Kekuatan dan Kelemahan, Peluang dan Ancaman Program Palang Merah IndonesiaPMI.

113

V.3 Kekuatan dan Kelemahan, Peluang dan Ancaman Program Palang Merah IndonesiaPMI.

Analisis internal organisasi dan lingkungan eksternal yang telah dianalisis secara mendalam dan komprehensif serta dilaksanakan secara partisipasi dalam loka Karya Rencana Strategi bulan maret 2004 yang lalu telah menghasilkan Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats, yang mencakup Analisis Lingkungan internal Strength dan Weaknesses dan Analisis Lingkungan Eksternal Opportunities dan Threats. Hasil analisis SWOT tersebut mengindikasikan bahwa PMI memiliki sejumlah kekuatan yang dapat digunakan sebgai modal dasar untuk memperkuat dan mengembangkan PMI. Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa sejumlah peluang dapat diperoleh di masa yang akan datang, bila kita mampu memanfaatkannya. Disamping itu, PMI mencatat juga adanya kelamahan internal dan adanya situasi eksternal yang akan menjadi ancaman eksternal yang serius. Kesimpulan umum menyatakan bahwa hanya dengan mengarahkan segenap sumber daya yang dimiliki dan semangat pengadilan yang tinggi. Maka PMI akan dapat mengupayakan menjadi Perhimpunan yang diakui secara luas dan berfungsi dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip Dasar Gerakan Palang Merah. 1. Analisi Lingkungan Internal. a. Srength Kekuatan Kekuatan internal yang telah diidentifikasi sebagai modal positif yang utama untuk 5 tahun ke depan, antara lain: 1. PMI masih diakui oleh pemerintah sebagai satu-satunya organisasi Kepalangmerahan di Indonesia berdasarkan Kepres No. 25 tahun 1950 serta Kep. Pres No. 2461963 tentang posisi PMI yang bekerja Universitas Sumatera Utara 114 melaksanakan tugas atas nama pemerintah dan harus bertanggungjawab kepada pemerintah dengan tetap berprinsip kepada kemandirian PMI. Pengakuan ini menunjukkan bahwa PMI masih tetap eksis dan tetap diperlukan keberadaannya dalam menjalankan peran dan fungsinya di masyarakat. 2. PMI aktif memberikan pelayanan yang bermanfaat bagi ratusan ribu masyarakat diberbagai wilayah Indonesia dan memberdayakan masyarakat dengan memberikan ketrampilan dan kapasitas yang memadai agar bila terjadi bencana maka masyarakat mampu menolong dirinya sendiri. 3. PMI memiliki sebanyak 185 UTDC yang terbesar di beberapa kabupaten serta unit pelayanan Rumah Sakit, Poliklinik, pelayanan ambulan dan sebagainya sebagai wahana pelayanan kepada masyarakat. 4. PMI memiliki jaringan kerja hingga hampir menyeluruh di wilayah Indonesia. Dari catatan yang ada, saat ini terdapat Pengurus Pusat 15 orang pengurus, 30 PMI Daerah 380 orang pengurus , 361 Cabang 4.602 orang Pengurus di seluruh Indonesia. 5. PMI memiliki hampir 1 juta sukarelawan yang telah mendapat latihan keterampilan di bidang kepalangmerahan dan siap menjalankan tugasnya untuk membantu anggota masyarakat yang membutuhkan. Dari catatan yang ada, PMI memiliki anggota KSR sebanyak 27.987 orang dari 161 PMI Cabang, Tenaga Sukarela 22.362 orang dari 132 PMI Cabang dalam Palang Merah Remaja 713.093 orang dari 176 PMI Cabang. Universitas Sumatera Utara 115 6. PMI memiliki sejumlah staff yang mendapatkan pelatihan sesuai dengan kebutuhan ketrampilan bidang kerja masing-masing serta memiliki motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mengembangkan diri maupun memajukan organisasi secara keseluruhan. 