Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan Jakarta Islamic Index yang masuk
menjadi sampel. Tahun penelitian terdiri dari 4 empat tahun dengan jumlah sampel 8 perusahaan. Jumlah pengamatan dalam penelitian ini berjumlah 32 tiga puluh dua
pengamatan seperti yang terdapat pada Tabel 4.1 pada bab sebelumnya.
5.1.1. Deskripsi Statistik Data Penelitian
Berdasarkan data penelilitian yang diperoleh selama 4 empat tahun pengamatan, maka diperoleh deskriptif statistik data penelitian. Dari data deskriptif
statistik data penelitian diperoleh data hasil yang mencakup n banyaknya data yang diperoleh, nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata mean, dan standar deviasi atas
variabel-variabel penelitian.
Tabel 5.1 Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation CSR
32 .24
1.00 .6246
.25172 Leverage
32 .17
1.49 .5280
.40703 IOS
32 .52
166.45 9.5108
28.83534 Ukuran Perusahaan
32 29.01
32.23 30.1128
.88125 Kepemilikan Manajerial
32 .00
.16 .0094
.02920 Profitabilitas
32 .07
1.57 .4991
.38900 Komisaris Independen
32 .00
.50 .3263
.14185 Cash Holding
32 7.96
12.26 9.5463
1.10406 DPR
34 .08
1.50 .5803
.42683 Nilai Perusahaan
32 .52
166.45 9.4605
28.84576 Valid N listwise
32
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel statistik deskriptif, jumlah data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 32 observasi setelah mengeluarkan data outlier. Nilai
perusahaan Tobin’s Q diketahui memiliki nilai maximum sebesar 166,45 yaitu PT. International Nickel Indonesia Tbk tahun 2007 dan nilai minimum sebesar 0,52 yaitu
PT. International Nickel Indonesia Tbk tahun 2008. Nilai rata-rata sebesar 9,4605 atau 946 yang diatas 1 menunjukkan besarnya pertumbuhan perusahaan yang
didasarkan pada nilai pasar saham perusahaan. Hal ini berarti bahwa rata-rata nilai perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan sampel dianggap menarik, karena rasio Q
di atas satu. Nilai standar deviasi sebesar 28,846 menunjukkan angka yang lebih besar dari nilai rata-rata, memberikan informasi bahwa variasi data selama tahun
pengamatan sangat besar. CSR memiliki nilai maximum sebesar 1,00 yaitu PT. Tambang Batubara
Bukit Asam Tbk tahun 2009 hingga 2010 dan PT. Aneka Tambang tahun 2009 hingga tahun 2010 menunjukkan bahwa perusahaan telah memenuhi seluruh kategori
pengungkapan tanggungjawab sosialnya. Nilai minimum sebesar 0,24 dimilki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk tahun 2009. Nilai rata-rata sebesar 0,6246
menunjukkan bahwa perusahaan sampel telah memenuhi dan mengungkapkan tanggungjawab sosialnya sebesar 62,46. Nilai standar deviasi sebesar 0,2517
menunjukkan angka yang lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata, memberikan informasi bahwa rendahnya variasi index pengungkapan CSR selama periode
pengamatan, artinya dari tahun ke tahun jumlah item pengungkapan relatif sama.
Universitas Sumatera Utara
Leverage memiliki nilai maximum sebesar 1,49 yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk tahun 2008 menunjukkan bahwa dari seluruh perusahaan sampel PT. Unilever
Indonesia Tbk tahun 2008 memiliki tingkat hutang paling besar dibandingkan perusahaan sampel lainnya. Nilai minimum sebesar 0,17 dimilki oleh PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2010, memberikan informasi bahwa PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mampu mengontrol penggunaan hutang dalam operaionalnya.
