Latar Belakang Peran Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Terhadap Usaha Kecil Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah : Studi Kemitraan PT. Telkom CDSA Medan Dengan Ita Mode

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Seperti kita ketahui, pembangunan di Indonesia dalam kurun waktu 30 tahun terakhir ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi cukup tinggi yang ditunjukkan oleh kemajuan fisik yang sangat menakjubkan. Namun pertanyaan yang masih sering muncul di benak kita adalah mengapa masih terjadi ketimpangan dan gejolak sosial di masyarakat di tengah-tengah maraknya pembangunan saat ini di segala bidang. Jika dicermati lebih mendalam kita dihadapkan pada kenyataan dimana pembangunan yang dilaksanakan selama tiga dekade terkahir terkesan hanya bertumpu pada pertumbuhan ekonomi dan kurang terfokus pada pemertaan hasil pembangunan tersebut. 1 Khusus ketimpangan ekonomi faktor utama penyebabnya adalah pemusatan kekuatan ekonomi atau penguasaan asset nasional pada sekelompok anggota masyarakat tertentu dalam berbagai bentuk monopoli dan oligopoli. 1 Mohammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi, Jakarta : PT. Pustaka Sinar Harapan, 1999, hlm. 2 Universitas Sumatera Utara 2 Ketimpangan penguasaan aset terutama yang produktif pada gilirannya akan menyebabkan terjadinya ketimpangan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. 2 Salah satu upaya yang dianggap tepat dalam memecahkan masalah kesenjangan ini adalah melalui kemitraan usaha antara yang besar dan yang kecil, antara yang kuat dan yang lemah. Melalui kemitraan diharapkan dapat secara bersimbiose mutualistik sehingga kekurangan dan keterbatasan usaha kecil dapat teratasi. Kemitraan yang ingin diwujudkan dengan misi utamanya adalah membantu memecahkan masalah ketimpangan dalam kesempatan berusaha, ketimpangan pendapatan, ketimpangan antar wilayah, ketimpangan kota dengan desa. Kemitraan yang dibangun atas landasan saling membutuhkan, saling mengutungkan, dan saling memperkuat dengan fungsi dan taanngung jawab yang sesuai dengan kemampuan dan proporsi yang dimiliki oleh masing-masing pihak yang terlibat dalam kemitraan tersebut. 3 Dalam perspektif dunia, diakui bahwa usaha mikro, kecil dan menengah UMKM memainkan suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang, tetapi juga di negara-negara maju. Di negara maju, UMKM sangat penting tidak hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar., seperti halnya di negara sedang berkembang, tetapi juga di banyak negara kontribusinya terhadap pembentukan atau pertumbuhan 2 Ibid. 3 Ibid., hlm. 7 Universitas Sumatera Utara 3 penduduk domestik bruto PDB paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar. 4 Tidak dapat dipungkiri bahwa Usaha Kecil memegang peranan penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara. Demikian halnya dengan Indonesia. Adapun yang dimaksud dengan Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi. 5 Usaha kecil, dalam arti umum di Indonesia, terdiri atas usaha kecil menengah UKM maupun industri kecil IK telah menjadi bagian penting dari sistem perekonomian nasional, yaitu mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui misi penyediaan lapangan usaha dan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, serta ikut berperan dalam meningkatkan perolehan devisa dan memperkokoh struktur ekonomi nasional. 6 Ada tiga alasan utama kenapa suatu Negara harus mendorong usaha kecil yang ada untuk terus berkembang. Alasan yang pertama adalah karena pada umumya cenderung memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Kemudian untuk alasan yang kedua seringkali mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi. Hal ini merupakan bagian dari dinamika usahanya yang terus meyesuaikan perkembangan jaman. 