Metode Pengumpulan Data SKRIPSI NUR LAILI NOVIANI

pemilihan subjek itu ditentukan oleh peneliti. Di dalam penelitian ini, akan digunakan subjek WNI keturunan India atau yang disebut komunitas Koja. Oleh karena itu, harus dipahami dahulu siapakah yang dikatakan komunitas Koja itu sehingga bisa didapatkan subjek di lapangan sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan. Karakteristik subjek untuk penelitian ini ada beberapa, yaitu: pria atau wanita yang termasuk dalam kelompok orang Koja dan masih tercatat bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS. Subjek berusia antara 40 – 60 tahun usia dewasa madya, tinggal dan bekerja di kota Semarang. Karakteristik terakhir adalah subjek bersedia dan sanggup untuk menjadi subjek penelitian.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode yang paling umum digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara dan observasi. Kemampuan melakukan wawancara dan observasi merupakan kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh peneliti kualitatif. Dasar ketrampilan wawancara dan observasi berperan besar dalam pelaksanaan metode- metode yang lebih praktis Poerwandari, 2001, h. 64. Di dalam penelitian ini, akan digunakan empat macam metode pengumpulan data, yaitu: wawancara, observasi, materi audiovisual, dan dokumen. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing metode yang akan digunakan dalam penelitian ini. 1. Wawancara Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti 89 89 bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkaitan dengan topik yang diteliti Poerwandari, 2001, h. 75. Wawancara pada dasarnya dibagi menjadi tiga, yaitu: wawancara terstruktur, semi-terstruktur, dan tidak terstruktur. Di dalam penelitian ini, akan digunakan wawancara dengan bentuk semi-terstruktur. Wawancara untuk penelitian ini akan dilakukan dengan cara berhadapan langsung dengan subjek penelitian. Di dalam proses wawancara ada pedoman wawancara yang sangat umum, dengan mencantumkan hal-hal penting yang harus ditanyakan tanpa menentukan urutan pertanyaan. Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengingatkan mengenai aspek-aspek yang harus dibahas sekaligus menjadi daftar pengecek aspek relevan yang perlu dibahas atau ditanyakan Patton dikutip dalam Poerwandari, 2001, h. 76. Guba dan Lincoln dikutip dalam Moleong, 2002, h. 137 menyatakan bahwa untuk penelitian kualitatif sebaiknya digunakan wawancara terbuka. Wawancara terbuka maksudnya adalah subjek mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud wawancara tersebut. Di dalam penelitian ini akan digunakan jenis wawancara tersebut. Menurut Smith et al dikutip dalam Poerwandari, 2001, h. 77 di dalam menyusun pertanyaan untuk wawancara, harus diperhatikan beberapa aspek, antara lain: pewawancara harus bersifat netral, tidak diwarnai nilai-nilai tertentu, dan tidak mengarahkan. Kemudian juga perlu dihindari penggunaan istilah-istilah yang canggih, resmi, ataupun tinggi, serta perlunya 90 90 menggunakan pertanyaan terbuka, bukan pertanyaan tertutup. Pertanyaan perlu diformulasikan secara jelas, sederhana, singkat, dan tidak mengandung beberapa pesan pertanyaan sekaligus. Di dalam pelaksanaan wawancara, ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan, yaitu: menyiapkan diri menjadi penerima informasi yang baik; menghindari banyak bicara; mencoba untuk melakukan probe, yaitu teknik tersamar untuk memancing subjek berbicara, probe ini harus bersifat netral atau tidak mengarahkan jawaban subjek, peneliti juga perlu untuk bersikap peka dalam menghadapi subjek. Di dalam pengambilan data nantinya, perlu menjalin rapport hubungan baik dengan orang yang akan diwawancarai sekaligus menjaga netralitas data. 2. Observasi Observasi dikaitkan dengan kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut Poerwandari, 2001, h. 70. Observasi sering dianggap mudah oleh para peneliti, padahal sebenarnya dibutuhkan latihan agar bisa mahir dalam observasi. Alat perekam pun tidak sepenuhnya sempurna, karena kadang-kadang ada proses yang tidak terekam kamera atau tape recorder. Kesulitan ini bisa diatasi dengan menyediakan lembaran- lembaran khusus untuk dicatat di lapangan. Memori peneliti sangat terbatas dan mudah terganggu dengan banyaknya informasi dari luar sehingga perlu untuk dilakukan pencatatan langsung setelah observasi. Buford Junker dikutip dalam Moleong, 2002, h. 127 membagi peran 91 91 pengamat dalam sebuah observasi penelitian menjadi tiga. Peran yang akan digunakan adalah peran yang ketiga, yaitu subjek mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi untuk sebuah penelitian. Oleh karena itu, diharapkan subjek tetap bisa berlaku seperti adanya dan memberikan informasi yang diperlukan oleh pengamat sekaligus peneliti. Catatan observasi akan dilaporkan secara faktual, deskriptif dan akurat. Hasil observasi dicatat pada catatan lapangan dengan menuliskan pula tanggal dan waktu pencatatan. 3. Materi audiovisual Materi audiovisual adalah salah satu metode penunjang wawancara dan observasi yang sangat penting yang digunakan untuk menyimpan apa yang dilihat dan didengarkan agar lebih awet dan bisa diulang kapan saja. Peralatan audiovisual yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah recorder dan kamera. Recorder akan digunakan untuk merekam wawancara dengan subjek maupun dengan narasumber secara audio, sedangkan kamera akan digunakan untuk mengambil beberapa foto subjek. Satu hal yang penting dalam penyiapan alat audiovisual adalah dengan benar-benar memeriksa dan menguji coba alat tersebut terlebih dahulu agar nantinya dalam pelaksanaan wawancara dan observasi tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang akan merugikan peneliti sendiri. 4. Dokumen Metode pengumpulan data yang keempat adalah penggunaan dokumen. Dokumen yang akan digunakan adalah dokumen publik yang sifatnya resmi, seperti SK pengangkatan CPNS, SK pengangkatan PNS, SK kenaikan pangkat 92 92 dan golongan, dan juga ijazah tanda lulus kuliah. Penggunaan dokumen bisa digunakan untuk bukti keberadaan subjek dan analisis data Poerwandari, 2001, h. 69.

E. Analisis Data