Analisis Deskriptif Kebutuhan Fisiologis

Berdasarkan Tabel 4.21 diperoleh hasil pengujian hipotesis kedua secara parsial sebagai berikut: 1. Pengaruh kepuasan kerja X 1 Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja X terhadap kinerja guru Y 1 memiliki nilai t hitung sebesar 2,069 sedangkan nilai t tabel sebesar 2,021. Karena nilai t hitung t tabel, yaitu 2,0692,021 maka H 2. Pengaruh motivasi kerja X ditolak. Artinya bahwa kepuasan kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar. 2 Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja X terhadap kinerja guru Y 2 memiliki nilai t hitung sebesar 2,376 sedangkan nilai t tabel sebesar 2,021. Karena nilai t hitung t tabel, yaitu 2,3762,021 maka H a diterima. Artinya bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar. 4.2. Pembahasan 4.2.1. Pembahasan Analisis Statistik Deskriptif

4.2.1.1. Analisis Deskriptif Kebutuhan Fisiologis

Abraham Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarki yang terdiri dari kebutuhan fisiologis physiological needs, kebutuhan rasa aman safety needs, kebutuhan rasa memiliki belongingness needs, kebutuhan penghargaan esteem needs, dan kebutuhan perwujudan diri self actualization Universitas Sumatera Utara needs. Tingkat kebutuhan yang paling rendah ialah kebutuhan fisiologis dan yang tertinggi adalah kebutuhan akan perwujudan diri. Maslow menyatakan bahwa kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang lebih pokok dipenuhi oleh sesorang sebelum mengarahkan perilakunya untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang berhubungan pangan, sandang, dan papan. Berdasarkan hasil kuesioner dan olah data atas variabel kebutuhan fisiologis Tabel 4.5, diperoleh hasil bahwa gaji yang diterima oleh para guru di Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar belum sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan akan pangan, karena responden yang menjawab sangat setuju hanya sebanyak 47,62 , setuju sebanyak 47,62, dan masih ada responden yang menjawab netral sebanyak 4,76. Guru juga bersedia menjadi guru karena ada tunjangan beras dengan jawaban responden sangat setuju sebanyak 33,33 dan setuju sebanyak 66,67 dan tidak ada yang menjawab netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Gaji guru untuk pemenuhan kebutuhan akan sandang belum sepenuhnya karena masih ada responden yang menjawab netral sebanyak 14,29, walaupun yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-masing sebanyak 0. Sedangkan gaji yang diterima oleh para guru belum dapat disisihkan untuk pemenuhan kebutuhan akan papan. Ini dapat dilihat bahwa jawaban responden terhadap pemenuhan kebutuhan akan papan sebanyak 11,9 menjawab netral dan sebanyak 38,1 persen mengatakan tidak setuju. Universitas Sumatera Utara Dapat disimpulkan bahwa gaji yang diterima oleh para guru yang ada di Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar hanya dapat memenuhi kebutuhan akan pangan dan sandang walaupun belum sepenuhnya. Sedangkan gaji yang diterima oleh para guru belum dapat disisihkan untuk memenuhi kebutuhan akan papan. Untuk itu pihak yayasan harus dapat meningkatkan gaji atau penghasilan para guru supaya dapat memenuhi kebutuhan fisiologis terutama supaya guru dapat menyisihkan gajinya untuk pemenuhan kebutuhan akan papan, sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja para guru yang akhirnya dapat meningkatkan kinerja guru di Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Mangkunegara 2004 bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi dengan pencapaian kinerja. Juga Munandar 2001 mengemukakan bahwa ada hubungan positif antara motivasi dan kinerja dengan pencapaian prestasi.

4.2.1.2. Analisis Deskriptif Kebutuhan Rasa Aman.