Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

8

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Organisasi Palang Merah Indonesia PMI merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang jasa sosial kemanusiaan, membantu korban bencana alam serta pelayanan kesehatan lainnya yang berpegang pada prinsip-prinsip dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dalam menjalankan dalam tugas dan fungsinya. Pembentukan Organisasi Palang Merah tidak terlepas dari kondisi peperangan. Sejarah kehidupan manusia telah mencatat, bahwa sejak terjadinya peperangan di kota Solferino dibagian utara Italia pada tahun 1859 yang menimbulkan korban puluhan ribu prajurit gugur dan terluka telah menarik perhatian seorang sosiawan Swiss yang bernama Jean Henry Dunant untuk memberikan pertolongan bersama- sama dengan penduduk disekitar medan pertempuran tersebut. Peristiwa yang menyedihkan itu mendorong Henry menuliskannya kedalam sebuah buku sederhana yang berjudul “Un Souvenier De Solferino” atau “ Sebuah kenangan dari Solferino”, buku kenangan inilah yang kemudian menjadi titik tolak pengembangan ide terbentuknya perhimpunan Palang Merah. Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie Nerkai, yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang. Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Universitas Sumatera Utara 9 Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan. Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar Ketua, dr. Bahder Djohan Penulis, dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala anggota. Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963. Sejak saat itu organisasi Palang Merah semakin dirasakan kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat. Sudah banyak pengalaman dan pelajaran berharga yang Universitas Sumatera Utara 10 dipetik PMI dalam penanggulangan korban baik kecelakaan, bencana alam maupun dalam suasana konflik bersenjata. Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59. Tugas Pokok PMI adalah Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan, Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta Pelayanan transfusi darah sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1980. Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 tujuh prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian, Kesatuan dan Kesemestaan. PMI pada saat ini berada di dalam gerak pembangunan nasional, oleh karena itu PMI harus dapat menentukan ciri khas peranan sosialnya secara tepat, tidak terlepas dari tugas-tugas kongkrit yang telah ditentukan seperti penyelenggaraan transfusi darah, bantuan sosial, pertolongan pertama, pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, operasi bencana, pembinaan terhadap generasi mudah Palang Merah Remaja PMR lain sebagainya. Dalam rangka menghadapi perkembangan masyarakat Indonesia di masa depan yang semakin global dalam suasana yang semakin demokratis maka PMI harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebagai stakeholder untuk ikut mengambil peran aktif di dalamnya. PMI diakui secara luas sebagai organisasi kemanusiaan yang mampu menyediakan pelayanan kepalangmerahan yang efektif dan tepat waktu, terutama Universitas Sumatera Utara 11 kepada mereka yang paling membutuhkan, dalam semangat kenetralan dan kemandirian. Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah serta Hukum Perikemanusiaan Internasional HPI dalam masyarakat Indonesia adalah melaksanakan pelayanan kepalangmerahan yang bermutu dan tepat waktu, mencakup: bantuan kemanusiaan dalam keadaan darurat, pelayanan sosial dan kesehatan masyarakat. Seperti kita ketahui bersama ini Negara Indonesia banyak dilanda bencana alam baik itu banjir, tanah longsor, hujan debu dari aktivitas gunung merapi, gempa bumi bahkan tsunami yang melanda Aceh-Nias bulan desember 2004 yang lalu. Dengan kondisi yang terjadi diatas tersebut semua elemen-elemen terkait yang berperan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana saling bekerja sama untuk menangani hal tersebut. Tidak luput juga peran serta Palang Merah Indonesia sebagai salah satu organisasi sosial kemanusiaan. Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan hasil yang lebih baik diperlukan pembenahan organisasi dalam segala aspek salah satunya pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia SDM terhadap karyawanrelawan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan yang bersifat dasarlanjutan kepada para karyawanrelawan yang bertugas di PMI Cabang Medan dalam memberikan pelayanan sosial terhadap masyarakat yang membutuhkan dan yang terkena musibah bencana. Dengan adanya program pelayanan sosial yang diberikan PMI Cabang Medan dapat mengurangi beban masyarakat terhadap masalah yang dihadapi. Belakangan ini nama PMI lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya karena transfusidarahnya tetapi juga respon PMI terhadap bencana di beberapa daerah. Selain menangani masalah Universitas Sumatera Utara 12 bencana, PMI juga aktif melaksanakan pelayanan kesehatan dengan beberapa program yang ada di PMI. Sebagai organisasi yang sangat besar, Palang Merah Indonesia PMI bertanggung jawab memberikan pelayanan terbaik yang merata dan bermutu kepada masyarakat. Untuk menghasilkan pelayanan yang maksimal ini, maka menjadi sebuah keharusan bagi PMI untuk membuat pelatihan yang berorientasi pada kualiatas disetiap jajarannya. Pelatihan berdampak langsung pada peningkatan kapasitas organisasi . Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan membahas skripsi yang berjudul ” Program Palang Merah Indonesi PMI Cabang Medan dalam Pelayanan Sosial”.

I.2 Perumusan Masalah