Usaha Kecil Pengertian Mengenai Kemitraan, Badan Usaha Milik Negara dan Usaha

31 Selain sebagai salah satu sumber penerimaan Negara, BUMN selaku badan usaha memiliki kewajiban untuk berkontribusi dalam pembinaan usaha kecilkoperasi serta pembinaan masyarakat sekitarnya, seperti yang tercantum di dalam Pasal 88 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 yang berbunyi : “BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecilkoperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN”. 35 Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa BUMN mempunyai kewajiban untuk meyisihkan laba usahanya dalam rangka pengimplementasi CSR perusahaan. Pada BUMN terdapat sebuah program khusus dalam pengimplementasian CSR perusahaan yaitu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang disingkat dengan PKBL. Pada Program PKBL inilah perusahaan yang khusus berbentuk BUMN menyalurkan laba usahanya untuk menjalankan CSR perusahaannya. Khusus di dalam Program Kemitraan, BUMN melakukan hubungan kemitraan dengan usaha kecil dalam rangka meningkatkan usaha kecil agar mandiri dan tanggung melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN itu sendiri. Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-05MBU2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil Dan Program Bina Lingkungan.

3. Usaha Kecil

Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam dan manusia perlu memanfaatkan potensi yang ada dengan sebaik-baiknya. Tanpa pengelolaan 35 Pasal 88 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. Universitas Sumatera Utara 32 yang efektif dan efisien, potensi yang ada hanya akan menjadi sia-sia. Potensi tersebut bisa membawa kita kepada kemakmuran bersama jika kita bisa mengolahnya dengan benar. Untuk mencapai kemakmuran bersama, maka dibutuhkan ketahanan ekonomi yang kuat di negara Indonesia. Ketahanan ekonomi dapat dicapai dengan meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang berkesinambungan. Dengan itu semua, kita mampu mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat bersama. Salah satu usaha menciptakan ketahanan ekonomi adalah dengan mengembangkan Usaha Kecil Menengah UKM di kalangan masyarakat luas. Dengan adanya UKM ini diharapkan masyarakat mampu mengembangkan usahanya agar tercipta lapangan kerja yang mampu menekan tingkat pengangguran yang ada di Indonesia. 36 Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang dimaksud dengan Usaha Kecil adalah : “Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagimana dimaksud dalam Undang-Undang ini”. 37 36 http:fearlessmey.wordpress.com20120102pengembangan-ukm-dalam-menciptakan- ketahanan-ekonomi-di-indonesia, diakses pada tanggal 07 Januari 2013. 37 Pasal 1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Universitas Sumatera Utara 33 Usaha kecil yang benar-benar kecil dan mikro dapat dikelompokkan atas pengertian. 38 a. Usaha kecil mandiri, yaitu tanpa menggunakan tenaga kerja lain ; b. Usaha kecil yang menggunakan tenaga kerja anggota keluarga sendiri ; c. Usaha kecil yang memiliki tenaga kerja upahan secara tetap. Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM yang menjadi kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut : 39 a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah. Pada umumnya, Usaha kecil dikelompokkan ke dalam 4 empat kategori, yaitu : 40 a. Sektor Informal Sektor informal adalah usaha kecil yang tidak memiliki tempat operasi atau kegiatan secara permanen menetap. Misalnya, penjual makanan keliling, penjual barang dagangan atau jasa tertentu yang berpindah tempat dan hanya pada waktu tertentu saja dalam sehari. Usaha kecil semacam ini biasanya hanya dijalankan atau dioperasikan oleh seseorang 38 Musa Hubeis, Op.Cit., hlm. 18 39 Pasal 6, Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 40 RD. Jatmiko, Pengantar Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang : Malang, 2004, hlm. 63- 67 Universitas Sumatera Utara 34 secara individual. Usaha kecil dalam sektor informal biasanya juga tidak memiliki badan hukum. b. Usaha Marginal Usaha marginal adalah usaha yang bersifat individual yang tidak mengaharapkan tumbuh menjadi