1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama
periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi.
Seperti kita ketahui, pembangunan di Indonesia dalam kurun waktu 30 tahun terakhir ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi cukup tinggi yang
ditunjukkan oleh kemajuan fisik yang sangat menakjubkan. Namun pertanyaan yang masih sering muncul di benak kita adalah mengapa masih terjadi
ketimpangan dan gejolak sosial di masyarakat di tengah-tengah maraknya pembangunan saat ini di segala bidang. Jika dicermati lebih mendalam kita
dihadapkan pada kenyataan dimana pembangunan yang dilaksanakan selama tiga dekade terkahir terkesan hanya bertumpu pada pertumbuhan ekonomi dan kurang
terfokus pada pemertaan hasil pembangunan tersebut.
1
Khusus ketimpangan ekonomi faktor utama penyebabnya adalah pemusatan kekuatan ekonomi atau penguasaan asset nasional pada sekelompok
anggota masyarakat tertentu dalam berbagai bentuk monopoli dan oligopoli.
1
Mohammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi, Jakarta : PT. Pustaka Sinar Harapan, 1999, hlm. 2
Universitas Sumatera Utara
2
Ketimpangan penguasaan aset terutama yang produktif pada gilirannya akan menyebabkan terjadinya ketimpangan dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat.
2
Salah satu upaya yang dianggap tepat dalam memecahkan masalah kesenjangan ini adalah melalui kemitraan usaha antara yang besar dan yang kecil,
antara yang kuat dan yang lemah. Melalui kemitraan diharapkan dapat secara bersimbiose mutualistik sehingga kekurangan dan keterbatasan usaha kecil dapat
teratasi. Kemitraan yang ingin diwujudkan dengan misi utamanya adalah membantu memecahkan masalah ketimpangan dalam kesempatan berusaha,
ketimpangan pendapatan, ketimpangan antar wilayah, ketimpangan kota dengan desa. Kemitraan yang dibangun atas landasan saling membutuhkan, saling
mengutungkan, dan saling memperkuat dengan fungsi dan taanngung jawab yang sesuai dengan kemampuan dan proporsi yang dimiliki oleh masing-masing pihak
yang terlibat dalam kemitraan tersebut.
3
Dalam perspektif dunia, diakui bahwa usaha mikro, kecil dan menengah UMKM memainkan suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang, tetapi juga di negara-negara maju. Di negara maju, UMKM sangat penting tidak hanya
karena kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar., seperti halnya di negara sedang berkembang, tetapi
juga di banyak negara kontribusinya terhadap pembentukan atau pertumbuhan
2
Ibid.
3
Ibid., hlm. 7
Universitas Sumatera Utara
3
penduduk domestik bruto PDB paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar.
4
Tidak dapat dipungkiri bahwa Usaha Kecil memegang peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara. Demikian halnya dengan
Indonesia. Adapun yang dimaksud dengan Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi.
5
Usaha kecil, dalam arti umum di Indonesia, terdiri atas usaha kecil menengah UKM maupun industri kecil IK telah menjadi bagian penting dari
sistem perekonomian nasional, yaitu mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui misi penyediaan lapangan usaha dan lapangan kerja,
peningkatan pendapatan masyarakat, serta ikut berperan dalam meningkatkan perolehan devisa dan memperkokoh struktur ekonomi nasional.
6
Ada tiga alasan utama kenapa suatu Negara harus mendorong usaha kecil yang ada untuk terus
berkembang. Alasan yang pertama adalah karena pada umumya cenderung memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang
produktif. Kemudian untuk alasan yang kedua seringkali mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi. Hal ini merupakan
bagian dari dinamika usahanya yang terus meyesuaikan perkembangan jaman.