Nilai rata-rata sebesar 0,5280 menunjukkan bahwa 52,80 perusahaan sampel menggunakan kebijakan hutang dalam sumber pendanaannya. Nilai standar deviasi
sebesar 0,40703 menunjukkan angka yang lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata, memberikan informasi bahwa data memiliki penyimpangan yang rendah sehingga
mengindikasikan data yang terdistribusi normal. IOS memiliki nilai maximum sebesar 166,45 yaitu PT. International Nickel
Indonesia Tbk tahun 2007 menunjukkan bahwa dari seluruh perusahaan sampel PT. International Nickel Indonesia Tbk memiliki kesempatan investasi dimasa depan
paling besar dibandingkan perusahaan sampel lainnya. Nilai minimum sebesar 0,52 dimilki oleh PT. International Nickel Indonesia Tbk tahun 2008, memberikan
informasi bahwa PT. International Nickel Indonesia Tbk tidak mampu memanfaatkan kesempatan investasi secara optimal. Nilai rata-rata sebesar 9,5108 menunjukkan
bahwa perusahaan sampel memiliki kesempatan yang besar untuk berkembang melalui kesempatan investasi yang berada jauh diatas 50 yaitu sebesar 951,08.
Nilai standar deviasi sebesar 28,835 menunjukkan angka yang lebih besar dibandingkan nilai rata-rata, memberikan informasi bahwa data memiliki
Universitas Sumatera Utara
penyimpangan yang tinggi sehingga mengindikasikan data yang tidak terdistribusi normal, artinya adanya gap antara perusahaan sampel dalam kesempatan investasi
masa depan. Ukuran perusahaan memiliki nilai maximum sebesar 32,23 yaitu PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk tahun 2010 menunjukkan bahwa dari seluruh perusahaan sampel PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk memiliki total aktiva paling
besar dibandingkan perusahaan sampel lainnya. Nilai minimum sebesar 29,01 dimilki oleh PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk tahun 2007, memberikan informasi
bahwa PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk tahun 2007 memiliki total aktiva yang paling kecil diantara perusahaan sampel lainnya. Nilai rata-rata sebesar 30,1128
menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki total aktiva yang sangat besar yaitu 3011,28. Nilai standar deviasi sebesar 0,8825 menunjukkan angka yang
lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata, memberikan informasi bahwa data memiliki penyimpangan yang rendah sehingga dapat disimpulkan hampir semua perusahaan
sampel memiliki ukuran perusahaan yang sama dan juga menunjukkan bahwa data terdistribusi normal.
Kepemilikan manajerial memiliki nilai maximum sebesar 0,16 yaitu PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk tahun 2009 menunjukkan bahwa dari seluruh
perusahaan sampel PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk mempunyai jumlah manajer dan karyawan yang memiliki saham perusahaan paling besar dibandingkan
perusahaan sampel lainnya. Nilai minimum sebesar 0,00 dimilki oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk tahun 2007, 2009, 2010, PT. Aneka Tambang Tbk tahun 2007 hingga
Universitas Sumatera Utara
2010, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2007 hingga 2010, PT Kalbe Farma Tbk tahun 2007 hingga 2010, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk tahun 2007
hingga 2010, PT. Unilever Indonesia tahun 2007 hingga 2010 dan PT. International Nickel Indonesia Tbk tahun 2009 hingga tahun 2010, memberikan informasi bahwa
perusahaan tersebut tidak memiliki manajer dan karyawan yang bertindak sekaligus sebagai pemilik saham perusahaan. Nilai rata-rata sebesar 0,0094 menunjukkan
bahwa rata-rata perusahaan sampel hanya memiliki 0,94 kepemilikan manajerial. Nilai standar deviasi sebesar 0,0292 menunjukkan angka yang lebih besar
dibandingkan nilai rata-rata, memberikan informasi bahwa data memiliki penyimpangan yang cukup tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak
terdistribusi secara normal karena banyak perusahaan yang memilki 0 kepemilikan manajerial.
Profitabilitas memiliki nilai maximum sebesar 1,57 yaitu PT. International Nickel Indonesia Tbk tahun 2007 menunjukkan bahwa dari seluruh perusahaan
sampel PT. International Nickel Indonesia Tbk memiliki profit paling besar dibandingkan perusahaan sampel lainnya. Nilai minimum sebesar 0,07 dimilki oleh
PT. Aneka Tambang Tbk tahun 2009, memberikan informasi bahwa PT. Aneka Tambang Tbk memiliki profit yang paling kecil diantara perusahaan sampel lainnya.
