Perumusan Kebijaksanaan Penyiapan Program

27 Semua standar yang disusun diterapkan secara sama terhadap berbagai pihak yang menggunakan tanpa memandang perbedaan ras, suku, agama dan ideologi. 3. Pertimbangan Profesional Semua standar harus memerlukan pencapaian profesional pekerjaan sosial

4. Pertimbangan Realistis

Setiap standar di bidang kesejahteraan sosial merupakan pencerminan norma dan realita sosial yaitu tingkat dan cara hidup warga masyarakat serta situasi ekonomi dan sosialisasi negara.

5. Fleksibilitas

Prinsip-prinsip yang telah dikemukakan sebenarnya sudah menjamin adanya fleksibilitas ini, setiap standar yang disusun dapat mengalami perubahan karena berubahnya kondisi masyarakat.

6. Popularitas

Standar yang telah disusun hendaknya diketahui oleh semua petugas yang terlibat di dalam pelayanannya.

II.8 Perumusan Kebijaksanaan

Proses perencanaan dan pembuatan kebijaksanaan adalah saling berkaitan. Mereka yang melibatkan diri dalam bidang perencanaan pelayanan sosial sebaiknya mengetahui segala macam isi kebijaksanaan yang ada relevansinya, harus mempunyai informasi mengenai dasar pembuatan tanggapan terhadap masalah-masalah kebijaksanaan serta mencari cara untuk mengimplementasikan keputusan kebijakan. Sebagai konsekuensinya banyak waktu yang akan tersita guna mencurahkan pada masalah-masalah yang ada kaitannya dengan kebijakan. Universitas Sumatera Utara 28

II.9 Penyiapan Program

Komponen yang ketiga dari proses perencanaan adalah menyiapkan usulan- usulan rinci bagi perkembangan dimasa yang akan datang dalam jenis pelayanan tertentu. Tidaklah mungkin untuk menarik batasan yang jelas antara formulasi kebijakan dan penyiapan program. Perencanaan dianggap sebagai suatu proses pengambilan keputusan yang kontiniu, yang lebih diarahkan pada cakupan keterlibatan formulasi kebijaksanaan dan persiapan detail satu program, dari pada suatu usaha untuk mencoba menarik garis batas yang jelas diantara kedua komponen tersebut. Proses perencanaan pelayanan sosial seringkali melibatkan persiapan pembuatan suatu dokumen perencanaan dan sama sekali tidak perlu membuat dokumen semacam itu. Namun dengan berbagai alasan banyak negara yang memutuskan untuk membuat dokumen perencanaan resmi untuk berbagai jenis pelayanan sosial, rencana semacam ini dapat dibagi dalam dua tipe: Tipe pertama adalah untuk rencana yang hanya mencakup satu jenis pelayanan sosial khusus, misalnya rencana pendidikan, kesehatan, atau perumahan. Rencana semacam ini cenderung mempunyai sifat yang panjang meliputi suatu periode beberapa tahun biasanya 5 tahun dan persiapannya memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun guna mencoba melibatkan sebanyak mungkin organisasi dan individu yang ada kaitannya. Data semacam ini biasanya memuat analisa statistik mengenai situasi saat ini. Saran-saran terhadap isu kebijaksanaan yang besar, serta usulan rinci mengenai perkembangan masa yang akan datang dari setiap aspek pelayanan yang dimaksudkan. Universitas Sumatera Utara 29 Rencana tipe kedua adalah bentuk rencana yang terintegrasi kedalam rencana pembangunan nasional, yang teramat luas. Karena itulah maka sebagian besar rencana dengan skala nasional mempunyai bagian-bagian tertentu seperti misalnya pendidikan, kesehatan, perumahan, kesejahteraan sosial. Rencana semacam ini tidak begitu banyak membutuhkan informasi, dan pada umumnya hanya membutuhkan sedikit waktu dalam mempersiapkannya. Karena hal ini digabungkan dengan rencana dalam skala nasional, maka rencana pada tipe kedua ini pada umumnya telah dikoordinasikan dengan rencana bagi sektor-sektor lain yang ada kaitannya. Pada banyak kasus rencana semacam ini cenderung untuk realistis, dalam pengertian bahwa usulan yang dibuat tidaklah begitu ambisius dan sudah diperhitungkan agar lebih praktis dalam hal memperbaiki biaya atau tenaga yang terlibat serta faktor-faktor politis sosial lainya. Setelah kita ketahui bersama mengenai komponen-komponen dalam perencanaan sosial, maka alangkah baiknya lagi kita juga harus mengetahui permasalahan-permasalahan dalam perencanaan pelayanan sosial. Menurut Diana Conyers ada empat kategori utama yang dihadapi yaitu: perbedaan terhadap kebijaksanaan yang ada, kurangnya kordinasi antara berbagai sektor yang berbeda, kegagalan mencapai target dan masalah perencanaan pelayanan sosial yang ada hubungannya dengan politik Diana Conyers, 1994:82. Universitas Sumatera Utara 30

II.10 Kerangka pemikiran