapa ekosist em hut an at au lahan lain yang memiliki peran dalam siklus hidrol ogi lokal yang luar biasa pent ing dan perlu diperhat ikan secara khusus. Ekosist em yang dimaksud dalam NKT 4. 1 t erdiri dari hut an berawan, hut an pada punggung gunung ( r i dge l i ne f or est ), ekosist em riparian, hut an karst , dan berbagai ekosist em lahan basah, t ermasuk lahan gambut (t erut ama yang masih berhut an), hut an rawa t awar, hut an bakau, danau dan rawa padang rumput , sebagaimana dij elaskan dibawah.
Ekosi st em hut an ber awan
Hut an berawan j uga dikenal sebagai Cl oud For est , Mont ane For est at au Mossy For est (hut an berlumut ). Karena posisi ket inggiannya dari permukaan laut dan sering diselimut i awan dan kabut secara menerus, hut an yang memiliki st rukt ur t iga dimensi kompleks ini ber per an sebagai 'penangkap' kabut ( cl oud st r i ppi ng) yang mampu mencai r kan aw an dan kabut , unt uk kemudian menet es sebagai but ir-but ir air di lant ai hut an. Besar nya pasokan ai r yang sampai dan di ser ap ol eh l ant ai hut an ( net -pr eci pi t at i on) dengan cara cl oud st r i ppi ng ini diket ahui j auh lebih besar dari curah huj an yang dit erima di wilayah t ersebut , yait u lebih t inggi 20 persen pada musim huj an dan bahkan lebih dari 100 persen pada musim kemarau. Dimanapun adanya hut an berawan t erdapat NKT 4. 1.
Hut an Punggung Gunung
Hut an yang t erl et ak pada penggung gunung j uga berper an sebagai 'penangkap' kabut ( cl oud st r i ppi ng) yang mampu mencai r kan awan dan kabut , unt uk kemudian menet es sebagai but ir-but ir air di lant ai hut an. Di kont eks yang t ert ent u hut an t ersebut dapat berperan sangat pent ing sebagai penyedia sumber air t erut ama pada t ingkat l okal .
Ekosi st em r i par i an
Ekosist em riparian sepanj ang sungai mempunyai f ungsi yang sangat pent ing sebagai 1) f i l t er unt uk mengendal i kan l aj u er osi dan sedi ment asi agar t idak masuk sungai, 2) kor i dor per ger akan sat w a dar i ber bagai w i l ayah habi t at yang ber beda, dan 3) t empat pengungsian sat wa yang habit at nya t el ah menipis.
Secar a ekol ogi , l uas ekosi st em r i par i an di bat asi ber dasar kan wi l ayah bant ar an banj i r ( f l ood pl ai n) yang merupakan daerah genangan saat t erj adi puncak banj ir. Secara hukum, ekosist em riparian dapat perlindungan sebagai sempadan sungai dengan bat as 50-100 met er kiri-kanan sepanj ang sungai t ergant ung besarnya
sungai 12 . Dimanapun adanya ekosist em riparian t erdapat NKT 4. 1.
Ekosi st em kar st
Ekosist em karst adalah kawasan bat u gamping ( l i mest one) yang t elah mengalami proses pelarut an oleh air huj an. Kawasan karst selain pent ing bagi pelest arian keanekaragaman hayat i yang hidup di gua-gua, kawasan ini j uga merupakan ekosist em pent ing sekali bagi perlindungan sumberdaya air. Bat u gamping umumnya kedap air, sehingga air huj an yang j at uh t idak diserap melainkan dialirkan melalui rekahan-rekahan bat u gamping yang t elah melapuk di daerah ant i cl i ne (st r i ke j oi nt s, f r act ur e, f i ssur e syst em) dan kemudian t erkumpul dalam gua-gua karst . Kualit as air sungai yang keluar dari gua dit ent ukan oleh kondisi penut upan veget asi (hut an) di wilayah daerah t angkapan airnya ( cat chment ar ea). Terdapat NKT 4. 1 dimanapun adanya ekosist em karst yang masih ut uh.
Ekosi st em Lahan Basah
Berdasarkan berbagai penelit ian pada DAS kecil (kurang dari 25 km 2 ) menunj ukkan bahwa hut an hanya mampu mengendal ikan banj ir yang dit imbulkan oleh huj an berint ensit as < 100 mm/ hari. Sedangkan diseluruh hampir semua wilayah Indonesia kadang-kadang t erj adi huj an yang ekst rim dengan int ensit as yang melampaui ket erbat asan hut an unt uk menahan laj u air, sehingga t erj adi banj ir. Ol eh karena kondisi t ersebut , maka ekosist em lahan basah ( wet l and) t ermasuk hut an rawa, lahan gambut , hut an rawa gambut , berbagai macam rawa t awar at au air asin ( mangr ove), danau dan sebagainya perlu dipert ahankan keberadaannya sebagai penampung luapan banj ir ( r et ar di ng basi n). Seluruh ekosist em lahan basah yang berf ungsi sebagai penampung debit banj ir di suat u wilayah merupakan kawasan NKT 4. 1.
