BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan gambar kerangka konsep penelitian di atas, dapat dijelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, diantaranya
Corporate Social Responsibility yang dapat memberikan pengaruh secara positif
Corporate Social Responsibility X
1
Leverage X
2
Investment Opportunity Set X
3
Ukuran Perusahaan X
4
Kepemilikan Manajerial X
5
Profitabilitas X
6
Nilai Perusahaan Y
Komisaris Independen X
7
Cash Holding X
8
Dividend Payout Ratio X
9
Universitas Sumatera Utara
dengan Nilai Perusahaan, artinya semakin tinggi tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility maka diharapkan nilai perusahaan akan dinilai baik oleh para
investor. Nilai perusahaan dinilai baik apabila kinerja perusahaan juga baik. Kinerja yang dilakukan perusahaan dapat berupa kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial di
dalam memperbaiki kerusakan lingkungan dan kesenjangan sosial di lingkungan sekitarnya. Hal tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan apabila dilakukan
secara berkelanjutan sustainable. Menurut Bowman dan Haire 1976 , Preston 1978 dalam Hackston dan Milne 1996. Hal ini berkaitan dengan image positif
yang ditimbulkan dari corporate social responsibility yang dijalankan perusahaan tersebut.
Tingkat leverage yang tinggi berarti memiliki hutang yang lebih besar dibandingkan modal, jika hal ini berlangsung terus-menerus maka jumlah hutang
semakin meningkat dan akan menurunkan nilai perusahaan karena jumlah hutang yang melewati titik optimalnya akan menyebabkan pengeluaran terhadap biaya tetap
berupa bunga yang harus dibayarkan perusahaan menjadi meningkat sehingga akan menurunkan laba perusahaan. Investor tentunya tidak suka dengan situasi ini, maka
kecenderungannya akan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Investment Oppurtunity Set merupakan petunjuk yang lebih luas dimana nilai
perusahaan sebagai tujuan utama tergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang Myers, 1977. Kemudian berdasarkan teori yang disampaikan
Fama 1978, mengatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu
Universitas Sumatera Utara
penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan, maka semakin baik investment oppurtunity set maka
nilai perusahaan juga semakin baik. Salah satu parameter yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah
ukuran perusahaan yang dapat diproksikan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut. Penambahan variabel ukuran perusahaan pada penelitian ini
merujuk pada pendapat Schmalensee 1989 menemukan bahwa perusahaan- perusahaan besar lebih profitable dibandingkan dengan perusahaan kecil dalam
industri yang sama. Pada umumnya perusahaan besar memiliki total aktiva yang besar pula sehingga dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut dan akhirnya saham tersebut mampu bertahan pada harga yang tinggi, dan akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Sujoko dan Soebinatoro 2007 serta Herawaty 2008 yang konsisten menemukan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, hal ini menunjukkan semakin besar perusahaan maka semakin baik nilai perusahaannya.
Jensen dan Meckling 1976 menemukan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer
dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan pemegang saham. Penelitian mereka menemukan bahwa kepentingan manajer dengan pemegang saham
eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentingannya. Dengan kata lain,
Universitas Sumatera Utara
bahwa manajer akan lebih maksimal untuk meningkatkan laba perusahaan dan pada akhirnya akan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Investor akan bereaksi lebih tinggi terhadap perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi. Para investor akan lebih percaya menanamkan modalnya
pada perusahaan yang mempunyai profit maksimal, agar tingkat resiko atas modal yang mereka tanamkan tersebut lebih kecil. Sesuai dengan singnally theory dari
Bhattacarya yang mengemukakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus sehingga investor akan merespon positif dan nilai
perusahaan akan meningkat. Keberadaan Dewan Komisaris Independen diharapkan mampu menjadi
kontrol terhadap pelaksanaan tata kelola yang baik dalam perusahaan karena tingkat independensi yang dimiliki oleh Komisaris mampu bertindak independen dalam
pengambilan setiap keputusan sehingga dapat menguragi resiko moral hazard, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan.
Investor akan melihat efektifitas kinerja manajemen perusahaan melalui jumlah kas yang terdapat di perusahaan. Jumlah kas yang terlalu banyak mengendap
di perusahaan menjadi tidak relevan karena investor akan menangkap sinyal ketidakefektifan manajemen perusahaan dalam memanfaatkan dana untuk
meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Koshio 2003 bahwa dalam pasar modal yang sempurna, cash holding merupakan hal yang tidak relevan. Hal ini dikarenakan
perusahaan akan secara mudah memperoleh dana dari pasar eksternal jadi tidak optimal bagi perusahaan menahan kas dengan jumlah yang besar.
Universitas Sumatera Utara
Tingginya dividen yang dibagikan menunjukkan tingginya performance perusahaan. Hal ini merupakan sinyal positif yang akan direspon baik oleh Investor.
Karena pada dasarnya alasan konvensional investor melakukan investasi adalah mengharapkan pembagian dividen atas investasi yang dilakukannya. Pada kondisi
informasi tidak seimbang disparity yang diakibatkan oleh adanya gap antara tingkat pemahaman investor yang rendah terhadap mekanisme perusahaan, maka kondisi
seperti inilah yang akan dimanfaatkan oleh manajer perusahaan untuk memberikan sinyal positif kepada investor dengan cara membagikan dividen, sebagai gambaran
bahwa perusahaan dalam keadaan baik. Dari paparan di atas dapat dijelaskan bahwa variabel Corporate Social
Responsibility X
1
, Leverage X
2
, Investment Oppurtunity Cost X
3
, Ukuran Perusahaan X
4
, Kepemilikan Manajerial X
5
, Profitabilitas X
6
, Komisaris Independen X
7
, Cash Holding X
8
, dan Dividend Payout Ratio X
9
berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Nilai Perusahaan.
3.2. Hipotesis Penelitian