NKT 2.2 Kawasan Alam yang Berisi Dua atau Lebih Ekosistem NKT 2.2 Kawasan Alam yang Berisi Dua atau Lebih Ekosistem

8.2.2 NKT 2.2 Kawasan Alam yang Berisi Dua atau Lebih Ekosistem 8.2.2 NKT 2.2 Kawasan Alam yang Berisi Dua atau Lebih Ekosistem

Kawasan yang t erdiri dari t ipe ekosist em yang beranekaragam mampu mendukung t ingkat kehat i yang t inggi dan memiliki kapasit as yang besar unt uk menj aganya sepanj ang wakt u. Mempert ahankan j enis-j enis ekosist em alami besert a ket erkait annya adalah hal mendasar di dalam perencanaan pelest arian, karena mempert ahankan arus-arus spesies, bahan-bahan dan energi di ant ara ekosist em, sert a menimbulkan ket ahanan t erhadap f lukt uasi lingkungan sepert i ket ersediaan pangan, pola cuaca yang ekst rim dan perubahan iklim. NKT i ni ber t uj uan unt uk mengi dent i f i kasi bent ang al am yang memi l i ki ber bagai t i pe ekosist em yang berkesinambungan dan menj amin bahwa daerah int i dari ekosist em dan kesinambungan garis bat asnya t erpelihara dengan baik.

Kr i t er i a NKT 2. 2

Bent ang alam yang mengandung dua at au lebih ekosist em alami dengan garis bat as yang t idak t erput us didef ini sikan sebagai lansekap dimana :

• ada dua at au lebih ekosist em hadir bersebelahan dan berbagi bat as,

t erut ama zona t ransisi ( ecot one) ant ara berbagai rawa dan bukan rawa at au kerangas dan bukan kerangas

• lereng gunung yang berhut an dalam kondisi baik dan mencakup berbagai j enis ekosist em dengan zona ket inggian yang berbeda, sepert i hut an dat aran ( l owl and f or est ) rendah ke hut an bagian t engah gunung ( submont ane f or est ) sampai hut an puncak gunung (mont ane f or est ) dengan j enis t umbuhan dan dinamika ekologi yang masing-masing berbeda.

8.2.2.1 Metode Pengumpulan Data Sekunder

Penet apan bent ang alam dengan dua at au lebih ekosist em yang bersebelahan mensyarat kan penyusunan dat a ruang ( spat i al dat a) dari berbagai sumber sekunder, t ermasuk:

• Cit ra sat elit at au dat a visual lainnya sepert i f ot o udara guna memet akan wilayah yang t ert ut up hut an dan kondisinya secara umum

• Sist em pemet aan lahan (RePPProT), pet a-pet a geologi dan t anah unt uk membant u memet akan ekosist em (lihat NKT 3) • pet a-pet a t opograf is (DEM) unt uk membant u dalam pemet aan ekosist em yang • pet a Daerah Aliran Sungai (DAS) unt uk mengevaluasi pot ensi dampak kegiat an UP pada bagian hilir dan hulu sungai yang melewat inya

Penyusunan dan analisa dat a sekunder menghasilkan suat u pet a t ent at if ekosist em-ekosist em di lansekap t ersebut . Pada gilirannya lebih dan kurangnya Penyusunan dan analisa dat a sekunder menghasilkan suat u pet a t ent at if ekosist em-ekosist em di lansekap t ersebut . Pada gilirannya lebih dan kurangnya

Elemen buat an manusia di dalam lansekap j uga harus dipet akan dalam pet a ekosist em alami karena dapat mempengaruhi keput usan pengelolaan mengenai garis bat as (zona t ransisi) minimal yang akan dibut uhkan unt uk mempert ahankan ket erkait an di ant ara ekosist em alami di lansekap t ersebut . Sebagai cont oh, panj ang bat as yang disyarat kan unt uk mempert ahankan ket erkait an unt uk pergerakan hewan di ant ara dua ekosist em bisa kurang j ika ekosist em-ekosist em t ersebut dikelilingi hut an damar t ua at au kebun buah yang beraneka (sepert i di Sumat ra dan Kalimant an) dibandingkan dengan ekosist em yang dikepung padang alang-alang yang t erdegradasi at au ladang.

8.2.2.2 Pengumpulan data Primer

Tuj uan ut ama pengumpulan dat a primer NKT 2. 2 adalah unt uk mengkonf irmasikan pemet aan awal penyebaran dan kondisi ekosist em yang dibuat berdasarkan berbagai dat a sekunder. Perlu diut amakan evalusasi t erhadap kondisi bat as-bat as t ransisi ( ecot ones) di ant ara ekosist em j ika ada, dan j uga menilai kondisi berbagai ekosist em sekunder sepert i kebun dan lain lain, sebagai habit at bagi kehat i karena kondisi habit at t ersebut sangat pent ing dalam penyusunan rencana pengelolaan pada t ahap selanj ut nya.

