Nabi tidak Lalai saat Berbicara dan Berbuat

Nabi tidak Lalai saat Berbicara dan Berbuat

Tanya: Salah satu ulama terkini, telah melakukan sebuah pekerjaan yang mana Almarhum Syaikh Shaduq pernah bercita-cita untuk melakukannya. Pekerjaan tersebut adalah menulis sebuah risalah mengenai ―kelalaian nabi‖ dan akhirnya risalah tersebut berhasil dicetak. Pertanyaan saya, apa pendapat anda mengenai permasalahan ini? Dan yang jelas, apa pentingya permasalahan-permasalahan seperti ini dibahas?

Jawab: Sudah merupakan hal yang jelas bahwa tingkah laku dan perbuatan nabi adalah salah satu Jawab: Sudah merupakan hal yang jelas bahwa tingkah laku dan perbuatan nabi adalah salah satu

Ilahi, menyebabkan timbulnya kemungkinan akan belum sempurnanya hujjah Ilahi. Jika kenyataannya memang seperti ini, maka Kitab Tuhan dan Sunnah rasul-Nya tidak akan bisa menjadi hujjah Ilahi dan tidak dapat dipercaya kebenarannya. Karena jika nabi tak luput dari kesalahan, maka ada kemungkinan nabi telah melakukan banyak kesalahan dalam menjalankan tugas-tugasnya dan sebagian banyak ajaran-ajarannya tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.

Istikharah 1 dengan Al- Qur’an dan Tasbih

Tanya: Apakah istikharah dengan menggunakan Al- Qur‘an dan Tasbih memiliki bukti-bukti kebenaran yang jelas? Apakah memangnya Al- Qur‘an adalah kitab yang diturunkan untuk digunakan sebagai alat meramal? Apakah untaian butir-butir biji tasbih juga

1 Istikharah adalah amalan yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan petunjuk mengenai baik dan buruknya suatu pekerjaan yang

akan dilakukan.

dapat menentukan nasib manusia? Mengapa sebagian dari saudara kita yang beriman yang meskipun telah berkonsultasi masih saja belum mendapatkan kepastian

sesuatu atau meninggalkannya lalu akhirnya ia ber-istikharah setelahnya? Apakah hal ini bukan merupakan pertanda akan kurangnya pendidikan dan pengetahuan agama mereka?

untuk

melakukan

Jawab: Mengenai istikharah dengan Al- Qur‘an dan tasbih,

riwayat-riwayat yang membolehkannya; dan kita tidak menemukan hal-hal lain yang bertentangan dengan sekumpulan riwayat di atas baik yang berupa dalil aqli maupun naqli. Dengan sejenak mengalihkan pandangan dari riwayat-riwayat yang saya maksud, sebenarnya dengan sendirinya kita dapat memahami hakikat dan kriteria istikharah yang sebenarnya. Pada dasarnya ketika seorang manusia menghadapi dua hal yang harus ia lakukan, yakni mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya, ia akan memikirkan hal yang terbaik yang harus ia lakukan dan senantiasa mempertimbangkan untung dan rugi keputusan yang akan ia putuskan. Ketika ia mulai menemukan

banyak

sekali

melakukan atau meninggalkan perbuatan yang baginya keduanya membingungkan tentang apakah harus dilakukan ataukah ditinggalkan, maka ia akan berlaku sesuai alasan tersebut. Dan jika sampai saat itu juga ia masih

alasan

untuk untuk

Qur‘an lalu menghadapkan jiwanya kepada Tuhan kemudian membukanya dan menjadikan kandungan ayat pertaman kali yang ia lihat sebagai pertolongan untuk memberikan keputusan. Dengan demikian ia dapat berlaku sesuai dengan kandungan ayat yang ia dapatkan. Yakni, dengan berserah diri kepada Tuhan, ia menjadikan ayat dan tanda kebesaran-Nya sebagai penolong kemudian ia memberikan keputusan bagi diri sendiri dengan bantuan ayat tersebut untuk melakukan atau meninggalkan sebuah pekerjaan yang sebenarnya ia boleh mengerjakannya dan boleh juga meninggalkannya. Dan perbuatan yang merupakan salah satu bentuk tawakal kepada Tuhan ini bukan perbuatan syirik dan bukan perbuatan yang merugikan agama, dan juga bukan perbuatan yang telah mengharamkan apa-apa yang halal dan mengalalkan apa-apa yang haram; entah dilakukan dengan Al- Qur‘an, tasbih, atau benda-benda lain yang dapat Qur‘an lalu menghadapkan jiwanya kepada Tuhan kemudian membukanya dan menjadikan kandungan ayat pertaman kali yang ia lihat sebagai pertolongan untuk memberikan keputusan. Dengan demikian ia dapat berlaku sesuai dengan kandungan ayat yang ia dapatkan. Yakni, dengan berserah diri kepada Tuhan, ia menjadikan ayat dan tanda kebesaran-Nya sebagai penolong kemudian ia memberikan keputusan bagi diri sendiri dengan bantuan ayat tersebut untuk melakukan atau meninggalkan sebuah pekerjaan yang sebenarnya ia boleh mengerjakannya dan boleh juga meninggalkannya. Dan perbuatan yang merupakan salah satu bentuk tawakal kepada Tuhan ini bukan perbuatan syirik dan bukan perbuatan yang merugikan agama, dan juga bukan perbuatan yang telah mengharamkan apa-apa yang halal dan mengalalkan apa-apa yang haram; entah dilakukan dengan Al- Qur‘an, tasbih, atau benda-benda lain yang dapat