pendidik, tenaga kependidikan,
orangtuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
2.2.3.4. Indikator Kinerja guru
Menurut Usman 2005 ada beberapa indikator yang dapat dilihat sebagai peran guru dalam meningkatkan kemampuan dalam proses belajar-mengajar.
Indikator kinerja tersebut adalah: 1. Kemampuan merencanakan belajar mengajar
Kemapuan ini meliputi: a. Menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan.
b. Menyesuaikan analisa materi pelajaran c. Menyusun program semester
d. Menyusun program atau pembelajaran 2. Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Kemampuan ini meliputi: a. Tahap pra intruksional
b. Tahap intruksional c. Tahap evaluasi dan tidak lanjut
3. Kemampuan mengevaluasi Kemampan ini meliputi:
a. Evaluasi normatif b. Evaluasi formatif
Universitas Sumatera Utara
c. Laporan hasil evaluasi d. Pelakanaan program perbaikan dan pengayaan.
2.2.4. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Robbins 2008 menyatakan bahwa pekerja yang bahagia cenderung lebih produktif. Jika diterapkan dalam suatu organisasi maka dapat dikatakan organisasi
yang mempunyai karyawan yang lebih puas cenderung lebih efektif, bila dibandingkan organisasi organisasi yang mempunyai karyawan yang kurang puas.
Davis 2000 menyatakan bahwa tingkat kepuasan seseorang dapat menimbulkan keikatan lebih besar atau dapat pula menimbulkan keikatan lebih kecil
yang kemudian mempengaruhi upaya dan akhirnya prestasi. Menurut Gibson 2000 terdapat tiga pandangan tentang hubungan kepuasan dengan prestasi satisfaction
and job performance , yaitu 1 kepuasan menimbulkan prestasi; 2 prestasi menimbulkan kepuasan ; 3 adanya unsur imbalan, tetapi tidak ada hubungan yang
kuat. Dari ketiga pendapat sebelumnya dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara kepuasan kerja dengan kinerjaprestasi. Walaupun hubungan tersebut bisa saling mempengaruhi, dimana kepuasan kerja menimbulkan kinerjaprestasi dan
prestasi akan menimbulkan kepuasan kerja.
2.2.5.
Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
Motivasi adalah dorongan yang ada pada diri seseorang untuk memenuhi kebutuhannya atau utnuk mencapai tujuan tertentu. Setiap individu yang mempunyai
motivasi kuat akan selalu berusaha untuk mengarahkan semua kegiatannya bagaimana
Universitas Sumatera Utara
supaya kebutuhan atau tujuan tercapai. Hal ini akan mengakibatkan menghasilkan kinerja yang tinggi.
Mangkunegara 2004 berpendapat bahwa .ada hubungan yang positif antara motivasi dengan pencapaian kinerja.
Menurut Munandar 2001: “Kinerja adalah hasil interaksi antara motivasi kerja, kemampuan abilities, dan peluang opportunities”.
Munandar 2001 menyatakan ada hubungan positif antara motivasi dan kinerja dengan pencapaian prestasi, artinya manajer yang mempunyai motivasi yang tinggi
cenderung mempunyai kinerja tinggi, sebaliknya mereka yang mempunyai kinerja rendah dimungkinkan karena motivasinya rendah.
Gibson 2000 merumuskan hubungan antara motivasi dengan kinerja prestasi sebagai berikut:
MxA f
P =
P = Performance kinerja, prestasi M = Motivation motivasi
A = Ability kemampuan Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerjaprestasi adalah
perkalian antara motivasi dengan kemampuan . Dapat juga disimpulkan bahwa kinerjaprestasi dipengaruhi oleh motivasi dan kemampuan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja semakin tinggi motivasi seseorang, maka akan
semakin tinggi kinerjanya.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kerangka Konseptual
Sedarmayanti 2001 merumuskan kinerja merupakan terjemahan bebas dari istilah
performance yang artinya adalah prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja.
Sudjana 2002, kinerja guru dapat dilihat dari kompetensinya melaksanakan tugas-tugas guru, yaitu 1. merencanakan proses
belajar mengajar; 2. melaksanakan dan mengelolah proses belajar mengajar; 3. menilai kemajuan proses belajar mengajar dan 4. menguasai bahan pelajaran.
Seorang guru supaya dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik harus memperoleh kepuasan kerja dan mempunyai motivasi yang tinggi.
Davis 2000 menyatakan kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Seseorang yang
mempunayi perasaan menyenangkan atau positif terhadap pekerjaanya akan dapat melaksankan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Robbins 2008 menyatakan
bahwa pekerja yang bahagia cenderung lebih produktif. Jika diterapkan dalam suatu organisasi maka dapat dikatakan organisasi yang mempunyai karyawan yang lebih
puas cenderung lebih efektif, bila dibandingkan organisasi organisasi yang mempunyai karyawan yang kurang puas.
Harold Koontz dalam Hasibuan 2001 motivasi mengacu pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atas suatu tujuan. Sedangkan Robin 2008
menyatakan bahwa motivasi umum bersangkutan dengan upaya kearah setiap tujuan, terutama tujuan organisasi sebagai cerminan minat tunggal kita dalam perilaku yang
berkaitan dengan kerja.
Universitas Sumatera Utara