Makna lillahi darru fulan dan kaana lillahi ridha

Makna lillahi darru fulan dan kaana lillahi ridha

Tanya: Dalam kitab Nahjul Balaghah terdapat beberapa kalimat seperti “lillahi darra fulan” atau “lillahi bala‟ fulan” yang ditujukan bagi beberapa khalifah. Dan dalam sebuah surat ditulis oleh imam Ali As untuk Muawiyah, ia menyebutkan bahwa cara membai‘at para khalifah adalah “kaana lillahi ridha”. Dan di beberapa kesempatan yang lain, seperti dalam khutbah Syiqsyiqiyah, terdapat beberapa ucapan dari beliau yang bertujuan untuk menentang orang-orang tersebut. Dan menurut Anda, apa rahasia di balik Tanya: Dalam kitab Nahjul Balaghah terdapat beberapa kalimat seperti “lillahi darra fulan” atau “lillahi bala‟ fulan” yang ditujukan bagi beberapa khalifah. Dan dalam sebuah surat ditulis oleh imam Ali As untuk Muawiyah, ia menyebutkan bahwa cara membai‘at para khalifah adalah “kaana lillahi ridha”. Dan di beberapa kesempatan yang lain, seperti dalam khutbah Syiqsyiqiyah, terdapat beberapa ucapan dari beliau yang bertujuan untuk menentang orang-orang tersebut. Dan menurut Anda, apa rahasia di balik

Jawab: Nada ucapan imam Ali As ketika beliau mengatakan: “wa kaana lillahi ridha” berbeda dengan nada ucapan imam Ali As ketika beliau berkata: “wa lillahi darra fulan” dan “lillahi bala‟ fulan”; dan maknanya adalah kemarahan atas sesuatu yang secara lahiriah bagus dan ia menganggap berkumpulnya umat (ijma‟) sebagai hal yang diridhai oleh Allah Swt. Dan jika yang dimaksud dengan kalimat tersebut adalah beliau sendiri, maka artinya beliau berkata: ―Demi kemaslahatan Islam saya terpaksa untuk membai‘at dan bai‘at ini diridhai oleh Tuhan.‖ Karena jika beliau tidak bersedia untuk membai‘at, maka akibatnya kelak Islam akan berada di ambang kehancuran.

Adapun kalimat “lillahi darra fulan” dan “lillahi bala‟ fulan” yang diucapkan saat beliau mengingat cara para khalifah memerintah dan juga cara kerja para pejabat yang bekerja untuk para khalifah di beberapa daerah kekuasaan Islam, adalah kalimat yang dapat dipahami makna dan kesesuaiannya dengan maksud imam Ali As. Dengan demikian, tidak ada permasalah yang penting dalam kalimat-kalimat di atas. Adapun kalimat sebelumnya, sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh ribuan riwayat yang telah sampai di tangan kita baik yang bersumber dari imam Ali As atau imam-imam Adapun kalimat “lillahi darra fulan” dan “lillahi bala‟ fulan” yang diucapkan saat beliau mengingat cara para khalifah memerintah dan juga cara kerja para pejabat yang bekerja untuk para khalifah di beberapa daerah kekuasaan Islam, adalah kalimat yang dapat dipahami makna dan kesesuaiannya dengan maksud imam Ali As. Dengan demikian, tidak ada permasalah yang penting dalam kalimat-kalimat di atas. Adapun kalimat sebelumnya, sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh ribuan riwayat yang telah sampai di tangan kita baik yang bersumber dari imam Ali As atau imam-imam

Ajakan Bersatu dan Saling Mencintai

Tanya: Bai‘at yang dilakukan imam terhadap tiga khalifah sepeninggal

Nabi Muhammad Saw dimaksudkan untuk menjaga persatuan dan demi kebaikan Muslimin. Sejarah pun telah mencatat kenyataan ini. Dengan demikian, apa hukum mencaci dan melaknat orang-orang seperti mereka yang pernah hidup di permulaan era pemerintahan Islam?

Istilahnya, apakah kita bisa ―lebih katolik‖ dari Paus? Apakah kita boleh tidak bersikap seperti imam Ali As dan tidak perlu mementingkan kemaslahatan Muslimin? Apakah kita diperbolehkan untuk memperparah kepecahan umat hanya dikarenakan beberapa permasalahan yang kurang ilmiah? Tak diragukan bahwa kita seharusnya membahas Istilahnya, apakah kita bisa ―lebih katolik‖ dari Paus? Apakah kita boleh tidak bersikap seperti imam Ali As dan tidak perlu mementingkan kemaslahatan Muslimin? Apakah kita diperbolehkan untuk memperparah kepecahan umat hanya dikarenakan beberapa permasalahan yang kurang ilmiah? Tak diragukan bahwa kita seharusnya membahas

