Fungsi Jaminan Dalam Program Kemitraan

54 dapat berupa Sertifikat Hak Milik atau Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor BPKB.

1. Fungsi Jaminan Dalam Program Kemitraan

Menurut Siswanto Sutojo fungsi jaminan adalah sebagai sumber dana kedua pelunasan kredit, disamping keuntungan. Terhadap debitur yang mengalami kerugian, maka untuk mencegah bank menanggung kerugian total, setelah melalui prosedur hukum tertentu, bank dapat menjual lelang mengeksekusi harta jaminan dan hasilnya dipergunakan untuk membayar tunggakan kredit. 55 Hasanuddin Rahman mengatakan bahwa mengenai pentingnya suatu jaminan oleh kreditur bank atas suatu pemberian kredit, tidak lain adalah salah satu upaya untuk mengantisipasi risiko yang mungkin timbul dalam tenggang waktu antara pelepasan dan pelunasan kredit. 56 Fungsi agunan atau jaminan selain sebagai pengamanan apabila debitur tidak memenuhi kewajibannya, juga dapat dipergunakan hasil penjualan untuk pelunasan hutangnya. Selain itu agunan juga berfungsi : 57 a Kreditur tidak akan kehilangan kekayaan, artinya uangdana yang dipinjamkan dapat diperoleh kembali. b Memperkecil resiko, artinya kerugian kreditur berkurang karena sebagian pinjaman dapat dibayar dari hasil penjualan barang-barang jaminan. 55 Siswanto Sutojo, Strategi Manajemen Kredit BankUmum-Konsep, Teknik dan Kasus, Jakarta: P.T.Danar Mulia Pustaka, 2000, hlm. 213 56 Hasanuddin Rahman, Pendekatan Teknis dan Filosofis Legal Audit Operasional Perbankan, Bandung : P.T.Citra Aditya, 2000, hlm. 108 57 Tjiptoadinugroho, Perbankan Masalah Perkreditan, Penghayatan, Analisis dan Penuntun, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1994, hlm. 46 Universitas Sumatera Utara 55 Di dalam Program Kemitraan yang dijalankan oleh Telkom CDSA Medan, setiap calon Mitra Binaan yang memohon untuk mendapatkan pinjaman maka diwajibkan pula untuk memberi jaminan seperti layaknya proses pinjam meminjam pada bank. Namun tidak ada Undang-Undang khusus yang mengatur mengenai jaminan dalam Program Kemitraan ini. Pengaturannya hanya melalui kebijakan dari Telkom CDSA Medan sendiri. Pemberian pinjaman dalam Program Kemitraan Telkom adalah suatu prosedur yang harus mempunyai suatu dasar yang sah. Adapun jenis jaminan yang dijadikan pertimbangan, pemberian pinjaman haruslah dilakukan berdasarkan kontrak atau perjanjian yang telah disepakati antara Telkom CDSA Medan selaku pemberi pinjaman dan Mitra Binaan selaku penerima pinjaman harus sepakat mengenai berbagai persyaratan masing-masing yang harus dipenuhi. Para Mitra Binaan harus mengetahui secara pasti seberapa besar jumlah pinjaman yang akan diperolehnya pada waktu tangaal, hari yang telah dimufakati. Biaya-biaya dalam pemberian pinjaman yaitu jasa administrasi juga harus dicantumkan secara tegas dalam perjanjian tersebut. Berbagai kesepakatan tersebut dapat memberikan jaminan rasa aman bagi para Mitra Binaan, dan bisa meyakinkan bahwa disana tidak ada ruang bagi ambiguitas peraturan yang akan cenderung membingungkan. Pada dasarnya fungsi jaminan dalam Program Kemitraan ini adalah untuk memberikan kepastian kepada pihak Telkom sendiri sebagai pemberi pinjaman agar Mitra Binaannya dapat mengembalikan pinjaman dalam waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak didalam kontrak yang disebut PKS Perjanjian Kerja Sama. Disisi lain juga memberikan penegasan kepada Mitra Universitas Sumatera Utara 56 Binaan untuk konsisten dan disiplin dalam memajukan usaha yang dimilikinya agar dapat menigkatkan taraf ekonomi dari usaha kecil yang dijalankan oeh masing-masing Mira Binaan. Karena jika usaha kecil yang dimiliki oleh Mitra Binaan mengalami peningkatan, maka otomatis Mitra Binaan akan mudah dan lancar dalam proses pengembalian pinjaman kepada pihak Telkom sendiri. Dan Telkom CDSA Medan selaku pemberi pinjaman dan pelaksana Program Kemitraan secara langsung juga mencapai tujuan dari pelaksanaan Program Kemitraan sendiri yaitu meningkatkan kemampuan usaha kecil agar tangguh dan mandiri dalam menjalankan usahanya. Dalam hal jaminan, Telkom CDSA Medan tidak memberikan kesulitan kepada Mitra Binaan. Hal ini dapat dilihat dari fleksibilitas jaminan yang dibutuhkan. Jaminan dalam Program Kemitraan ini juga dapat berupa agunan yang milik pihak ketiga, dalam arti kata jaminan yang diberikan bukanlah milik Mitra Binaan sendiri, namun milik orang lain rekan dari Mitra Binaan yang merupakan pihak ketiga. Namun dengan syarat pihak ketiga tersebut memberikan persetujuan dengan memberikan surat pernyataan kepada Telkom CDSA Medan. Jadi Mitra Binaan yang tidak memiliki surat berharga miliknya sendiri untuk dijadikan agunan, dapat menggunakan agunan milik pihak ketiga untuk diagunkan dengan syarat pihak ketiga yang bersangkutan membuat surat pernyataan. Kemudahan yang tampak mengenai jaminan ini tidak lain dimaksudkan agar Mitra Binaan tidak merasa terbebani dalam hal kelengkapan administrasi. Hal ini akan berpengaruh kepada sikap mental Mitra Binaan yang merasa nyaman bermitra dengan Telkom CDSA Medan selayaknya hubungan antar mitra. Tidak Universitas Sumatera Utara 57 seperti pinjam meminjam bank pada umumnya yang hanya sebatas pemberian pinjaman antara debitur dan kreditur. Karena pada dasarnya Program Kemitraan yang tujuan utamanya adalah untuk memberikan bantuan kepada usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri dengan memberikan bantuan pinjaman untuk meningkatkan usaha. Fugsi jaminan dalam Program Kemitraan ini juga sangat penting pada saat Mitra Binaan mengalami kegagalan atau tidak dapat melunasi pembayaran kewaibannya. Karena apabila sampai batas waktu Mitra Binaan tidak dapat mengembalikan pinjamannya maka Tekom CDSA Medan diberi kuasa untuk menjual agunannya. Hasil penjualan agunan inilah yang nantinya akan digunakan untuk melunasi sisa pinjaman Mitra Binaan yang bersangkutan.