4 Tulus T. H. Tambunan, UMKM Di Indonesia, Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009, hlm. 1 5 Pasal 1, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 6 Musa Hubeis, Prospek Usaha Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009, hlm. 1 Universitas Sumatera Utara 4 Untuk alasan yang terkahir, usaha kecil ternyata memilki keunggulan dalam hal fleksibilitas dibandingkan dengan perusahaan besar. Permasalahan, peluang, dan pengembangan usaha kecil dalam ekonomi nasional maupun global menunjukkan hal-hal apa yang perlu diperkuat dalam percaturan bisnis mampu atau tidak bertahan dan usaha-usaha bagaimana yang perlu dikembangkan di masa-masa mendatang, dalam rangka mencapai prespektif usaha kecil yang potensional dan dinamis. Hal tersebut, permasalahannya terutama dikelompokkan atas 3 kategori berikut : a. Permasalahan klasik dan mendasar, misalnya keterbatasan modal, SDM, pengembangan produk, dan akses pemasaran. b. Permasalahan pada umumnya, misalnya peran dan fungsi instansi terkait dalam menyelesaikan masalah dasar yang berhubungan dengan masalah lanjutan, seperti prosedur perizinan, perpajakan, agunan, dan hukum. c. Permasalah lanjutan, misalnya pengenalan dan penetrasi pasar ekspor yang belum optimal, kurangnya pemahaman desain produk yang sesuai dengan karakter pasar, permasalaha hukum yang menyangkut perizinan, hak paten dan prosedur kontrak. 7 Di Indonesia, usaha kecil yang ada memiliki peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung pendapatan rumah tangga. Perkembangan suatu usaha dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Untuk faktor eksternal sendiri ada satu permasalahan umum yang biasa dihadapi oleh para 7 Ibid ., hlm. 4 Universitas Sumatera Utara 5 pelaku usaha yaitu permodalan. Kesulitan memperoleh modal untuk investasi maupun untuk operasional usaha merupakan masalah klasik yang masih mengahantui di Indonesia selama ini. Sebenarnya permasalahan ini bisa diselesaikan dengan catatan bahwa masing-masing pelaku usaha menerapkan konsep manajemen yang baik dan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan oleh lembaga keuangan yang ada. Selama ini kenyataan di lapangan ternyata masih banyak para pelaku usaha yang belum menerapkan konsep manajemen seperti ini dalam operasional mereka sehari-hari. Selain itu tingginya bunga kredit dan berbelitnya prosedur pengajuan menyebabkan sebagian besar usaha kecil tidak mengajukan kredit kepada lembaga keuangan bank maupun nonbank seperti pasar modal dan pembiayaan. Dari uraian tersebut maka pemerintah sangat fokus dalam membina dan mengembangkan usaha kecil dengan memberikan kredit lunak untuk meningkatkan permodalan bahkan dapat merangsang tumbuhnya usaha kecil lainnya. Selain dari segi finansial pemerintah juga membantu pelaku usaha kecil dalam hal bimbingan cara mengelola atau memanajemen perusahaan yang baik karena dapat dikatakan para pelaku usaha kecil berangkat dari bakat dan kemauan untuk maju yang tidak memilik dasar pengetahuan manajemen perusahaan. Sangat penting bagi pemerintah untuk dapat memberikan pengetahuan tersebut agar usaha kecil dapat lebih tertata rapi dan berkembang maju serta meningkatkan perekonomian nasional pada umumya. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara Universitas Sumatera Utara 6 melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. 8 Sebagai salah satu sumber penerimaan Negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, dividen, dan hasil privatisasi, tentunya BUMN akan berperilaku pula sebagai layaknya perusahaan pada umumnya yang juga berorientasi pada pencapaian keuntungan atau laba. BUMN perlu menumbuhkan budaya korporasi dan profesionalisme antara lain melalui pembenahan pengurusan dan pengawasannya. Pengurusan dan pengawasan BUMN harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip tata-kelola perusahaan yang baik good corporate governance . Sebagai korporasi, BUMN memiliki tuntutan peran sedemikian. Namun pada sisi lain BUMN pun dituntut memberikan kontribusi nyata terhadap masyarakat sekitarnya. Pasal 88 UU RI No. 19 Tahun 2003 menyebutkan bahwa BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecil koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN. Peran dan tanggung jawab dari BUMN sebagai korporasi dijabarkan lebih lanjut dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas yang telah disahkan pada tanggal 20 Juli 2007. Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 menyebutkan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan 8 Pasal 1, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara. Universitas Sumatera Utara 7 sebagai biaya perseroan yang biaya pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara, sebagai lembaga pemerintah yang menaungi dan mengayomi institusi BUMN, turut menindaklanjuti Pasal 88 UU No. 19 Tahun 2003 tersebut dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. Per- 05MBU2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan disingkat ‘PKBL’. Dengan peraturan tersebut, Kementerian Negara BUMN menjabarkan peran dan partisipasi BUMN kedalam 2 program, yakni : Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Pasal 2 ayat 1 Permen BUMN tersebut menegaskan bahwa Persero dan Perum wajib melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini. Berdasarkan Pasal 1 Angka 5 Permen BUMN tersebut, yang dimaksud dengan Program Kemitraan dengan usaha kecil adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Pelaksana daripada program tersebut adalah unit organisasi khusus yang merupakan bagian dari organisasi BUMN yang berada dibawah pengawasan seorang direksi Angka 16 Pasal 1 jo. Pasal 5 huruf a. Sumber dana yang dapat dipergunakan oleh BUMN guna melaksanakan kedua program tersebut diatas berasal dari : penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2, jasa administrasi pinjamanmarjinbagi hasil, bunga Universitas Sumatera Utara 8 deposito danatau jasa giro dari dana sisa program tersebut pada tahun-tahun sebelumnya, atau pelimpahan dana program dari BUMN lain vide Pasal 9. Program Kemitraan yang dilakukan oleh BUMN, sesuai dengan Pasal 11 ayat 1 Permen.BUMN tersebut, diberikan dalam bentuk : pinjaman untuk membiayai modal kerja danatau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan, dan pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha Mitra Binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan. 9 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk atau yang akrab dikenal dengan PT. TELKOM Tbk sebagai salah satu BUMN di Indonesia yang bergerak di bidang Informasi dan Komunikasi yang menyediakan jasa jaringan komunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom juga merupakan salah satu BUMN yang kegiatan usahanya menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, tentunya perusahaan ini bersentuhan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan masyrakat umum. Selain berorientasi pada keuntungan, seperti layaknya perusahaan BUMN lainnya, Telkom Tbk juga menjalankan kewajiban tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Dalam prakteknya Telkom aktif terlibat dalam berbagai program pengembangan terutama di bidang pendidikan, sosial maupun pengembangan 9 PKBL BUMN, CSR-kah? Tinjauan Dalam Prespektif Hukum Positif, http:pkblbumncsrkah.blogspot.com, diakses tanggal 02 Nopember 2012. Universitas Sumatera Utara 9 dunia usaha. Berkaitan dengan pengembangan dunia usaha, Telkom memiliki organisasi yang menaungi masalah pengembangan usaha sebagai bentuk CSR perusahannya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. Per-05MBU2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan disingkat PKBL yang telah mulai diberlakukan untuk tahun buku 2007 dan ditetapkan pada tanggal 27 April 2007. Organ pelaksana program-program sosial Telkom adalah CDC Community Development Centre, yaitu sebuah unit khusus yang dibentuk oleh Telkom yang berfungsi sebagai unit PKBL sebagaimana BUMN lain merespon Keputusan Menteri BUMN No. Kep-236MBU2003. Dengan begitu, keberadaan Telkom CDC, disamping sebagai implementasi kebijakan sosial Telkom juga sekaligus merupakan wujud kepatuhan Telkom terhadap pemilik pemegang saham mayoritas yaitu pemerintah. 