Kita telah merasakan sendiri hasil baik yang diberikan oleh didirikannya Darul Taqrib Bainal Madzahib Al Islamiyah . Misalnya, tak lama setelah Darul Taqrib tersebut didirikan dan disepakati oleh Ayatullah Borujerdi, Ayatullah Kasyiful Ghita, dan ulama-ulama Syiah yang lainnya, Syaikh Mahmud Syaltut, pimpinan Universitas Islami Al Azhar di Mesir, memberikan fatwa diperbolehkannya memeluk ajaran mazhab Syiah. Bukankah langkah tersebut sangat baik sekali bagi kita kaum Muslimin? Bukankah memang sebaiknya kita menjaga persatuan umat dan berusaha untuk menyelesaikan berbagai masalah dengan cara berdiskusi secara ilmiah serta tidak membiarkan orang- orang tak bertanggung jawab untuk menebarkan bibit perpecahan di antara umat sehingga dengan demikian tak satu pun musuh Islam dapat menjadikannya sebagai kesempatan untuk menggulingkan ajaran agama suci ini?

Jawab: Menjaga kesatuan dan persatuan umat adalah hal yang sangat baik dengan syarat tidak menyebabkan terlupakannya ajaran dan pengetahuan agama dan ditinggalkannya tugas-tugas mazhabi serta Jawab: Menjaga kesatuan dan persatuan umat adalah hal yang sangat baik dengan syarat tidak menyebabkan terlupakannya ajaran dan pengetahuan agama dan ditinggalkannya tugas-tugas mazhabi serta

Sayang sekali kekuatan Muslimin yang pernah didapatkan berkat mengikuti dan mengamalkan ajaran- ajaran qur‘ani dan kemudian dengan kekuatan tersebut Muslimin memimpin kekuasaan besar di dunia, akibat perselisihan dan pudarnya jiwa tenggang rasa, telah mengalami kehancuran. Seluruh kekuatan yang sangat mengagumkan ini dan juga posisi strategis yang dimiliki kaum Muslimin telah hancur lebur; begitu pula keutuhan mereka.

Yang jelas, ada banyak faktor berupa ikhtilaf yang telah menyebabkan umat Islam terpecah menjadi dua golongan Ahlu Sunnah dan Syiah. Akan tetapi perlu diingat bahwa ikhtilaf di antara dua kelompok ini tidak terletak pada ushul (baca: pokok-pokok) agama, tetapi terletak pada furu‟ (baca: cabang-cabang) agama. Meskipun dalam furu‟ agama kedua kelompok saling berikhtilaf, akan tetapi ikhtilaf tersebut tidak terlalu signifikan; karena kedua kelompok Sunnah dan Syiah bersama-sama bersepakat akan wajib-nya furu‟ agama seperti: shalat, puasa, haji, jihad, dan lain sebagainya; dan kedua kelompok bersepakat bahwa Al- Qur‘an hanya satu dan Qiblat umat Muslim juga satu.

Atas dasar inilah orang-orang Syiah di era permulaan Islam, meski diri mereka berbeda dengan yang lain, mereka tetap hidup bersama dengan mayoritas umat Muslim yang lain dan tidak pergi untuk hidup menyendiri. Selama mereka mampu, mereka tak enggan untuk saling membantu sesamanya dan bergotong royong. Oleh karenanya, kini selayaknya Muslimin menyadari persamaan akidah kita semua dalam segi ushul dan sokoguru agama. Sudah saatnya kita bangkit dari segala macam tekanan dan kesengsaraan yang telah kita rasakan bersama akibat perlakuan para musuh dan orang-orang Asing; dan marilah kita menyingkirkan perpecahan lalu bersama- sama berdiri dalam satu barisan.

Kebetulan dunia Islam sedikit demi sedikit mulai memahami kenyataan ini dan kesepakatan beberapa ulama Islam Syiah akan didirikannya Darul Taqrib merupakan salah satu bukti kesadaran ini. Begitu juga syaikh Al Azhar, dengan penuh kesadaran ia juga memahami kenyataan ini dan dengan lidahnya sendiri ia menjelaskan kenyataan ini dengan sangat jelas lalu mengumumkan persatuan umat Islam antara Sunnah dan Syiah kepada seluruh Muslimin penghuni dunia.

Sebagaimana yang telah diisyarahkan dalam pertanyaan di atas, perkara ini tidak bertentangan dengan pembahasan ilmiah – historis dalam permasalahan-permasalahan akidah. Begitu juga Sebagaimana yang telah diisyarahkan dalam pertanyaan di atas, perkara ini tidak bertentangan dengan pembahasan ilmiah – historis dalam permasalahan-permasalahan akidah. Begitu juga

Kita berharap Tuhan akan memberikan hidayahnya kepada orang-orang yang selalu fanatik dan berniat jahat. Semoga umat Islam dengan persatuan yang mereka galang bersama, dapat mencapai kembali keagungan dan kemenangan yang telah mereka capai di era permulaan Islam. Sesungguhnya Ia maha pendengar dan pengabul doa.