5 KLBF
Kalbe Farma Tbk 6
PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
7 TLKM
Telekomunikasi Indonesia Tbk 8
UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
4.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu data kuantitatif yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Data
tersebut berupa laporan keuangan, laporan tahunan, dan harga penutupan saham.
Sumber data tersebut diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia BEI periode 2007 sampai dengan 2010 untuk laporan keuangan masing-masing perusahaan sampel yang
dikeluarkan oleh seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index.
4.5. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dan pengukuran variabel yang akan digunakan pada penelitian ini, dapat diuraikan sebagai berikut :
4.5.1. Variabel Dependen Y
Variabel dependen merupakan variabel terikat dan dipengaruhi oleh variabel lainnya Ghozali, 2005. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan gambaran dari kesejahteraan pemegang saham. Semakin tinggi nilai perusahaan maka dapat menggambarkan
semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai buku perusahaan dari ekuitasnya atau dapat dilihat dari harga saham
perusahaan. Nilai perusahaan merupakan variabel dependen yang dapat diukur dengan menggunakan rumus Tobin’s Q Copeland, 2002 dalam Susanti 2010.
Salah satu alternatif yang digunakan dalam mengukur nilai perusahaan adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor James Tobin
pada tahun 1967. Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Jika rasio Q di atas satu, ini menunjukkan bahwa investasi
dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan merangsang investasi baru. Jika rasio Q di bawah
satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik. Teori ekonomi juga mengatakan bahwa rasio Q yang lebih besar dari satu akan menarik arus sumber daya dan kompetisi baru
sampai rasio Q mendekati satu.
Variabel ini diberi simbol Q. Variabel ini telah digunakan oleh Herawaty 2008 dan Susanti 2010. Penghitungan Tobin’s Q menggunakan rumus :
Dimana : Tobin’s Q
= Nilai perusahaan
MVE =
Nilai pasar ekuitas Market Value of Equity Debt
= Nilai buku dari total hutang
BVE =
Nilai buku dari ekuitas Book Value of Equity
Market Value Equity MVE diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan akhir tahun closing price dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun.
MVE = harga saham penutupan x jumlah saham yang beredar.
Book Value Equity BVE diperoleh dari selisih total assets perusahaan dengan total kewajibannya debt. BVE = total aset – total kewajiban.
4.5.2. Variabel Independen
4.5.2.1. Corporate Social Responsibility X
1
Corporate Social Responsibility CSR merupakan suatu gambaran visi dari sebuah manajenen perusahaan, yang tidak hanya mengutamakan laba perusahaan
Debt BVE
Debt MVE
Q Tobins
+ +
=
Universitas Sumatera Utara
dalam aktivitasnya melainkan juga tanggung jawab secara sosial terhadap lingkungan dan masyarakat disekitarnya atas dampak dari aktivitas yang dijalaninya.
Dengan melihat data fundamental perusahaan, yang berasal dari laporan keuangan tahunan. Data tersebut berupa jumlah kalimat pengungkapan tanggung
jawab sosial yang berhubungan dengan kategori tanggung jawab sosial CSR perusahaan yang bersangkutan. Kategori yang menjadi acuan penulis merupakan
kategori yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative GRI yang meliputi 6 enam kategori yaitu ekonomi, lingkungan, praktek tenaga kerja, hak azasi manusia,
sosial dan tanggung jawab produk sebagai dasar sustainability reporting laporan berkelanjutan, dengan jumlah item pengungkapan sebanyak 79 index. Alasan
digunakannya standar GRI di dalam penelitian ini karena pengungkapan yang terdapat di dalam GRI bersifat internasional dan bisa digunakan untuk berbagai
macam sektor dan ukuran perusahaan. Data diperoleh melalui situs www.globalreporting.org.
Adapun rumus untuk menghitung indeks pengungkapan tanggung jawab sosial adalah:
Dimana : CSRI
j
n = Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j
j
X = Jumlah item pengungkapan CSR
ij
= Jumlah item ysng diungkapkan perusahaan
4.5.2.2. Leverage X
2
Leverage struktur modal adalah perbandingan antara nilai hutang dengan nilai modal sendiri yang tercermin pada laporan keuangan perusahaan akhir tahun.
Variabel ini dinyatakan dalam rasio total hutang, dengan penjumlahan total hutang dan modal sendiri pada neraca akhir tahun. Pengukuran ini mengacu dari penelitian
Sujoko dan Soebiantoro 2007.
j ij
j
n X
CSRI
∑
=
Universitas Sumatera Utara
4.5.2.3. Investment Oppurtunity Set X
3
Investment Opportunity Set IOS didefinisikan sebagai adanya kesempatan investasi dimasa depan bagi perusahaan. Faktor ini diukur dengan rasio Market to
book value of asset MVABVA yaitu suatu skala yang menunjukkan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan terefleksi dalam harga saham Pandey, 2001. Rasio Market
to book value of asset MVABVA dengan dasar pemikiran bahwa investor melakukan penilaian terhadap suatu perusahaan dengan melihat pertumbuhannya
lebih besar dari nilai bukunya.
aset Total
saham penutupan
harga beredar
saham lembar
ekuitas total
aset total
MVABVA ×
+ −
=
Melihat kontribusi dari total asset perusahaan terhadap nilai dari perusahaan yang tercermin dari ekuitas dan harga saham perusahaan. Rasio di atas mengestimasi
adanya potensi yang dimiliki perusahaan dimasa depan dengan melihat dari total asetnya, ekuitas dan nilai pasar dari perusahaan. Sehingga dapat melihat kesempatan
yang dimiliki perusahaan.