10 Untuk wilayah Sumatera Utara khususnya Medan, unit PKBL ditangani oleh CDSA Community Development Sub Area Medan. CDSA merupakan sub dari CD Area Sumatera Utara, yang cakupan wilayahnya meliputi Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat dan sebagian wilayah Serdang Bedagai. Telkom CDSA Medan yang berada di Kandatel Medan Kantor Daerah Telkom Medan sebagai unit pelaksana PKBL Telkom memiliki cakupan wilayah kerja yang mencakup Kota Medan, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang dan sebagian Kabupaten Serdang Bedagai. Telkom CDSA Medan merupakan sub dari pada CD Area Sumatera Utara. Sebenarnya tidak ada bagian dari CDSA 10 Fajar Nursahid, Tanggung Jawab Sosial BUMN, Jakarta : Piramedia, 2006, hlm. 46 Universitas Sumatera Utara 10 Medan di dalam stuktur keorganisasian organisasi CDC. Pembentukan CDSA Medan ini merupakan kebijakan yang diambil oleh CD Area Sumatera Utara yang dikarenakan luasnya cakupan wilayah kerja yang meliputi seluruh wilayah Sumatera Utara. Maka dibentuklah sub-sub dari CD Area Sumatera Utara dan terbentuklah CDSA Medan in. Dapat dikatakan bahwa PKBL ini adalah unit yang menjalankan CSR perusahaan. Dalam PKBL terdapat dua program yaitu Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. Dalam Program Kemitraan, Telkom sebagai BUMN memberikan pinjaman lunak khususnya kepada Usaha Kecil guna menopang dan menunjang kemajuan Usaha Kecil tersebut. Selanjutnya Usaha Kecil yang telah terikat dengan Telkom dalam Program Kemitraan disebut sebagai Mitra Binaan. Selain memberikan bantuan berupan pinjaman lunak, Telkom juga memberikan pembinaan kepada mitra-mitra binaanya guna memberikan pengetahuan manajeman usaha yang baik kepada Usaha Kecil. Disini Usaha Kecil yang menjadi Mitra Binaan Telkom adalah Ita Mode. Ita Mode sebagai salah satu Mitra Binaan Telkom CDSA Medan adalah Usaha Kecil yang bergerak di bidang penjahitan dan modifkasi kebaya. Ita Mode adalah salah satu Mitra Binaan Telkom CDSA Medan yang mampu bangkit dan mandiri dalam menjalankan usahanya, bahkan Usaha Kecil ini dapat berkembang lebih luas dan lebih maju. Dalam hal permodalan Ita Mode telah menjadi Mitra Binaan Telkom CDSA Medan selama 4 periode yang mana pinjaman lunak yang diberikan pada Program Kemitraan Telkom ini lah yang membantu dan menunjang kemajuan usaha kecil Ita Mode ini. Universitas Sumatera Utara 11 Melihat besarnya peranan Kemitraan dalam membangun perekonomian nasional khususnya dalam penyaluran pinjaman lunak dalam Program Kemitraan BUMN kepada masyarakat khususnya kalangan pengusaha kecil, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “ Peran Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Terhadap Usaha Kecil Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah : Studi Kemitraan PT. TELKOM CDSA Medan Dengan Ita Mode”, sebagai penulisan skripsi.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Prinsip Permberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

0 77 85

Implementasi Kredit Usaha Rakyat dalam Mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Stabat

9 138 130

Kajian Hukum Terhadap Pemberdayaan Kredit Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008

0 51 108

Kemitraan Usaha Kecil Menengah Dengan Badan Usaha Milik Negara Di Kota Medan (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) dan PT. Jamsostek (PERSERO) Cabang Kantor Medan)

0 56 199

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan

2 40 87

Analisis Hukum Pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan Oleh PT. PINDAD (Persero) Bandung Selaku Badan Usaha Milik Negara Terhadap Kegiatan Usaha Mikro Kecil Menengah.

0 0 2

PELAKSANAAN PERJANJIAN KEMITRAAN ANTARA PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk. DENGAN UMKM DIKAITKAN DENGAN PRINSIP POLA KEMITRAAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO KECIL DAN MENEN.

0 0 2

HARMONISASI UNDANG-UNDANG PERBANKAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH UNTUK MEMPEROLEH KEMUDAHAN MODAL USAHA BAGI PELAKU USAHA MIKRO.

0 0 1

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.

0 0 17

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

0 0 44