8.4.1.1 Pengumpulan Data Sekunder dan Analisis Awal
Proses mengident if ikasi NKT 4. 1 dimulai dengan mengumpulkan berbagai dat a sekunder yang t erlihat di Tabel 8. 4. 2 berikut .
Table 8.4.2. Pengumpulan Dat a Awal NKT 4. 1 • Mengumpulkan pet a-pet a dasar dan t emat ik yang t elah t ersedia
dengan skal a 1: 50. 000.
Tugas • Mendeliniasi Hut an Lindung di dalam dan disekit ar konsesi
berdasarkan TGHK, RTRWP dan RTRWK • Mendeliniasi sempadan sungai sebagai wil ayah lindung di kiri dan
Keput usan Ment eri Pert anian Nomor : 837/ Kpt s/ Um/ 11/ 1980. Nomor : 683/ Kpt s/ Um/ 8/ 1961 sert a memperhat ikan Keput usan Presiden Nomor: 48/ 1983. t ent ang buf er unt uk sempadan sungai Keput usan Ment eri Pert anian Nomor : 837/ Kpt s/ Um/ 11/ 1980. Nomor : 683/ Kpt s/ Um/ 8/ 1961 sert a memperhat ikan Keput usan Presiden Nomor: 48/ 1983. t ent ang buf er unt uk sempadan sungai
penyedia air bersih bagi masyarakat hilirnya • Membuat pet a Penut upan Lahan • Mendapat kan berbagai inf ormasi wilayah di unit manaj emen yang
memiliki kepent ingan t inggi dalam perlindungan t at a air dalam skala l anskap dan unit manaj emen (dari berbagai pet a t emat ik dan pet a dasar)
• Memet akan penyebaran hut an berawan, ekosist em berbagai t ipe rawa, ekosist em rawa gambut (t ermasuk yang t idak lagi berupa hut an), ekosist em kerangas yang memiliki lapisan gambut , ekosist em karst , danau dan ekosist em mangrove
• Pada t ahap pengambilan dat a primer diperlukan melakukan gr ound-check hasil pemet aan awal yang hasilnya sel anj ut nya menj adi dasar unt uk memperbaiki/ mengkoreksi int erpret asi awal pet a ekosist em dan penut upan lahan
• Pet a Tat a Ruang (TGHK, RTRWP, RTRWPK) • Pet a Topograf i (e. g. , SRTM) • Pet a Sungai dan DAS • Pet a Pemukiman penduduk
Jenis dat a • Pet a Tanah • Pet a Kelerengan • Pet a Iklim/ curah huj an (Isohyet ) • Pet a Sist em Lahan (RePPProT) • Pet a Penut upan Lahan • Pet a penyebaran ekosist em yang t ersedia (lihat kaj ian NKT 3)
Dalam melengkapi kekurangan pet a ekosist em yang akan dipakai dalam suat u penilaian, diusulkan pemet aan ekosist em awal bisa menggunakan sist em klasif ikasi lahan RePPProT sebagaimana dij elaskan dalam penilaian NKT 3. Sist em klasif ikasi l ahan RePPProT dilengkapi dengan cat at an t ipe ekosist em yang sering dit emukan dalam masing-masing kelas lahan RePPProT. Kelas RePPProT dan t ipe ekosist em yang dapat perhat ian khusus dalam NKT 4. 1 dapat dilihat dalam Tabel
Tabel 8.4.3. Ekosist em yang pent ing dalam ident if ikasi NKT 4. 1 dan hubungannya dengan berbagai kelas lahan berdasarkan RePPProT.
Tipe Ekosist em Lokasi
Rawa Gambut
13 Hut an Hut an at au Lahan
Karst Berawan Gambut
14 Pada skala kecil j uga t erdapat ekosist em hut an riparian pada kiri-kanan sungai. Pada umumnya dalam kelas RePPProT t ersebut hut an berawan t erl et ak diat as ket inggan 1000-1200 m apl
at au l ebih.