Nilai rata-rata sebesar 0,4991 menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki profitabilitas sebesar 49,91. Nilai standar deviasi sebesar 0,3890
menunjukkan angka yang lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata, memberikan informasi bahwa data memiliki penyimpangan yang rendah sehingga dapat
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan hampir semua perusahaan sampel memiliki tingkat profitabilitas yang hampir sama dan juga menunjukkan bahwa data terdistribusi normal.
Komisaris independen memiliki nilai maximum sebesar 0,50 yaitu PT. Aneka Tambang Tbk tahun 2010 menunjukkan bahwa dari seluruh perusahaan sampel PT.
Aneka Tambang Tbk memiliki jumlah komisaris independen paling banyak dibandingkan perusahaan sampel lainnya. Nilai minimum sebesar 0,00 dimilki oleh
PT. Unilever Indonesia Tbk tahun 2007 hingga tahun 2010, memberikan informasi bahwa PT. Unilever Indonesia Tbk sama sekali tidak memiliki komisaris independen
dalam perusahaannya. Nilai rata-rata sebesar 0,3263 menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki komisaris independen sebesar 32,63, hal ini sesuai
dengan ketentuan independensi yang menganjurkan bahwa paling sedikit 30 dari anggota dewan komisaris maupun dewan direksi adalah anggota independen. Nilai
standar deviasi sebesar 0,14185 menunjukkan angka yang lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata, memberikan informasi bahwa data memiliki penyimpangan yang
rendah sehingga dapat disimpulkan hampir semua perusahaan sampel telah memenuhi tingkat independensi dan juga menunjukkan bahwa data terdistribusi
normal. Cash Holding memiliki nilai maximum sebesar 12,26 yaitu PT. Aneka
Tambang Tbk tahun 2009 menunjukkan bahwa dari seluruh perusahaan sampel PT. Aneka Tambang Tbk memiliki jumlah kas neraca pada akhir tahun paling besar
dibandingkan perusahaan sampel lainnya. Nilai minimum sebesar 7,96 dimilki oleh PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk tahun 2007, memberikan informasi bahwa
Universitas Sumatera Utara
PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk pada tahun 2007 memiliki kas neraca akhir tahun paling kecil dalam perusahaannya. Nilai rata-rata sebesar 9,5463 menunjukkan
bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki saldo kas akhir tahun sebesar 954,63, nilai yang besar diatas 100 memberikan gambaran bahwa perusahaan yang
tergabung pada Jakarta Islamic Index adalah perusahaan dengan jumlah kas akhir tahun yang besar. Nilai standar deviasi sebesar 1,10406 menunjukkan angka yang
lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata, memberikan informasi bahwa data memiliki penyimpangan yang rendah sehingga dapat disimpulkan hampir semua perusahaan
sampel memiliki jumlah kas dengan besaran yang hampir sama dan juga menunjukkan bahwa data terdistribusi normal.
DPR memiliki nilai maximum sebesar 1,56 yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2008 menunjukkan bahwa dari seluruh perusahaan sampel PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki rasio pembayaran dividen paling besar dibandingkan perusahaan sampel lainnya. Nilai minimum sebesar 0,08 dimilki oleh
PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk tahun 2008, memberikan informasi bahwa PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk pada tahun 2008 memiliki rasio pembayaran
dividen paling kecil diantara perusahaan lainnya. Nilai rata-rata sebesar 0,5803 menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki rasio pembayaran dividen
sebesar 58,03, memberikan gambaran bahwa perusahaan yang tergabung pada Jakarta Islamic Index cukup baik yaitu diatas 50. Nilai standar deviasi sebesar
0,4268 menunjukkan angka yang lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata, memberikan informasi bahwa data memiliki penyimpangan yang rendah sehingga
Universitas Sumatera Utara
dapat disimpulkan hampir semua perusahaan sampel memiliki rasio pembayaran dividen yang hampir sama dan juga menunjukkan bahwa data terdistribusi normal.
5.1.2. Pengujian Asumsi Klasik