7. PMI memiliki jaringan kerja nasional dan Internasional, baik yang terkait dengan tugas-tugas kepalangmerahan di Indonesia maupun International network dengan IFRCICRC dan International NGOWFP,UN-OCHA, UNHCR, UNDP yang cukup baik 8. PMI telah memiliki kesepakatan dengan sejumlah Perhimpunan Nasional Negara lainnya serta komponen Gerakan Palang Merah Internasional yang memberikan dukungan yang bermanfaat, baik dukungan teknis maupun dana. b. Weakness Kelemahan Faktor-faktor internal yang diidentifikasi sebagai kelemahan Weaknesses PMI antara lain: 1. Kapasitas PMI secara keseluruhan masih jatuh dari rata-rata standar minimal. Berdasarkan data penilaian Kapasitas PMI perjuli 2004, baru 17 PMI daerah yang berkualitas baik, 10 Cukup dan 73 Kurang. Sedangkan untuk PMI Cabang yang berkualitas baik baru 30, Cukup 12, Kurang 15 dan sisanya 43 belum teridentifikasi. Belum semua PDPC memiliki markas atau kantor PMI. Sementara itu, diantara yang sudah memiliki kantor , masih banyak yang belum memenuhi persyaratan standart sebagai markas atau kantor. Disamping sarana perkantoran yang masing minimal, ketersediaan sarana kenderaan operasional maupun media komunikasi pelatihan Universitas Sumatera Utara 116 juga masih sangat terbatas. Pembinaan organisasi secara berjenjang, juga belum dapat dilaksanakan secara optimal. 2. Buku panduan dan pedoman yang ada masih belum sesuai dengan kebutuhan. Hal ini mengakibatkan belum adanya kesamaan persepsi, pemahaman dan langkah yang sama dalam menjalankan kegiatan- kegiatan rutin operasional. 3. Belum memadainya jumlah sumberdaya manusia yang memiliki kapasitas dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan yang diharapkan sementara itu, kapasitas, kualitas, kompetensi dan komitmen Pengurus umumnya masih rendah. Hal ini menyebabkan kegiatan PMI kurang dapat berjalan dengan baik dan kalah bersaing dengan kegiatan LSM lain yang lebih profesional. 4. Kegiatan pelatihan di jajaran Pengurus, Staff, maupun relawan KSRPMRTSR masih belum terstandarisasi dan belum berbasis pada kompetensi. Jumlah Drop-out anggota KSR-TSR dan PMR dirasakan masih cukup tinggi. Hal ini dikarenakan belum adanya pembinaan relawan yang komprehensif dan berkelanjutan. Lemahnya monitoring dan evaluasi maupun pembinaan paska pelatihan dan mobilisasi relawan untuk tugas pelayanan menjadi pemicu berkurangnya jumlah sumber daya manusia. 5. Belum adanya kejelasan kerangka keanggotaan PMI seperti KSR, TSR, PMR, Satgana, Tim Khusus, Staff dan Pengurus maupun kejelasan peran dan fungsi masing-masing. Sedangkaan data base keanggotaan juga belum ter-update dengan baik, karena masih Universitas Sumatera Utara 117 rendahnya jumlah daerah cabang yang melaporkan database-nya secara rutin ke kantor Pusat PMI. 6. Pelayanan PMI baik penanggulangan Bencana, Pelayanan Sosial, Pelayanan Kesehatan Transfusi darah walaupun sudah diupayakan memenuhi standart pelayanan prima, namun secara umum belum memenuhi kualitas dan kuantitas serta menjangkau keseluruhan masyarakat yang rentan. Hal ini disebabkan keterbatasan dana, kapasitas dan jumlah sumber daya manusia yang dimiliki. 7. Sebagian besar pendanaan PMI daerah dan cabang masih sangat tergantung padas subsidi pemerintah daerah serta bulan dana. Sementara itu pengumpulan dana melalui bulan dana, hasilnya kurang maksimal, karena sistem manajemen pengumpulannya kurang efektif dan kurang ditunjang dengan perangkat sosialisasi pemasaran yang memadai. 2. Analisis Lingkungan Eksternal a. Opportunities Peluang Faktor-faktor eksternal yang dapat memberikan peluang opportunities kepada PMI untuk 5 tahun ke depan, antara lain: 1. Berlakunya Undang-undang otonomi daerah memberikan kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah propinsi dan pemerintah kabupatenkota. Hal ini juga berimplikasi pada peluang untuk peningkatan kinerja dan kapasitas PMI daerah dan Cabang untuk lebih inisiatif dan kreatif dalam mengembangkan diri sebagai organisasi kemanusiaan yang netral dan mandiri. 