20 Beberapa karakteristik usaha kesejahteraan sosial
1. Menanggapi kebutuhan manusia.
2. Usaha kesejahteraan sosial diorganisir guna menanggapi kompleksitas
masyarakat perkotaan yang modern. 3.
Kesejahteraan sosial mengarah ke spesialisasi, sehingga lembaga kesejahteraan sosialnya juga menjadi tersepesialisasi.
4. Usaha kesejahteraan sosial menjadi sangat luas Adi,1994:6-10.
II.2 Lembaga Sosial
Lembaga sosial merupakan wadah pelaksanaan usaha-usaha kesejahteraan sosial yang memiliki tujuan, sasaran dan misi yang sesuai dengan bidang kegiatannya
Nurdin, 1990:41. Oleh karena itu badan-badan atau lembaga sosial memiliki klasifikasi dan
karakteristiknya masing-masing, sehingga bentuk-bentuk intervensi sosial berbeda satu sama lainnya. Demikian pula dengan organisasi-organisasi sosial, baik yang
bersifat formal maupun nonformal, merupakan lembaga yang menjalankan fungsi sosial dalam bidang kesejahteraan sosial.
Lembaga sosial pada hakekatnya adalah kumpulan dari norma-norma sosial struktur-struktur yang diciptakan untuk dapat melaksanakan fungsi masyarakat lebih
jauh. Lembaga sosial adalah pola-pola yang telah mempunyai kekuatan tetap atau pasti untuk mempertemukan beragam kebutuhan manusia, yang muncul dari
kebiasaan-kebiasaan yang telah mendapatkan persetujuan dari cara-cara yang sudah mapan untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan suatu instruktur.
Universitas Sumatera Utara
21
II.3 Pelayanan Sosial II.3.1 Pengertian Pelayanan Sosial
Pelayanan adalah perihal atau cara melayani atau usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan uang. Pelayanan sosial adalah aktivitas yang
terorganisasi yang bertujuan untuk membantu para anggota masyarakat untuk saling menyesuaikan diri dengan sesamanya dan dengan lingkungan sosialnya.
Selanjutnya, Alfred J. Khan memberikan pengertian pelayanan sosial sebagai berikut:
“ Pelayanan sosial terdiri dari program-program yang diadakan tanpa mempertimbangkan kriteria pasar untuk menjamin suatu tingkatan dasar dalam
penyediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan akan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat serta kemampuan
perorangan untuk pelaksanaan fungsi-fungsinya, untuk memperlancar kemampuan menjangkau dan menggunakan pelayanan-pelayanan serta lembaga-lembaga yang
telah ada dan membantu warga masyarakat yang mengalami kesulitan dan keterlantaran” Soetarso,1982:34.
Penggunaan kata mempertimbangkan kriteria pasar mengungkapkan bahwa masyarakat merasa wajib dan yakin akan pentingnya peningkatan kemampuan setiap
warga negara untuk menjangkau dan menggunakan setiap bentuk pelayanan yang sudah menjadi haknya. Ketidakmampuan seseorang untuk membayar pelayanan
karena penghasilannya tidak mencukupi karena berdasarkan kriteria pasar jangan menjadi hambatan untuk memperoleh pelayanan. Berarti di sini, pemberi pelayanan
harus melayani tanpa mempertimbangkan si penerima pelayanan mampu membayar atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
22 Pelayanan sosial pada hakekatnya dibuat untuk memberikan bantuan kepada
individu dan masyarakat untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang semakin rumit itu. Y.B.Suparlan mengatakan bahwa, “ Pelayanan adalah usaha untuk
memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang lain baik materi maupun non materi agar orang lain dapat mengatasi masalahnya sendiri”Suparlan, 1983:91.
Pelaksanaan pelayanan sosial mencakup adanya perbuatan yang aktif antara pemberi dan penerima. Bahwa untuk mencapai sasaran sebaik mungkin maka
pelaksanaan pelayanan sosial mempergunakan sumber-sumber tersedia sehingga benar-benar efisien dan tepat guna. Sehubungan dengan itu maka dalam konsepsi
sosial service delivery, sasaran utama adalah si penerima bantuan beneficiary group. Dilihat dari sasaran perubahan maka sasarannya adalah sumber daya manusia dan
sumber-sumber natural. Pelayanan sosial tidak hanya mengganti atau berusaha memperbaiki keluarga
dan bentuk-bentuk organisasi sosial, tetapi juga merupakan penemuan sosial yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia modern dalam berbagai
hubungan dan peran-perannya sama halnya seperti inovasi teknologis yang berfungsi sebagai tanggapan terhadap persyaratan fisik dari kehidupan modern.