usaha besar. Misalnya, usaha cuci pakaian laundry shops, penjahit, usaha jasa potong rambut, salon kecantikan, rental komputer, toko obat tradisional, dan sebagainya. Walaupun usaha-usaha tersebut memberikan layanan yang sangat penting bagi masyarakat. c. Usaha Profesional Usaha atau bisnis yang beroperasi secara perorangan seperti dokter, dokter gigi, pijat saraf, penasehat hukum, konsultan manajemen, akuntan, arsitek dan sebagainya. d. Usaha Potensi Tumbuh Perusahaan kecil yang memiliki potensi untuk tumbuh, seperti usaha bidang teknologi tinggi atau bisnis pengembangan software computer. Usaha kecil berbeda dengan jenis-jenis usaha lainnya. Usaha kecil memilik beberapa karakteristik, yaitu : a. Dikelola oleh Pemilik Perusahaan atau usaha kecil biasanya dikelola dan dikendalikan oleh pemiliknya sendiri. Karena kecilnya ukuran perusahaan, hubungan diantara pemilik-manajer dan pekerjanya, seperti diantara para pekerja itu sendiri, biasanya tidak formal dibanding dengan perusahaan besar Universitas Sumatera Utara 35 yang umumnya sangat formal. Bahkan sering terjadi, pemilik perusahaan kecil dan karyawannya makan dan bekerja bersama-sama. Pemilik perusahaan atau majikan harus memainkan peran tambahan sebagai seeorang teman, sebagai konsultan keluargaperkawinan, dan terkadang menjadi penengah. Bahkan dalam beberapa usaha kecil, pemilik-manajer dan para pekerjanya saling mengenal satu dengan lainnya dengan baik seperti layaknya seorang teman, dan bukannya layaknya hubungan majikan dan pekerja. b. Modal Terbatas Usaha kecil dibiayai atau dimodali baik oleh tabungan individu maupun pinjaman dari sanak keluarga atau teman-temannya. Sulit bagi usaha- usaha kecil untuk memperoleh sumber dana dari bank-bank komersial dan lembaga-lembaga keuangan lainnya, karena mereka tidak memiliki jaminan yang cukup. Kebanyakan para pengusaha kecil mengklaim bahwa sumber pembiayaan atau permodalan merupakan masalah utama dalam menjalankan usahanya. Pada saat memulai suatu usaha, salah satu pelajaran yang diperoleh adalah sulitnya memperoleh modal. Namun, apabila perusahaan sudah berjalan baik dan lancar, pinjaman akan lebih mudah diperoleh. c. Jumlah Tenaga Kerja Terbatas Kebanyakan usaha kecil mempekerjakan kurang dari 10 orang tenaga kerja. Dalam beberapa usaha kecil, para pekerjanya adalah anggota keluarganya atau orang yang masih mempunyai hubungan atau ikatan Universitas Sumatera Utara 36 keluarga dari pemilik yang sekaligus sebagai manajer perusahaan. Diektur pelaksana suatu perusahaan kecil biasanya memainkan peran sebagai manajer produksioperasi , manajer personalia, manajer pemasaran, bagian pembelian, dan manajer keuangan. d. Barbasis Rumah Tangga Usaha-usaha kecil seperti toko roti, klinik, tokok eceran biasanya melayani para tetangga disekitarnya. Usaha-usaha kecil tersebut pada umumnya memiliki hubungan pertemanan dan sangat erat dengan para pelanggannya. e. Lemah Dalam Pembukuan Kebanyak usaha atau perusahana kecil tidak melakukan pembukuan dengan tepat atas transaksi yang dilakukan. Misalnya, jika anda menanyakan kepada pengusaha kecil berapa keuntungan yang diperoleh dalam sehari, maka ia akan menjawab kepada anda uang kas ia kumpulkan dalam sehari tanpa memperhitungkan unsur-unsur penggunaan fasilitas, sewa atas peralatan yang digunakan, dan upahnya. Pengusaha kecil tersebut memahami bahwa ia telah mampu memenuhi kebutuhan makannya, pakaiannya, dan pengeluaran-pengeluaran lainnya, tetapi mungkin ia tidak mampu mengatakan berapa keuntungan riil yang ia peroleh dari usahanya. f. Diperlukan Manajemen Pemilik Kebanyakan perusahaan-perusahaan kecil, pemilik-pemilik manajer hanyalah person yang memahami detail-detail operasi perusahaan. Universitas Sumatera Utara 37 Apabila ia tidak berpikir, tidak ada yang dapat dilakukan. Semua kontak bisnis dan transaksi-transaksi ada di kepalanya. Apabila ia jatuh sakit atau pergi ke suatu daerah atau luar negri, usahanya akan mengalami kemunduran atau hanya berjalan di tempat. Bukan hal yang biasa kita menemukan perusahaan kecil berpindah keemilikan kepada orang lain. Dalam dunia bisnis secara universal kompetisi bisnis adalah hal yang tidak bisa