4.5.2.4. Ukuran Perusahaan X
4
Ukuran perusahaan dapat didefinisikan sebagai suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaaan menurut berbagai proksi antara lain
dengan ukuran pendapatan, total aset, dan total modal Brigham dan Houston, 2001. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar kecilnya
perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan pada neraca akhir tahun, yang diukur dengan menggunakan logaritma natural Ln dari total aktiva.
Equity Total
Liability Total
Leverage =
Universitas Sumatera Utara
4.5.2.5. Kepemilikan Manajerial X
5
Kepemilikan manajerial adalah besarnya jumlah saham yang dimiliki manajemen dari total saham yang beredar. Kepemilikan saham yang besar dari segi
nilai ekonomisnya memiliki insentif menyelaraskan kepentingan dengan principles dan meminimalisasi terjadinya konflik keagenan. Kepemilikan saham manajerial
merupakan kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan prosentase jumlah saham yang dimiliki manajemen. Pengukuran kepemilikan
manajerial ini mengacu dari penelitian yang dilakukan oleh Susanti 2010.
Owsn = Σ presentasi dari kepemilikan saham yang dimiliki oleh karyawan dan
manajerial dalam perusahaan.
4.5.2.6. Profitabilitas X
6
Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan Brigham dan Houston, 2001. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang
saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayarkan
dividennya, dan hal ini berdampak pada kenaikan nilai perusahaan.
Penelitian ini menggunakan proksi ROE sebagai ukuran profitabilitas perusahaan. Hal ini merujuk pada pendapat yang disampakan oleh Brigham dan
Houston 2001 yang menyatakan bahwa ROE adalah rasio laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri. Maksud dari definisi ROE tersebut adalah bahwa rasio ini
mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi para pemegang saham. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan ROE, dapat mengukur berapa besar
pengembalian yang diperoleh pemillik perusahaan pemegang saham atas modal yang disetorkannya untuk perusahaan tersebut. ROE dapat dihitung dengan
menggunakan rumus : Aktiva
Total Ln
Perusahaan Ukuran
=
Equity Total
Bersih Laba
ROE =
Universitas Sumatera Utara
4.5.2.7. Komisaris Independen
Komisaris independen adalah merupakan komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi yaitu orang-orang yang tidak mempunyai hubungan bisnis dan
kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri.
Perusahaan listed yang memiliki sekurang-kurangnya 30 tiga puluh persen komisaris independen dari jumlah seluruh anggota komisaris, berarti telah
memenuhi pedoman good corporate governance guna menjaga independensi, pengambilan keputusan yang efektif, tepat, dan cepat. Proporsi dewan komisaris
independen dihitung dengan membagi jumlah dewan komisaris independen dengan total anggota dewan komisaris.
∑ ∑
= Perusahaan
Komisaris Dewan
Total Independen
Komisaris Dewan
Independen Komisaris
4.5.2.8. Cash Holding
Cash Holding adalah jumlah ketersediaan kas yang terdapat pada perusahaan sampai dengan akhir tahun. Mengukur Cash Holding dapat dengan menggunakan
Logaritma dari saldo kas neraca akhir tahun, pengukuran ini berpedoman kepada pengukuran yang dilakukan oleh Isshaq 2009.
Tahun Akhir
Neraca Kas
Saldo Log
Holding Cash
=
4.5.2.9. Dividend payout ratio
Kebijakan dividen adalah kebijakan yang menyangkut tentang penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya laba tersebut bisa dibagi
sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali.
Universitas Sumatera Utara
Menurut penelitian yang dilakukan Isshaq 2009, mengemukakan bahwa dalam penelitiannya devidend payout ratio DPR digunakan sebagai proxy dari
penilaian dividen dengan rumus :
Pajak Setelah
Laba Dividen
Pembayaran Ratio
Payout Dividen
=
Tabel 4.3. Definisi Operasional Variabel
Nama Variabel Definisi
Parameter Skala
Variabel dependen:
Nilai perusahaan Y
Menggambarkan kinerja perusahaan dan tingkat
kesejahteraan pemegang saham yang diproksi dengan rasio
tobin’s Q yaitu perbandingan antara market value of equity
ditambah debt dengan book market value ditambah dengan
debt.
