Wirausaha SKRIPSI NUR LAILI NOVIANI

Koja dianggap orang keturunan luar negeri atau biasanya disebut orang “Indo” Suud dalam Muhammad, 1999, h. 240. Menurut Abu Suud Muhammad, 1999, h. 240 – 241 ada beberapa ciri lain yang melekat pada kelompok Koja, yaitu kecenderungan mereka dalam memberikan nama bagi anak-anak. Mereka memberikan nama dari bahasa Arab atau lebih dikenal dengan nama-nama santri bagi anak-anak mereka. Kebanyakan dari mereka memilih nama-nama sederhana, seperti: Abdullah, Salim, Mahmud, Zaenal, Muhammad, Fatimah, Maryam, Marhamah, Nurhuda, dan nama sejenis lainnya. Nama-nama tersebut tidak diberi nama keluarga seperti yang biasa digunakan dalam keluarga Arab. Jika sudah mengetahui nama, maka akan mudah bagi orang lain untuk mengetahui siapa yang orang Koja yang siapa yang orang Arab.

F. Wirausaha

1. Pengertian wirausaha Wiraswasta dan wirausaha diartikan sebagai dua kata yang bermakna sama. Secara harfiah, kedua kata tersebut mempunyai asal kata yang berbeda. Wiraswasta berasal dari kata wira, swa, dan sta. Wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan, atau pejuang, sedangkan swa berarti sendiri, dan sta berarti berdiri. Jika dirangkai, maka wiraswasta berarti pejuang yang menjadi teladan dengan berdiri di atas kemampuannya sendiri. Wirausaha terdiri atas 74 74 dua kata, yaitu wira dan usaha. Wira memiliki arti sama seperti yang telah disebutkan, sedangkan usaha berarti kegiatan yang dilakukan terus menerus dalam mengelola sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa yang akan dijual untuk mendapatkan keuntungan. Jadi, kata wirausaha dapat diartikan sebagai pejuang yang menjadi teladan dalam bidang usaha Anoraga Sutantoko, 2002, h. 137. Ada banyak pengertian wirausaha yang dikemukakan oleh para tokoh. Menurut Skinner dikutip dalam Anoraga Sutantoko, 2002, h. 138, wirausaha merupakan seseorang yang mengambil risiko yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis dan menerima imbalanbalas jasa berupa profit finansial maupun nonfinansial. Meredith dikutip dalam Anoraga Sutantoko, 2002, h. 137 juga memberikan pengertian wirausaha, yaitu orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber- sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya serta mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan kesuksesannya. Seorang wirausaha harus berani dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan usahanya, agar usahanya terus maju dan berkembang. Mereka adalah orang- orang yang berani dalam berbisnis dan selalu memikirkan untung-rugi dari keputusan bisnis yang telah diambilnya. Keuntungannya bisa berupa materi uang atau barang dan juga non materi penghargaan, pujian. Anoraga Sutantoko 2002, h. 138 menyebutkan bahwa seorang wirausaha harus memiliki jiwa atau semangat kewirausahaan. Jadi seorang 75 75 yang dikatakan wirausaha, dapat mengidentifikasi atau menilai peluang apa yang menguntungkan dan dia bisa mengembangkan peluang itu menjadi konsep baru dan mungkin saja menjadi bisnis yang baru pula. Pengertian wirausaha dapat disimpulkan sebagai seseorang yang merupakan teladan atau pelopor atau pendiri dalam bidang bisnisusaha karena memiliki dan mengamalkan jiwa kewirausahaan. 2. Keuntungan berwirausaha Setiap orang tertarik pada kewirausahaan karena adanya berbagai imbalan yang kuat. Ada beberapa imbalan atau keuntungan yang bisa didapatkan bila berwirausaha Longenecker, dkk, 2001, h. 7 – 8, yaitu: a. Imbalan berupa laba Hasil finansial dari bisnis apapun harus dapat mengganti kerugian waktu dan dana sebelum laba yang sebenarnya dapat direalisasikan. Wirausaha mengharap hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang yang mereka investasikan, tapi juga memberikan imbalan yang pantas bagi risiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Imbalan berupa laba adalah motivasi yang lebih kuat bagi wirausaha tertentu. Bagi orang lain laba juga adalah salah satu cara untuk mempertahankan nilai perusahaan. Kebanyakan wirausaha puas dengan laba yang pantas. Laba memang diperlukan bagi kelangsungan hidup perusahaan. 76 76 b. Imbalan berupa kebebasan Kebebasan untuk menjalankan secara bebas perusahaannya merupakan imbalan lain bagi seorang wirausaha. Banyak orang yang mempunyai keinginan kuat untuk membuat keputusan sendiri, mengambil risiko dan memungut imbalan yang ada, termasuk wirausaha. Beberapa wirausaha menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja pribadinya secara fleksibel. Wirausaha pada umumnya menghargai kebebasan yang ada dalam karir kewirausahaan. Mereka dapat mengerjakan urusan mereka dengan caranya sendiri, memungut labanya sendiri, dan mengatur jadwalnya sendiri. Banyak juga wirausaha yang bekerja keras berjam-jam lamanya tetapi mereka tetap mendapatkan kepuasan dari keputusan yang mereka buat sendiri. c. Imbalan berupa kepuasan Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang didapatkan dalam menjalankan bisnisnya sendiri. Kenikmatan yang didapatkan mungkin berasal dari kebebasannya, tapi kenikmatan tersebut juga merefleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik pada barang dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang dikelola oleh wirausaha tumbuh menjadi besar, tetapi ada perusahaan yang relatif tetap berskala kecil yang juga bisa dikatakan sukses. 3. Tantangan wirausaha Keuntungan yang didapatkan oleh wirausaha memang cenderung menggiurkan tetapi ada biaya yang berhubungan dengan kepemilikan bisnis 77 77 yang juga menjadi beban Longenecker, dkk, 2001, h. 9. Seorang wirausaha akan menghadapi tantangan dalam berwirausaha bahkan saat akan mulai mengoperasikan bisnisnya, yaitu mereka harus bekerja keras dan menuntut kekuatan emosi. Wirausaha mengalami tekanan pribadi seperti saat mereka harus meyita banyak waktu dan tenaga untuk mengurus bisnisnya. Tantangan lain dalam berwirausaha yaitu kemungkinan gagal dalam berbisnis. Tidak ada jaminan kesuksesan dalam berwirausaha. Tantangan berupa kerja keras, tekanan emosional, dan fisik akan membutuhkan komitmen dan pengorbanan tinggi seorang wirausaha jika mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan.

G. Kerangka Berpikir Peneliti