4
Tulus T. H. Tambunan, UMKM Di Indonesia, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009, hlm. 1
5
Pasal 1, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
6
Musa Hubeis, Prospek Usaha Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009, hlm. 1
Universitas Sumatera Utara
4
Untuk alasan yang terkahir, usaha kecil ternyata memilki keunggulan dalam hal fleksibilitas dibandingkan dengan perusahaan besar.
Permasalahan, peluang, dan pengembangan usaha kecil dalam ekonomi nasional maupun global menunjukkan hal-hal apa yang perlu diperkuat dalam
percaturan bisnis mampu atau tidak bertahan dan usaha-usaha bagaimana yang perlu dikembangkan di masa-masa mendatang, dalam rangka mencapai prespektif
usaha kecil yang potensional dan dinamis. Hal tersebut, permasalahannya terutama dikelompokkan atas 3 kategori berikut :
a. Permasalahan klasik dan mendasar, misalnya keterbatasan modal, SDM,
pengembangan produk, dan akses pemasaran. b.
Permasalahan pada umumnya, misalnya peran dan fungsi instansi terkait dalam menyelesaikan masalah dasar yang berhubungan dengan masalah
lanjutan, seperti prosedur perizinan, perpajakan, agunan, dan hukum. c.
Permasalah lanjutan, misalnya pengenalan dan penetrasi pasar ekspor yang belum optimal, kurangnya pemahaman desain produk yang sesuai
dengan karakter pasar, permasalaha hukum yang menyangkut perizinan, hak paten dan prosedur kontrak.
7
Di Indonesia, usaha kecil yang ada memiliki peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung
pendapatan rumah tangga. Perkembangan suatu usaha dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Untuk faktor
eksternal sendiri ada satu permasalahan umum yang biasa dihadapi oleh para
7
Ibid ., hlm. 4
Universitas Sumatera Utara
5
pelaku usaha yaitu permodalan. Kesulitan memperoleh modal untuk investasi maupun untuk operasional usaha merupakan masalah klasik yang masih
mengahantui di Indonesia selama ini. Sebenarnya permasalahan ini bisa diselesaikan dengan catatan bahwa
masing-masing pelaku usaha menerapkan konsep manajemen yang baik dan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan oleh lembaga keuangan yang
ada. Selama ini kenyataan di lapangan ternyata masih banyak para pelaku usaha yang belum menerapkan konsep manajemen seperti ini dalam operasional mereka
sehari-hari. Selain itu tingginya bunga kredit dan berbelitnya prosedur pengajuan menyebabkan sebagian besar usaha kecil tidak mengajukan kredit kepada
lembaga keuangan bank maupun nonbank seperti pasar modal dan pembiayaan. Dari uraian tersebut maka pemerintah sangat fokus dalam membina dan
mengembangkan usaha kecil dengan memberikan kredit lunak untuk meningkatkan permodalan bahkan dapat merangsang tumbuhnya usaha kecil
lainnya. Selain dari segi finansial pemerintah juga membantu pelaku usaha kecil dalam hal bimbingan cara mengelola atau memanajemen perusahaan yang baik
karena dapat dikatakan para pelaku usaha kecil berangkat dari bakat dan kemauan untuk maju yang tidak memilik dasar pengetahuan manajemen perusahaan. Sangat
penting bagi pemerintah untuk dapat memberikan pengetahuan tersebut agar usaha kecil dapat lebih tertata rapi dan berkembang maju serta meningkatkan
perekonomian nasional pada umumya. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
Universitas Sumatera Utara
6
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
8
Sebagai salah satu sumber penerimaan Negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, dividen, dan hasil privatisasi, tentunya BUMN akan
berperilaku pula sebagai layaknya perusahaan pada umumnya yang juga berorientasi pada pencapaian keuntungan atau laba. BUMN perlu menumbuhkan
budaya korporasi dan profesionalisme antara lain melalui pembenahan pengurusan dan pengawasannya. Pengurusan dan pengawasan BUMN harus
dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata-kelola perusahaan yang baik good corporate
governance .