II.3.2 Klasifikasi dan Fungsi Pelayanan Sosial
Jenis pelayanan yang dikembangkan pada setiap negara tergantung atau situasi yang ada, pada sumber yang tersedia serta kerangka budaya dan politik negara
tersebut. Tetapi pada umumnya pelayanan sosial yang dikembangkan dan diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kesejahteraan keluarga
2. Pelayanan pendidikan orang tua
Universitas Sumatera Utara
23 3.
Pelayanan penitipan bayi atau anak 4.
Pelayanan kesejahteraan anak 5.
Pelayanan-pelayanan kepada lanjut usia 6.
Pelayanan rehabilitasi bagi penderita cacat dan pelanggar hukum 7.
Pelayanan bagi para migrant dan pengungsi 8.
Kegiatan kelompok bagi para remaja 9.
Pekerjaan sosial medis 10.
Pusat-pusat pelayanan kesejahteraan sosial masyarakat 11.
Pelayanan sosial yang berhubungan dengan proyek-proyek perumahan.
Fungsi pelayanan sosial dapat dibagi menjadi berbagai cara, bergantung kepada tujuan pembagian itu. Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB mengemukakan
fungsi-fungsi pelayanan sosial sebagai berikut: 1.
Perbaikan secara progresif daripada kondisi-kondisi kehidupan orang 2.
Pengembangan terhadap perubahan sosial dan penyesuaian diri 3.
Penggerakan dan penciptaan sumber-sumber komunitas untuk tujuan-tujuan pembangunan
4. Penyediaan struktur–struktur institusional untuk pelayanan-pelayanan yang
terorganisir lainnya Soetarso, 1981:41.
II.3.3 Program-program Pelayanan Sosial
Program-program pelayanan sosial merupakan bagian dari intervensi kesejahteraan sosial. Pelayanan-pelayanan sosial meliputi kegiatan-kegiatan atau
intervensi yang dilaksanakan secara diindividualisasikan, langsung dan terorganisir, yang bertujuan membantu individu, kelompok dan lingkungan sosial dalam upaya
Universitas Sumatera Utara
24 mencapai saling penyesuaian. Bentuk-bentuk pelayanan sosial sesuai dengan fungsi-
fungsinya adalah sebagai berikut: 1.
Pelayanan Askes: mencakup pelayanan informasi, rujukan pemerintah, nasehat dan partisipasi. Tujuannya membantu orang agar dapat mencapai atau
menggunakan pelayanan yang tersedia. 2.
Pelayanan Terapi: mencakup pertolongan dan terapi atau rehabilitasi, termasuk didalamnya perlindungan dan perawatan. Misalnya pelayanan yang
diberikan oleh badan-badan yang menyediakan konseling, pelayanan kesejahteraan anak, pelayanan kesejahteraan sosial mendidik dan sekolah,
perawatan bagi orang-orang jompo dan lanjut usia. 3.
Pelayanan sosialisasi dan pengembangan, misalnya taman penitipan bayi dan anak, keluarga bencana, pendidikan keluarga, pelayanan reaksi bagi pemudah
dan masyarakat yang dipusatkan atau community centre Nurdin, 1989:50.
II.4 Pengertian Pekerjaan Sosial
Menurut Thelma Lee Mendoza, pekerjaan sosial merupakan profesi yang memperhatikan penyesuaian antara individu dengan lingkungannya; dan individu
kelompok dalam hubungan dengan situasi kondisi sosialnya. Dunham menyatakan ada beberapa karakteristik dari profesi pekerjaan sosial:
1. Pada intinya pekerjaan sosial merupakan kegiatan pemberian bantuan
2. Pekerjaan sosial bermakna bahwa kegiatan pekerjaan sosial adalah kegiatan
yang nirlaba non-profit, dalam artian bahwa profesi ini lebih mementingkan service dibandingkan sekedar mencari keuntungan.
Universitas Sumatera Utara
25
II.5 Nilai-Nilai Pekerjaan Sosial
1. Setiap manusia berhak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
2. Setiap manusia, sebagai anggota masyarakat berkewajiban untuk mencari
jalan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri yang menunjang kepentingan bersamatujuan bersama.
3. Masyarakat berkewajiban untuk menunjang pemenuhan kebutuhan individu
dan berhak untuk mengembangkannya melalui partisipasi ataupun kontribusi warga masyarakatnya.
4. Setiap orang memerlukan perkembangan yang harmonis dari kekuatan dan
kesempatan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. 5.
Dengan semakin kompleksnya masyarakat, maka diperlukan organisasi sosial. yang terspesialisasi guna mendukung usaha individu untuk merealisasikan
diri. 6.
Memungkinkan realisasi diri dan kontribusi pada masyarakat yang dilakukan oleh individu, organisasi sosial, harus memungkinkan pemenuhan kebutuhan
yang dimungkinkan untuk memenuhi kesejahteraan.
II.6 Masalah-masalah Kesejahteraan Sosial