Analisis Deskriptif Kebutuhan Rasa Aman. Analisis Deskriptif Motivasi Kerja

Dapat disimpulkan bahwa gaji yang diterima oleh para guru yang ada di Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar hanya dapat memenuhi kebutuhan akan pangan dan sandang walaupun belum sepenuhnya. Sedangkan gaji yang diterima oleh para guru belum dapat disisihkan untuk memenuhi kebutuhan akan papan. Untuk itu pihak yayasan harus dapat meningkatkan gaji atau penghasilan para guru supaya dapat memenuhi kebutuhan fisiologis terutama supaya guru dapat menyisihkan gajinya untuk pemenuhan kebutuhan akan papan, sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja para guru yang akhirnya dapat meningkatkan kinerja guru di Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Mangkunegara 2004 bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi dengan pencapaian kinerja. Juga Munandar 2001 mengemukakan bahwa ada hubungan positif antara motivasi dan kinerja dengan pencapaian prestasi.

4.2.1.2. Analisis Deskriptif Kebutuhan Rasa Aman.

Tingkat kedua paling rendah kebutuhan manusia yang dikemukan oleh Abraham Maslow adalah kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman berhubungan dengan rasa aman dalam melakukan pekerjan dilingkungan kerja dan rasa aman menghadapi masa yang akan datang. Orang yang sudah merasa aman dalam melakukan pekerjaannya tentu akan dapat menghilangkan kekhawatirannya atau keragu-raguannya dalam bekerja sehingga hal ini akan dapat meningkatkan motivasinya. Begitu juga apabila seseorang sudah merasa aman menghadapi masa yang akan datang dari pekerjaannya sekarang tidak perlu lagi mencari pekerjaan Universitas Sumatera Utara ditempat yang lain. Berdasarkan jawaban responden dan hasil pengolahan data atas kebutuhan rasa aman Tabel 4.6, diperoleh hasil bahwa keselamatan kerja masih kurang diperhatikan karena responden masih ada yang menjawab netral sebanyak 28,57 dan tidak setuju sebanyak 4,76. Untuk pernyataan bersedia menjadi guru karena adanya tunjangan kesehatan responden masih ada responden menjawab netral sebanyak 16,67 dan tidak setuju sebanyak 2,38. Sedangkan untuk pernyataan bersedia menjadi guru dengan adanya tunjangan pensiun masih ada responden menjawab netral sebanyak 14,29. Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan rasa aman di Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar belum terpenuhi sepenuhnya, baik itu untuk jaminan keselamatan kerja, tunjangan kesehatan dan tunjangan pensiun. Untuk itu perlu semakin diperhatikan tingkat keselamatan kerja di sekolah tersebut supaya para guru tidak perlu merasa khawatir dalam melaksanakan pekerjaanya. Guru akan semakin termotivasi melakukan pekerjaannya apabila ditempat kerjanya sudah merasa aman dari ancaman fisik dan merasa aman menghadapi masa depan. Apabila ini sudah semakin terpenuhi maka motivasi para guru akan semakin meningkat.

4.2.1.3. Analisis Deskriptif Motivasi Kerja

Robbins 2008 mengatakan bahwa motivasi adalah sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Pada dasarnya orang termotivasi untuk melakukan pekerjaan adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada responden dan hasil pengolahan data atas variabel motivasi kerja Tabel 4.7, diperoleh hasil bahwa Universitas Sumatera Utara motivasi kerja guru Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar sudah tergolong tinggi walaupun belum maksimum. Motivasi kerja guru digolongkan tinggi hal ini ditunjukkan bahwa dari 15 item pernyataan yang diajukan tidak ada lagi responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Motivasi kerja paling rendah yaitu untuk pernyataan yang berhubungan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan lain tepat waktu dengan jawaban responden sangat setuju sebesar 35,71, setuju sebesar 45,24, dan netral sebesar 19,05.. Sedangkan motivasi kerja tertinggi adalah untuk pernyataan meningkatkan ilmu pengetahuan dengan jawaban responden sangat setuju sebesar 40,48, setuju sebesar 57,14, dan netral hanya sebesar 2,38. Tentu hal itu adalah rasional, karena seorang guru harus selalu berusaha mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilkinya sesuai dengan bidang pengajarannya. Apabila seorang guru selalu berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki akan dapat meningkatkan kompetensinya sebagai agen pembelajaran berhubungan dengan kompetensi profesional. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Pendidikan Nasional. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3. Sedangkan motivasi kerja guru dinyatakan belum maksimum karena untuk setiap pernyataan yang terdiri dari 15 item masih ada jawaban responden yang netral . Secara persen responden yang dengan jawaban netral paling tinggi yaitu untuk pernyataan mengikuti kegiatan lain Universitas Sumatera Utara yang tidak rutin seperti rapat tidak mengikuti tepat pada waktu sebesar 19,05 dan terendah untuk pernyataan melakukan pekerjaan bukan untuk kepentingan diri sendiri dan meningkatkan ilmu pengtahuan sebesar 2,38. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja guru Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar sudah tinggi walaupun belum maksimal. Untuk itu motivasi kerja guru di Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang siantar masih perlu ditingkatkan supaya dapat meningkatkan kinerja guru. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Mangkunegara 2004 dan Munandar 2001. Mangkunegara mengemukakan ada hubungan yang positif antara motivasi dengan pencapaian kinerja. Munandar mengemukakan bahwa ada hubungan positif antara motivasi dan kinerja dengan pencapaian prestasi. Juga hal ini dikemukakan oleh Gibson 2000 bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi.

4.2.1.4. Analisis Deskriptif Kepuasan Kerja