Sebagai korporasi,
BUMN memiliki
tuntutan peran sedemikian. Namun pada sisi lain BUMN pun dituntut memberikan kontribusi nyata terhadap masyarakat sekitarnya. Pasal 88 UU RI
No. 19 Tahun 2003 menyebutkan bahwa BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecil koperasi serta pembinaan
masyarakat sekitar BUMN. Peran dan tanggung jawab dari BUMN sebagai korporasi dijabarkan
lebih lanjut dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas yang telah disahkan pada tanggal 20 Juli 2007. Pasal 74 UU No. 40
Tahun 2007 menyebutkan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan
8
Pasal 1, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara.
Universitas Sumatera Utara
7
sebagai biaya perseroan yang biaya pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara, sebagai lembaga pemerintah
yang menaungi
dan mengayomi
institusi BUMN,
turut menindaklanjuti Pasal 88 UU No. 19 Tahun 2003 tersebut dengan diterbitkannya
Peraturan Menteri
Negara Badan
Usaha Milik
Negara No.
Per- 05MBU2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan
Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan disingkat ‘PKBL’. Dengan peraturan tersebut, Kementerian Negara BUMN menjabarkan peran dan
partisipasi BUMN kedalam 2 program, yakni : Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Pasal 2 ayat 1 Permen BUMN tersebut menegaskan
bahwa Persero dan Perum wajib melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
Peraturan ini. Berdasarkan Pasal 1 Angka 5 Permen BUMN tersebut, yang dimaksud dengan Program Kemitraan dengan usaha kecil adalah program untuk
meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Pelaksana daripada program tersebut
adalah unit organisasi khusus yang merupakan bagian dari organisasi BUMN yang berada dibawah pengawasan seorang direksi Angka 16 Pasal 1 jo. Pasal 5
huruf a. Sumber dana yang dapat dipergunakan oleh BUMN guna melaksanakan kedua program tersebut diatas berasal dari : penyisihan laba setelah pajak
maksimal sebesar 2, jasa administrasi pinjamanmarjinbagi hasil, bunga
Universitas Sumatera Utara
8
deposito danatau jasa giro dari dana sisa program tersebut pada tahun-tahun sebelumnya, atau pelimpahan dana program dari BUMN lain vide Pasal 9.
Program Kemitraan yang dilakukan oleh BUMN, sesuai dengan Pasal 11 ayat 1 Permen.BUMN tersebut, diberikan dalam bentuk : pinjaman untuk
membiayai modal kerja danatau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan, dan pinjaman khusus untuk membiayai
kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha Mitra Binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan
usaha Mitra Binaan.
9
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk atau yang akrab dikenal dengan PT. TELKOM Tbk sebagai salah satu BUMN di Indonesia yang bergerak di bidang
Informasi dan Komunikasi yang menyediakan jasa jaringan komunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom juga merupakan salah satu BUMN yang kegiatan
usahanya menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, tentunya perusahaan ini bersentuhan baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan masyrakat umum. Selain berorientasi pada keuntungan, seperti layaknya perusahaan BUMN lainnya, Telkom Tbk juga menjalankan
kewajiban tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Dalam prakteknya Telkom aktif terlibat dalam berbagai program
pengembangan terutama di bidang pendidikan, sosial maupun pengembangan
9
PKBL BUMN,
CSR-kah? Tinjauan
Dalam Prespektif
Hukum Positif,
http:pkblbumncsrkah.blogspot.com, diakses tanggal 02 Nopember 2012.