Tipe Ekosist em Lokasi
Rawa Gambut
Hut an at au Lahan
Karst Berawan Gambut
Mangrove
Lain
BPD, BTK, MPT, BRW, PDH, BTA,
LPN, LNG,
KHY, BLI,
ANK, SBG, GBJ, KPR, & TWI, STB, n
MDW, SRM, BRH,
KLR,
GBT, SHD, BRW,
KJP
PMG,
BKN, BLI, OKI, AWY, TDR, AHK,
a BDD, ANB n ANB, BBG,
ta BBK, BLI, BLW
TNJ, BKN,
KHY, MGH
a tr
ACG
BBR, BDD,
m a li BGA, BGI,
BMS, BPD,
BYN
si Kont ak pada CI
a e unt uk Papua u w p
8.4.1.2 Pengumpulan Data Primer dan Verifikasi
Dalam pengambilan dat a primer unt uk penilaian aspek penyediaan air dari NKT
4. 1 diut amakan (i) koordinasi dengan t im sosial unt uk menilai ket ergant ungan masyarkat t erhadap suat u kawasan DAS sebagai penyedia air dan (ii) akurasi dat a curah huj an yang t elah t erkumpul dari berbagai sumber pet a. Sedangkan unt uk ekosist em khusus sebagaimana dij elaskan diat as diperlukan dat a primer / ground check unt uk mempert egas keberadaan dan penyebaran masing-masing ekosist em di dalam UP at au didekat nya. Verif ikasi t ersebut dilakukan dengan menggabungkan dat a dari observasi lapangan, survei udara dan int erpret asi phot o udara at au cit ra sat elit yang berresol usi t inggi. Penilaian dampak kegit at an UP t erhadap f ungsi sebuah DAS disyarat kan melihat pada t ingkat lansekap diluar bat as UP unt uk menent ukan apakah ada kawasan at au ekosist em lain yang berpot ensi mengalami dampak yang bersif at of f si t e.
8.4.1.3 Analisis Data dan Pemetaan
Tahap 1. Melakukan proses t umpang susun ( over l ay) bat as konsesi diat as pet a TGHK, RTRWK dan RTRWP. Wilayah yang sudah dit unj uk sebagai Hut an Lindung di dalam UP dengan t uj uan melindungi DAS sebagai sumber air menj adi NKT 4. 1.
Tahap 2. Mendeliniasi semua DAS dan sub-DAS di dalam UP dan di dekat nya. Semua DAS yang menyediakan air bersih kepada masyarakat hilir yang secara logis dapat mungkin dipengaruhi oleh sist em pengelolaan UP akan dianggap NKT
4. 1 pot ensial (calon NKT).
Tahap 3. Jika menurut hasil penilaian NKT 5 masyarakat hilir t ergant ung pada air dari sebuah sungai yang mengalir dari DAS t ersebut , kawasan ini akan dianggap KBKT 4. 1.
Tahap 4. Mendelineasi daerah kiri-kanan sungai yang ada di dalam UP dan menj adikannya wilayah sempadan sungai dengan ukuran yang dit ent ukan at uran yang berlaku. Dengan menggunakan f asilit as buf f er zone pada perangkat lunak GIS, penent uan sempadan adalah 50 m kiri-kanan unt uk sungai yang mempunyai lebar < 30 met er, 100 m kiri-kanan unt uk sungai yang mempunyai lebar > 30 met er dan unt uk radius 200 m disekit ar mat a air. Semua sempadan sungai menj adi NKT 4. 1.
Tahap 5. Dengan melihat pet a ekosist em yang dibuat oleh t im penilai NKT 3, menent ukan apakah ada sat u at au lebi h ekosist em pent ing yang dij el askan diat as. Jika belum ada pet a ekosist em dari NKT 3, dapat menggunakan dat a RePPProT sebagai pet a pet unj uk ( i ndi cat i ve map) dimana ekosist em t ersebut sering dit emukan (lihat Tabel 4. 3). Jika UP memiliki sat u at au lebih ekosist em t ersebut maka kawasan t ersebut akan dianggap KBKT 4. 1.
Tahap 6. Tuj uan ut ama t ahap t erakhir ini adalah membuat pet a penut upan lahan ( l and-cover / use) yang disusun berdasarkan t inj auan langsung di lapangan dan hasil int erpret asi cit ra sat elit t erbaru. Pet a penut upan lahan menj adi pent ing pada t ahap menyusun rencana mengelola NKT 4. 1 karena dapat membant u menilai (i) ket ergant ungan penyediaan air bersih di suat au DAS t erhadap t ut upan lahan yang sekarang dan (ii) pengaruh eksploit asi yang direncanakan di DAS t ersebut t erhadap f ungsi ekologinya. Pet a land cover ini j uga akan berguna dalam pengident if ikasian NKT 4. 2.
8.4.1.4. Saran Tindak Pengelolaan
Sumberdaya air merupakan haj at hidup bagi masyarakat banyak, karena dapat dij adikan sebagai sarana t ransport asi, mandi, cuci, kakus, air minum, pengairan pert anian, perikanan dan yang lainnya. Pengelolaan t erhadap wilayah t angkapan air yang mampu memberikan suplai air (t at a air) secara t erat ur dan t erus menerus menj adi kewaj iban UP yang ada di hulu at au hilir, menj aga kawasan t ersebut dari kerusakan dan pengalihan f ungsinya. Tuj uan ut ama pengelolaan NKT 4. 1 adalah mempert ahankan keberlangsungan segala f ungsi wilayah DAS yang berkait dengan penyediaan air bersih bagi masyarakat pada bagian hilir.