Hukum Tetap

Hukum Tetap

Hukum-hukum yang tetap adalah hukum yang telah diciptakan dan disesuaikan dengan realitas wujud dan keberadaan manusia alami. Maksudnya, hukum-hukum tersebut telah disesuaikan dengan tabiat manusia yang secara alamiah selalu berubah-ubah, di manapun ia berada, dan kapan saja; baik ia adalah orang kota, orang desa, orang gurun, berkulit hitam, berkulit putih, Hukum-hukum yang tetap adalah hukum yang telah diciptakan dan disesuaikan dengan realitas wujud dan keberadaan manusia alami. Maksudnya, hukum-hukum tersebut telah disesuaikan dengan tabiat manusia yang secara alamiah selalu berubah-ubah, di manapun ia berada, dan kapan saja; baik ia adalah orang kota, orang desa, orang gurun, berkulit hitam, berkulit putih,

Pemahaman manusia yang berdasarkan akal adalah sama bagi siapa saja. Selama akal mereka tak terselimuti kabut tebal khurafat dan sangkaan batil, mereka sama-sama mampu membedakan yang baik dan yang buruk dengan benar. Tentunya pemahaman mereka harus dipuaskan dengan dalil dan bukti yang jelas demi memiliki keyakinan yang benar.

Begitu pula emosi yang mereka miliki. Rasa sayang, benci, takut, sedih, senang, harapan, dan lain sebaginya.

Mereka sama-sama membutuhkan makanan dan minuman, perkawinan, pakaian, rumah, dan lainnya. Sikap yang diambil oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, pasti juga akan diambil oleh semua orang.

Melihat persamaan tabiat manusia, kita tidak bisa berkata bahwasannya mengenyangkan perut yang lapar boleh dilakukan oleh seseorang dan bagi orang lain tidak. Kita tidak bisa berkata bahwasannya bagi seseorang diwajibkan untuk tunduk di hadapan akalnya dan bagi orang lain tidak wajib. Apakah mungkin kita dapat menyatakan bahwa umat manusia, yang mana selama ribuan tahun telah hidup dengan tabiat alamiahnya,

pada suatu saat boleh mengagungkannya dan kelak pada suatu zaman umat manusia boleh tak peduli dengannya?

Apakah pada suatu saat manusia memilih untuk hidup bersama dan di saat yang lain memilih untuk hidup menyendiri? Apakah pada suatu saat manusia merasa harus membela nyawa dan hartanya dari tangan para perampok tetapi di suatu ketika ia rela menyerahkan segalanya kepada mereka? Apakah bisa manusia hanya untuk beberapa saat saja mau melakukan aktifitas sehari-harinya dan pada suatu saat nanti hanya duduk menonton orang lain bekerja? Dengan pertanyaan- pertanyaan di atas, jelas sudah bahwa manusia alami selamanya akan membutuhkan hukum-hukum yang sama dan tetap.

Islam pun datang dan mengajak manusia untuk memahami kenyataan ini. Islam berkata, ―Tidak ada yang dapat memenuhi kebutuhan hidup umat manusia selain sekumpulan hukum dan aturan yang dapat Islam pun datang dan mengajak manusia untuk memahami kenyataan ini. Islam berkata, ―Tidak ada yang dapat memenuhi kebutuhan hidup umat manusia selain sekumpulan hukum dan aturan yang dapat

Islam juga berkata, ―Kita harus merujuk kembali kepada fitrah dan akal pemberian Tuhan. Mari kita menjauhi nafsu dan ketidak patuhan terhadap Sang Pencipta. Di saat kita memahami bahwa sesuatu adalah benar, maka kita harus mengikuti sesuatu tersebut. Kita tidak boleh menyebut sikap mengikuti kebenaran dengan sebutan taqlid. Jangan kita menyebutnya sebagai fanatisme atau tradisi kuno yang kita amalkan hanya karena meniru apa yang telah dilakukan nenek moyang. Janganlah kita menyebut penyembahan Tuhan sebagai ibadah kuno dan usang. Kita tak boleh tunduk di hadapan para tiran dan penyembuh nafsu lalu menjadi bahan mainan mereka. Kita dilarang untuk menciptakan berbagai macam tuhan dari bebatuan dengan tangan kita sendiri lalu merunduk di hadapannya.‖

Pada dasarnya, Islam memilih nama ―Islam‖ untuk dirinya dengan tujuan supaya manusia hanya menyembah Sang Esa, Pengatur alam semesta, dan Pengelola segenap ciptaan. Dengan kata lain, Islam bertujuan untuk mengajak manusia untuk kembali kepada Tuhannya. Dalam menyatakan peranannya, Islam memberikan berbagai hukum baik berupa keyakinan, etika, dan tata cara beramal ibadah. Islam menyebutnya sebagai kebenaran yang harus diikuti.

Islam telah menyebut dirinya sebagai agama langit yang tak dapat diubah oleh siapapun.

Penjelasannya, setiap tiga bagian dari wujud hukum- hukum agama Islam, yakni akidah (keyakinan), etika (akhlak), dan hukum-hukum (tata cara beramal dan beribadah) saling berkaitan satu sama lain dan tak dapat dipisahkan. Semuanya telah diciptakan sesuai dengan tabiat alami manusia. Sayang sekali kita tidak bisa menjelaskan permasalahan ini lebih jauh lagi. Pada dasarnya, kami hanya berniat untuk mengenalkan keberadaan hukum-hukum yang tetap dalam Islam.