Uji Normalitas Hipótesis Kedua Uji Multikoliniearitas Hipotesis Kedua

Tabel 4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama LNEI 2 dengan LNX 2 Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -211,235 692,680 -,305 ,762 LNX 2,607 2 6,807 ,060 ,383 ,704 a Dependent Variable: LNEI Sumber: Hasil Penelitian 2011 Data Diolah 2 Berdasarkan Tabel 4.12 dan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa t hitung sebesar 0,357 dan 0,383. Sedangkan t tabel dapat dicari pada table t dengan df = n-2 atau 42-2 = 40 pada pengujian 2 sisi signifikansi 0,025, dengan nilai 2,021 Karena nilai t hitung berada pada -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

4.1.4.2. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Kedua

, atau -2,021 ≤ 0,357 ≤2,021 dan -2,021≤ 0,383 ≤2,021, maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi hipotesis pertama.

4.1.4.2.1 Uji Normalitas Hipótesis Kedua

Uji normalitas yang dgunakan untuk hipotesis kedua ini sama seperti yang digunakan untuk uji normalitas pada hipotesis pertama yaitu uji one sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS yang hasilnya dapat dilihat seperti Tabel 4.14 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua Tests of Normalitty Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. Kinerja Guru ,116 42 ,179 Kepuasan Kerja ,076 42 ,200 Motivasi Kerja ,116 42 ,180 This is a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction Sumber: Hasil Penelitian 2011 Data Diolah Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa signifikansi untuk kinerja guru sebesar 0,179, kepuasan kerja guru sebesar 0,200, dan motivasi kerja sebesar 0,180. Karena signifikansi untuk variabel hipotesis kedua lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel kinerja guru, kepuasan kerja, dan motivasi kerja berdistribusi normal.

4.1.4.2.2. Uji Multikoliniearitas Hipotesis Kedua

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan linear antar variable independent dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai variance inflation factor VIF pada model regresi. Apabila VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15. Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Kedua Coefficients Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Kepuasan Kerja ,904 1,106 Motivasi Kerja ,904 1,106 a Dependent Variable: Kinerja Guru Sumber : Hasil penelitian 2011 Data Diolah Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa kedua variabel kepuasan kerja memiliki nilai VIF sebesar 1,106 dan motivasi kerja memiliki nilai VIF sebesar 1,106. Karena nilai VIF kedua variabel independen lebih kecil dari 5, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas dalam variabel independen penelitian ini.

4.1.4.2.3. Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Kedua