dipungkiri. Dalam prakteknya, kompetisi bisnis tersebut akan diwarnai dengan perubahan kompleks dari berbagai aspek, seperti faktor politik, ekonomi, teknologi, sosial dan budaya, disamping pengaruh dari pelaku bisnis bersangkutan. Jika hal tersebut terjadi, usaha kecil akan sulit memposisikan dirinya dengan pesaing lain yang berbasis usaha yang lebih besar dalam rangka memperebutkan konsumen. Maka dari itu harus dilakukan upaya-upaya seperti identifikasi masalah atau klasifikasi pengenalan apa usahanya, bagaimana membangunnya, dan kemana arahnya. Perusahaan-perusahaan usaha kecil dapat bertahan hidup ataupun berkembang apabila mengusahakan produk-produk unggulan yang memenuhi keseluruhan ataupun sebagian faktor berikut ini : 41 a. Produk dengan permintaan terbatas atau bersifat khusus, permintaan terbatas, variasi produk tinggi sesuai keinginan konsumen atau trend mode . 41 Musa Hubeis, Op.Cit., hlm. 16 Universitas Sumatera Utara 38 b. Produk dengan karakteristik bahan yang khusus. Bahan sulit diperoleh kerena adanya keterbatasan tertentu pasokan, lokasi, dan ongkos atau perlu proses tambahan sebelum diproses lebih lanjut. c. Produkjasa dengan struktur ongkos tertentu. Ongkos produkunit yang tetap dan rendah karena sifat proses atau bahan. d. Produkjasa dengan ambang teknologi cukup tinggi. Produkjasa memerlukan tingkat teknologi yang cukup tinggi sehingga tidak ditiru oleh masyarakat awam. e. Produkjasa yang menuntut hubungan erat aspek manusia dengan produk. Produkjasa memerlukan keistimewaan keterampilan, ketelitian, dan desain inovasi, yang memberikan nilai tambah pada produk. Usaha Kecil sesungguhnya memiliki ciri-ciri yang unik atau memiliki sifat-sifat khusus yang menyebabkan tidak tepat untuk menjalankan kegiatan- kegiatan usaha tertentu, tetapi cirri-ciri yang khas itu pula yang menyebabkannya menjadi unggul, apabila usaha kecil mengambil posisi tertentu dalam dunia usaha. Oleh karena itu, hal tersebut hendaknya menjadi catatan penting dalam upaya pengembangan usaha kecil dalam memperkokoh perekonomian nasional khususnya pembardayaan eknomi rakyat, serta sekaligus katup pengaman dari timbulnya kerawanan dari konflik sosial. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah adanya faktor pertambahan penduduk, sosial dan kultural, disamping tingkat harga yang umumnya lebih murah dibandingkan dengan harga yang ditawarkan usaha lain yang lebih besar dan sifat kerja sebagai kegiatan ekonomi Universitas Sumatera Utara 39 tradisional yang dominan. Dengan kata lain, dalam jangka panjang dapat dijadikan basis pencapaian kemandirian pembangunan ekonomi karena kandungan impor bahan bakunya rendah, disamping relevansinya dengan proses otonomi daerah yang mengintegrasikannya dengan sektor ekonomi yang lain dalam menciptakan pola dan akselerasi pertumbuhan ekonomi. 42

B. Kemitraan PT.Telkom CDSA Medan Terhadap Usaha Kecil

Dokumen yang terkait

Prinsip Permberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

0 77 85

Implementasi Kredit Usaha Rakyat dalam Mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Stabat

9 138 130

Kajian Hukum Terhadap Pemberdayaan Kredit Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008

0 51 108

Kemitraan Usaha Kecil Menengah Dengan Badan Usaha Milik Negara Di Kota Medan (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) dan PT. Jamsostek (PERSERO) Cabang Kantor Medan)

0 56 199

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan

2 40 87

Analisis Hukum Pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan Oleh PT. PINDAD (Persero) Bandung Selaku Badan Usaha Milik Negara Terhadap Kegiatan Usaha Mikro Kecil Menengah.

0 0 2

PELAKSANAAN PERJANJIAN KEMITRAAN ANTARA PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk. DENGAN UMKM DIKAITKAN DENGAN PRINSIP POLA KEMITRAAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO KECIL DAN MENEN.

0 0 2

HARMONISASI UNDANG-UNDANG PERBANKAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH UNTUK MEMPEROLEH KEMUDAHAN MODAL USAHA BAGI PELAKU USAHA MIKRO.

0 0 1

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.

0 0 17

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

0 0 44