Universitas Sumatera Utara
9
dunia usaha. Berkaitan dengan pengembangan dunia usaha, Telkom memiliki organisasi yang menaungi masalah pengembangan usaha sebagai bentuk CSR
perusahannya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik
Negara No. Per-05MBU2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan disingkat PKBL
yang telah mulai diberlakukan untuk tahun buku 2007 dan ditetapkan pada tanggal 27 April 2007. Organ pelaksana program-program sosial Telkom adalah
CDC Community Development Centre, yaitu sebuah unit khusus yang dibentuk oleh Telkom yang berfungsi sebagai unit PKBL sebagaimana BUMN lain
merespon Keputusan Menteri BUMN No. Kep-236MBU2003. Dengan begitu, keberadaan Telkom CDC, disamping sebagai implementasi kebijakan sosial
Telkom juga sekaligus merupakan wujud kepatuhan Telkom terhadap pemilik pemegang saham mayoritas yaitu pemerintah.
10
Untuk wilayah Sumatera Utara khususnya Medan, unit PKBL ditangani oleh CDSA Community Development
Sub Area Medan. CDSA merupakan sub dari CD Area Sumatera Utara, yang
cakupan wilayahnya meliputi Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat dan sebagian wilayah Serdang Bedagai.
Telkom CDSA Medan yang berada di Kandatel Medan Kantor Daerah Telkom Medan sebagai unit pelaksana PKBL Telkom memiliki cakupan wilayah
kerja yang mencakup Kota Medan, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang dan sebagian Kabupaten Serdang Bedagai. Telkom CDSA Medan merupakan sub
dari pada CD Area Sumatera Utara. Sebenarnya tidak ada bagian dari CDSA
10
Fajar Nursahid, Tanggung Jawab Sosial BUMN, Jakarta : Piramedia, 2006, hlm. 46
Universitas Sumatera Utara
10
Medan di dalam stuktur keorganisasian organisasi CDC. Pembentukan CDSA Medan ini merupakan kebijakan yang diambil oleh CD Area Sumatera Utara yang
dikarenakan luasnya cakupan wilayah kerja yang meliputi seluruh wilayah Sumatera Utara. Maka dibentuklah sub-sub dari CD Area Sumatera Utara dan
terbentuklah CDSA Medan in. Dapat dikatakan bahwa PKBL ini adalah unit yang menjalankan CSR
perusahaan. Dalam PKBL terdapat dua program yaitu Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Dalam Program Kemitraan, Telkom sebagai BUMN
memberikan pinjaman lunak khususnya kepada Usaha Kecil guna menopang dan menunjang kemajuan Usaha Kecil tersebut. Selanjutnya Usaha Kecil yang telah
terikat dengan Telkom dalam Program Kemitraan disebut sebagai Mitra Binaan. Selain memberikan bantuan berupan pinjaman lunak, Telkom juga memberikan
pembinaan kepada mitra-mitra binaanya guna memberikan pengetahuan manajeman usaha yang baik kepada Usaha Kecil.
Disini Usaha Kecil yang menjadi Mitra Binaan Telkom adalah Ita Mode. Ita Mode sebagai salah satu Mitra Binaan Telkom CDSA Medan adalah Usaha
Kecil yang bergerak di bidang penjahitan dan modifkasi kebaya. Ita Mode adalah salah satu Mitra Binaan Telkom CDSA Medan yang mampu bangkit dan mandiri
dalam menjalankan usahanya, bahkan Usaha Kecil ini dapat berkembang lebih luas dan lebih maju. Dalam hal permodalan Ita Mode telah menjadi Mitra Binaan
Telkom CDSA Medan selama 4 periode yang mana pinjaman lunak yang diberikan pada Program Kemitraan Telkom ini lah yang membantu dan
menunjang kemajuan usaha kecil Ita Mode ini.
Universitas Sumatera Utara
11
Melihat besarnya peranan Kemitraan dalam membangun perekonomian nasional khususnya dalam penyaluran pinjaman lunak dalam Program Kemitraan
BUMN kepada masyarakat khususnya kalangan pengusaha kecil, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “ Peran Kemitraan Badan Usaha Milik Negara
Terhadap Usaha Kecil Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah : Studi Kemitraan PT. TELKOM CDSA
Medan Dengan Ita Mode”, sebagai penulisan skripsi.
B. Perumusan Masalah