D BVE
D MVE
Q +
+ =
Rasio
Universitas Sumatera Utara
Variabel independen:
1. CSR X
1
Merupakan tanggungjawab sosial perusahaan terhadap aspek
kehidupan disekitarnya, yang diukur melalui index
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan
membandingkan jumlah item yang diungkapkan masing-masing
perusahaan dengan jumlah seluruh item tanggung jawab
sosial.
j ij
j
n X
CSRI
∑
=
Rasio
2. Leverage X
2
Menunjukkan tingkat hutang yang dimiliki oleh perusahaan yang
diukur melalui perbandingan antara nilai hutang dengan nilai
modal sendiri yang tercermin pada laporan keuangan
perusahaan akhir tahun.
Equity Total
Liability Total
Leverage =
Rasio
3. Investment
Opportunity Set IOS X
3
Menunjukkan tingkat investasi dimasa depan perusahaan, diukur
dengan Market to book value of asset MBVA. Perbandingan
antara total aset dikurang total ekuitas ditambah hasil perkalian
lembar saham yang beredar dikali harga penutupan dibagi dengan
total aset. MBVA = Total Aset – Total Equitas
+ Lembar Saham Beredar x Harga Penutupan
Saham Total Aset Rasio
4. Ukuran
Perusahaan X
4
Suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya
perusahaaan menurut berbagai cara antara lain dengan total
aktivanya, yang diukur dengan logaritma natural Ln dari total
aktiva
Aktiva Total
Ln Perusahaan
Ukuran =
Rasio
5. Kepemilikan
Manajerial X
5
Merupakan kepemilikan saham oleh manajer dalam perusahaan.
Diukur melalui persentase jumlah saham yang dimiliki manajemen
dari total saham yang beredar. manajemen
Saham Jumlah
Owns =
Rasio
Universitas Sumatera Utara
6. Profitabilitas
X
6
Menunjukkan hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan
keputusan. Diproksikan dengan ROE, dengan membandingkan
antara total laba dengan total equitas.
Equity Total
Bersih Laba
ROE =
Rasio
7. Komisaris
Independen X
7
Merupakan komisaris yang tidak terafiliasi untuk mencapai
independensi perusahaan.
Diproksikan dengan Board Independence yaitu perbandingan
antara jumlah dewan direksi independen dengan jumlah dewan
komisaris dalam perusahaan.
∑ ∑
= erusahaan
arisDalamP DewanKomis
Independen Komisaris
Dewan Independen
Dewan
Rasio
8. Cash Holding
X
8
Merupakan jumlah ketersediaan kas yang terdapat dalam
perusahaan akhir tahun yang diukur dengan logaritma saldo kas
neraca akhir tahun n
tahu Akhir
Neraca Kas
Log Holding
Cash =
Rasio
9. Dividend
Payout Ratio X
9
Menunjukkan tingkat pengembalian laba kepada
pemegang saham dengan membandingkan jumlah
pembayaran dividen dengan earnings after tax.
Tax After
Earnings Dividen
Pembayaran DPR
=
Rasio
4.6. Metode Analisis Data
Model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yaitu bertujuan untuk menguji dan menganalisis, baik secara simultan maupun secara
parsial pengaruh Corporate Social Responsibility, Leverage, Investment Opportunity Set, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Komisaris
independen, Cash Holding dan Dividend Payout Ratio terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode tahun 2007 – 2010. Data diolah
dengan program Statistical Package for Social Science SPSS versi 17.0.
Universitas Sumatera Utara
Persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah:
Y = b + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ b
6
X
6
+ b
7
X
7
+ b
8
X
8
+ b
9
X
9
+
Dimana:
ε
Y =
Nilai Perusahaan b
b =
Intercept konstanta
1,
..... b
9
X =
Koefisien regresi variabel bebas
1
X =
Corporate Social Responsibility CSR
2
X =
Leverage
3
X =
Investment Opportunity Set IOS
4
X =
Kepemilikan manajerial
5
X =
Ukuran perusahaan
6
X =
Profitabilitas
7
X =
Komisaris Independen
8
X =
Cash holding
9
ε =
Error of term =
Dividend payout ratio
4.7. Uji Asumsi Klasik Sehubungan dengan penggunaan data sekunder dalam penelitian ini, maka
untuk mendapatkan ketepatan model yang akan dianalisis perlu dilakukan pengujian
Universitas Sumatera Utara
atas beberapa persyaratan asumsi klasik yang mendasari model regresi linier berganda.
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas,
gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE best linear
unbiased estimator yakni tidak terdapat heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat autokorelasi. Jika terdapat heteroskedastisitas,
maka varian tidak konstan sehingga dapat menyebabkan biasnya standar error. Jika terdapat multikolinearitas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh
individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan penaksir masih tetap bias dan
masih tetap konsisten hanya saja menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, uji asumsi klasik perlu dilakukan.
a. Uji Normalitas