2. Keterkaitan Antara Besar Nilai Pinjaman Dan Besar Nilai Jaminan

Dokumen yang terkait

Prinsip Permberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

0 77 85

Implementasi Kredit Usaha Rakyat dalam Mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Stabat

9 138 130

Kajian Hukum Terhadap Pemberdayaan Kredit Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008

0 51 108

Kemitraan Usaha Kecil Menengah Dengan Badan Usaha Milik Negara Di Kota Medan (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) dan PT. Jamsostek (PERSERO) Cabang Kantor Medan)

0 56 199

Pengaruh Pengalokasian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (PKBL) Bank X Sentra Kredit Kecil Polonia Medan

2 40 87

Analisis Hukum Pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan Oleh PT. PINDAD (Persero) Bandung Selaku Badan Usaha Milik Negara Terhadap Kegiatan Usaha Mikro Kecil Menengah.

0 0 2

PELAKSANAAN PERJANJIAN KEMITRAAN ANTARA PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk. DENGAN UMKM DIKAITKAN DENGAN PRINSIP POLA KEMITRAAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO KECIL DAN MENEN.

0 0 2

HARMONISASI UNDANG-UNDANG PERBANKAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH UNTUK MEMPEROLEH KEMUDAHAN MODAL USAHA BAGI PELAKU USAHA MIKRO.

0 0 1

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.

0 0 17

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

0 0 44