2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK serta harus dan komitmen kemanusiaan yang sangat berkembang pesat akhir-akhir ini, sangat Universitas Sumatera Utara 118 berpengaruh positif bagi arus kemajuan informasi dan komunikasi PMI di semua tingkatan. Semakin luasnya dan semakin ragamnya teknologi informasi dan komunikasi khususnya pemanfaatan website dan email, telepon, dll yang ada di PMI Pusat dan sebagian daerah dan Cabang merupakan sarana komunikasi informasi yang sangat efektif untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi PMI. 3. Adanya dukungan dana maupun teknis dari pemerintah IFRC, ICRC, PNS, BakornasSatkorlakSatlak, NGO, perusahaan dan mitra kerja lainnya memberikan peluang pada peningkatan kapasitas dan mobilisasi sumber daya dalam pelayanan PMI kepada masyarakat. 4. Banyak kalangan profesional dokter, ekonom, dosen, guru, dll serta pebisnis profesional pengusaha yang berpotensi untuk direkrut menjadi pengurus atau tenaga sukarela. Di bidang pembinaan remaja, banyak guru dosen dapat direkrut sebagai pelatih pembina PMRKSR, sementara itu ada kecenderungan banyak sekolah PT yang berminat membentuk kelompok PMR atau unit KSR. 5. secara umu, reputasi dan citra positif PMI masih mendapatkan tempat di hati masyarakat. Masyarakat masih berharap banyak agar pelayanan PMI terus ditingkatkan dan lebih menjangkau pada kelompok-kelompok yang paling rentan. b. Threats Ancaman Faktor-faktor eksternal yang masih dapat menjadi ancaman Threats bagi PMI selama 5 tahun kedepan, antara lain: a. secara geografis, geologis dan ekologis, Indonesia memiliki banyak daerah yang rawan bencana gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah Universitas Sumatera Utara 119 longsor karena menempati posisi pertemuan lempengan tektonik yang sering terkena dampak kegiatan seismik serta adanya degradasi kualitas lingkungan karena perilaku masyarakat yang tidak ramah lingkungan juga memperarah kerentanan masyarakat. b. Saat ini tercatat sebanyak 15 daerah dan 50 Cabang yang sangat rawan bencana. Namun kapasitas kesiapsiagaan PMI daerah dan cabang, khususnya di daerahcabang rawan bencana, sebagian besar masih kurang. c. Krisis moneter dan ekonomi yang telah berlangsung hampir satu dasarwarsa lalu, saat ini masih kita rasakan dampaknya dan diprediksikan dampaknya masih dirasakan 5 tahun mendatang. Menurut data dari Bappenas, anggka kemiskinan terus mengalami peningkatan, bahkan mencapai angka tertinggi selama tiga dasa warsa terakhir ini. Hal ini berdampak pada minimnya kegiatan penggalian dana PMI melalui bulan dana. Sementara itu ada kecenderungan berkembangnya anggapan bahwa bulan dana PMI kurang populer lagi ditengah-tengah msyarakat. Selama ini juga belum semua PMI daerahPMI cabang melaksanakan uapaya-uapaya penggalian dana yang lebih efektif dan persfektif. d. Dampak dari merebaknya terorisme global di beberapa negara serta masih adanya potensi Instabilitas keamanan dalam negeri yang diakibatkan oleh krisis ekonomi dan sosial serta munculnya konflik etnis akan berdampak pada merabaknya terorisme di tanah air yang dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa dan kerugian material. Hal Universitas Sumatera Utara 120 ini merupakan tantangan atas kesiapsiagaan PMI, khususnya di daerah- daerah yang berpotensi terjadinya konflik dari teror. e. Munculnya banyak LSM yang bergerak di bidang kemanusiaan seperti halnya BSMI Bulan Sabit Merah Indonesia memiliki kegiatan yang sama dengan kegiatan PMI serta adanya kecenderungan penyalahgunaan lambang palang merah yang banyak dilaksanakan oleh institusi lembaga tertentu. Sampai saat ini draft Undang-undang tentang lambang dan undang-undang tentang PMI yang diharapkan dapat menjadi payung kegiatan PMI, juga belum mendapatkan tindak lanjut dan respon yang berarti. Hal ini dapat menjadi melemahnya dukungan kepada PMI dan meluasnya penyalahgunaan Lambang Palang merah serta prinsip Perikemanusiaan Internasional. Universitas Sumatera Utara 121

V.4 Analisis program PMI Cabang Medan