8.2.2.3 Analisis Data

Ada empat komponen dari analisis keseluruhan yang perlu dikerj akan dalam persiapan pet a f inal berdasarkan dat a primer yang t elah dikoleksi di lapangan.

1. Melakukan revisi t erhadap pet a ekosist em alami di seluruh lansekap yang mencakupi UP (analisis ini akan dilakukan sej alan dengan NKT 3),

2. Menent ukan zona t ransisi diant ara ekosist em yang berbeda dan menilai kondisi alaminya, t erut ama rawa dan non-rawa di bagian rendah dan beraneka t ipe hut an yang menyusun sepanj ang lereng gunung j ika ada,

3. Memast ikanekosist em mana di ant aranya yang kemungkinan mengalami dampak dari kegiat an pemanf aat an UP baik it u secara langsung maupun t idak langsung, t erut ama pada bagian t ransisi diant ara ekosist em t ersebut

4. Melakuan evaluasi t erhadap ancaman kepada berbagai ekosist em alami yang ada dan mengident if ikasi dimana def orest asi berlanj ut dilihat pada sej arah perubahan t ut upan lahan di seluruh wilayah t ersebut

8.2.2.4 Pemetaan

Jika di dalam bent ang alam yang mencakupi UP t erdapat dua at au lebih ekosist em alami yang mempunyai garis bat as yang t idak t erput us (berkesinambungan), maka cakupan ekosist em-ekosist em ini dan zona t ransisi diant aranya mendef inisikan penyebaran KBKT yang dibawah NKT2. 2. zona t ransisi ( ecot one) diant ara ekosist em t ersebut harus dipet akan sej elas- j elasnya.

8.2.2.5 Tantangan dan Peluang di Masa Depan

Salah sat u dari kesempat an meningkat kan NKT 2. 2 di masa depan adalah pengukuhan kembali (at au perluasan) ket erkait an ant ara ekosist em alami yang t elah t erput us (at au j adi lemah) hubungannya, akibat pengalihan ekosist em- alami menj adi daerah t erdegradasi. Perbai kan mat arant ai f ungsional di ant ara sisa-sisa ekosist em akan memberi kont ribusi besar bagi pelest arian j angka panj ang kehat i dan dinamika-dinamika ekosist em alami yang berada dalam lanskap t ersebut .

Demikian pula salah sat u t ant angan t erpent ing dalam mempert ahankan NKT 2. 2 adalah j aminan pemeiliharaan zona t ransisi diant ara ekosist em t ersebut j ika t erj adi berhadapan langsung ( conf l i ct ) dengan kegiat an pemanf aat an UP yang direncanakan sert a ancaman-ancaman lain yang dat ang dari j arak j auh oleh

f akt or luar ( of f -si t e i mpact s).

8.2.2.6 Saran Tindak Pengelolaan

Jika t erdapat NKT 2. 2 dalam UP maka perlu melindungi wilayah secukupnya dalam kondisi baik unt uk mempert ahankan keberlanj ut an proses ekologi alami yang berlangsung dalam kedua at au lebih ekosist em masing-masing yang ada dan j uga int eraksi ekologi alami diant aranya.

Jika di dalam NKT 2. 2 ini t erdapat sat u at au lebih ekosist em yang langka at au t erancam sepert i didef inisikan dalam NKT 3, maka wilayah secukupnya unt uk melest arikan NKT lain yang hadir di dalam ekosist em t ersebut (sepert i NKT 1. 2 dan 1. 3), sert a zona t ransisi diant aranya perlu dipert ahankan dalam kondisi baik.

Jika NKT 2. 2 hadir dalam suat u bent ang alam yang dianggap memenuhi krit eria NKT 2. 1 – yait u bent ang alam yang luas dan memiliki kapasit as unt uk menj aga proses dan dinamika alami – maka sedikit nya 10. 0000 hekt ar dari set iap ekosist em sert a zona t ransisi diant aranya harus dipert ahankan di dalam zona

i nt i yang t elah dit ent ukan dalam NKT 2. 1. Jika t idak dapat dipert ahankan

10. 000 hekt ar dari set iap ekosist em di zona int i akibat cakupan ekosist em di dalamnya t idak mencukupi, maka sebanyak mungkin dalam zona int i dari set iap 10. 000 hekt ar dari set iap ekosist em di zona int i akibat cakupan ekosist em di dalamnya t idak mencukupi, maka sebanyak mungkin dalam zona int i dari set iap

Perlu dit ekankan bahwa scope at au cakupan analisis t ersebut yang mendasari penyusunan rencana pengelolaan t idak t erbat as pada areal UP t et api melihat kondisi di lapangan secara lansekap dimana UP merupakan bagian darinya.