dan istrinya untuk minum serta bercerita tentang kejadian seharian tersebut. Subjek mengeraskan suara karena suara ibunya jauh lebih keras
daripada suaranya sendiri. Oleh karena itu, subjek juga sering tertawa karena kejadian ini. Sebagian besar jawaban subjek menggunakan bahasa
Indonesia, meskipun kadang muncul beberapa bahasa Semarang atau dialek khas orang Koja. Penggunaan kata-kata atau kalimat oleh subjek
sedikit banyak menunjukkan bahwa subjek adalah pria berpendidikan tinggi.
Ekspresi wajah subjek ketika menjawab pertanyaan juga menjadi salah satu hal yang diperhatikan oleh peneliti. Ketika menjawab pertanyaan
tentang ketertarikan menjadi PNS, ekspresi wajah subjek menunjukkan keseriusan. Begitu juga halnya ketika menjawab pertanyaan tentang
rencana kegiatan setelah pensiun. Secara keseluruhan, ekspresi wajah subjek tidak banyak mengalami perubahan drastis dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Jika jawaban yang diberikannya adalah jawaban yang lucu bagi subjek, maka ekspresi wajah subjek juga
akan menyesuaikan. Ketika ditanya mengenai keluarga atau istri, subjek akan melihat ke arah istrinya tapi tetap dengan tersenyum. Proses
wawancara dan observasi pertama pun berhasil dilakukan selama kira-kira 45 menit.
b. Laporan observasi sebelum dan pada wawancara 2
Observasi kedua dilakukan sehari sebelum wawancara kedua dilakukan. Peneliti sudah membua janji dengan subjek di hari Selasa, 22 Mei 2007
424 424
namun dibatalkan karena saat itu subjek seharian sibuk. Pada hari Selasa itu, peneliti juga telah merencanakan untuk melakukan observasi yang
dilakukan dari rumah ibu subjek. Pagi-pagi pukul 06.00 subjek sudah berangkat namun tidak langsung ke kantornya melainkan mengantar
anaknya yang sedang tugas praktek di RS Tugu. Jarak antara rumah dan tujuan yang jauh menyebabkan subjek harus mengantar anaknya yang
harus sampai di tempat praktek pukul 07.00. Selain itu, saat itu anak subjek sedang mengandung 6 bulan. Untuk informasi, anak subjek sendiri
adalah mahasiswa semester 6 program studi keperawatan. Peneliti ikut bersama subjek dan anaknya di mobil dan terjalin suasana
akrab dan penuh humor. Subjek sering mengeluarkan lelucon yang bisa membuat peneliti dan anak subjek tertawa. Perjalanan jauh pun tidak
begitu terasa karena suasananya menyenangkan. Subjek langsung menuju ke kampus setelah mengantar anaknya. Subjek sampai di kampus kira-kira
pukul 08.15 dan saat itu sudah ditunggu mahasiswa yang akan meminta tanda tangan subjek selaku ketua jurusan dan dosen. Menurut subjek,
bulan Mei itu subjek sedang sangat sibuk karena tanggal 1 Juni subjek akan mengikuti kursus selama satu bulan di Jerman sehingga semua
urusan harus diselesaikan. Bahkan sehari sebelum observasi ini dilakukan, subjek saat itu sedang berada di Jakarta untuk mengurus visa dan
kelengkapan lainnya. Peneliti melihat kegiatan subjek selama di kantor. Subjek tidak hanya
disibukkan oleh urusan mahasiswa dan mengajar, tapi juga urusan
425 425
administratif yang begitu banyak dan harus diselesaikan sebelum subjek pergi. Selain itu, subjek juga mempunyai tanggung jawab untuk membagi
dan mewakilkan beberapa hal kepada bawahan dan sesama rekan dosen yang akan mengurus jurusan selama subjek tidak ada. Kegiatan ini
memang cukup menyita waktu subjek selama seharian itu. Subjek selalu membawa laptop yang biasanya digunakan untuk menulis materi kuliah,
artikel, ataupun untuk fasilitas internet. Menurut subjek, jika ada waktu luang, subjek lebih banyak menghabiskannya untuk mencari informasi di
internet yang berkaitan dengan keilmuannya. Selama proses observasi, subjek beberapa kali sering terlihat berbicara dengan rekan sesama dosen
dan kadang di tengah pembicaraannya mereka berdua sama-sama tertawa. Saat adzan dhuhur, subjek menunda pekerjaannya dan menuju ke masjid
terdekat untuk sholat. Hari itu subjek juga disibukkan dengan kegiatan pengajian bapak-bapak dimana subjek menjadi salah satu pengurusnya.
Acara pengajiannya berlangsung pada pukul 15.30 atau setelah sholat asar. Peneliti saat itu sudah berada di rumah ibu subjek karena rencananya akan
mewawancarai subjek sehingga melakukan persiapan pedoman wawancara terlebih dahulu. Ternyata saat itu subjek tidak bisa pulang tepat waktu.
Subjek saat itu ada kuliah sore sehingga setelah menghadiri acara pengajian di masjid fakultas teknik subjek langsung mengajar. Janji
wawancara yang dibuat setelah isya’ untuk malam itu ternyata gagal karena subjek mendapat telepon dari anaknya untuk menjemput dan
mengambil beberapa barang dari kamar kos suaminya untuk dipindah ke
426 426
rumah subjek. Akhirnya subjek baru sampai di rumah pukul 21.00. Saat itu subjek menyatakan kesediaannya untuk diwawancara, tapi melihat kondisi
subjek yang wajahnya terlihat sangat lelah dan mengantuk, akhirnya peneliti menolak.
Wawancara akhirnya dilakukan setelah sholat subuh atas kesediaan waktu dari subjek dan peneliti. Subjek saat itu langsung datang ke rumah ibunya
setelah dari langgar. Subjek saat itu memakai baju koko dan sarung. Proses wawancara dan observasi kedua ini berlangsung hampir sama
dengan yang pertama. Hanya saja saat itu, peneliti bisa mewawancari subjek tanpa ada ibunya dan istrinya. Ekspresi wajah subjek dalam
menjawab pertanyaan rata-rata sama, tidak ada perubahan ekspresi yang mencolok. Subjek sempat beberapa kali tertawa untuk menghilangkan rasa
kantuknya. Saat itu, wajah subjek memang masih terlihat mengantuk. Proses wawancara yang kedua ini pun akhirnya dapat berjalan dengan
lancar.
c. Laporan observasi pada wawancara 3