berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja guru Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar.
4.1.4.3.2. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua yang diajukan pada peneltian ini adalah kepuasan kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru Sekolah
Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar. Pengujian mengenai pengaruh kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru Sekolah Teknik
Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar dilakukan secara serempak dan secara parsial.
4.1.4.3.2.1. Hasil Regresi Linear Berganda Hipotesis Kedua
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru pada Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat
Pematang Siantar digunakan analisis regresi linear berganda. Adapun hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.21 berikut ini.
Tabel 4.21. Hasil Regresi Linear Hipótesis Kedua
Coefficients
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
11,714 16,369
,716 ,479 Kepuasan Kerja
,243 ,118
,298 2,069 ,045
Motivasi Kerja ,646
,272 ,342
2,376 ,023
a Dependent Variable: Kinerja Guru Sumber: Penelitian 2011 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.21 hasil regresi linear berganda untuk hipotesis kedua dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut:
2 1
646 ,
243 ,
714 ,
11 X
X Y
+ +
= Berdasarkan persamaan regressi di atas dapat dijelaskan hal sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 11,714 jika nilai variable independen yaitu kepuasan kerja X
1
dan motivasi kerja X
2
2. Koefisien regresi variabel kepuasan kerja X masing-masing 0 maka kinerja guru nilainya sebesar
11,714.
1
3. Koefisien regresi variabel motivasi kerja X sebesar positif 0,243. artinya
bahwa kebutuhan fisiologis berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Apabila kepuasan kerja yang diperoleh guru semakin tinggi, maka akan menaikkan
kinerja guru.
2
4.1.4.3.2.2. Pengujian Secara Serempak Hipotesis Kedua
sebesar positif 0,646. artinya bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Apabila motivasi
kerja semakin tinggi, maka akan menaikkan kinerja guru.
Pengujian secara serempak untuk hipotesis kedua dilakukan dengan
menggunakan uji statistik F Uji F. Untuk mengetahui apakah variable independen
kepuasan kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variable dependen kinerja guru harus dengan cara
membandingkan F
hitung
dengan F
tabel
. Apabila F
hitung
F
tabel,
H diterima dan apabila
F
hitung
F
tabel,
H ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengujian hipotesis secara serempak dapat dilihat pada Tabel 4.22 dberikut ini.
Tabel 4.22. Hasil Pengujian Secara Serempak Hipotesis Kedua Model
Sum of Squares df Mean Square
F Sig.
1 Regression
305,642 2
152,821 7,174
,002 Residual
830,763 39
21,302
Total 1136,405
41
a Predictors: Constant, Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja b Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber: Penelitian 2011 Data Diolah
Tabel 4.22 menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar
7,174
. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau alpha = 5, maka
diperoleh F
tabel
sebesar 3,232. Oleh karena F
hitung
F
tabel
yaitu 7,174 3,232 maka H
o
ditolak dan H
a
diterima. Demikian juga hasil uji signifikansi diperoleh nilai signifikansi 0,002. Oleh karena nilai signifikansi 0,002 0.05, maka H
o
ditolak dan H
a
4.1.4.3.2.3. Koefisien Determinasi R-Square Hipotesis Kedua
diterima. Berdasarkan hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa secara serempak kepuasan kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja guru Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar.
Besarnya kemampuan variabel kepuasan kerja X
1
dan motivasi kerja X
2
menjelaskan pengaruhnya terhadap kinerja guru Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar dapat dilihat pada Tabel 4.23 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.23. Nilai Koefisien Determinasi R
2
Model Kedua
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,519
,269 ,231
4,6154 a Predictors: Constant, Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja
b Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber: Penelitian 2011 Data diolah
Tabel 4.23 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisisen determinasi R
2
sebesar 0
,269 atau 26,9.
Hal ini berarti bahwa kemampuan variabel bebas yaitu kepuasan kerja X
1
dan motivasi kerja X
2
4.1.4.3.2.4. Pengujian Secara Parsial Hipótesis Kedua
menjelaskan variasi dari variabel kinerja guru Y Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar sebesar
26,9 sedangkan sisanya sebesar 73,1 dijelaskan variabel lain yang tidak diteliti yaitu variabel individu seperti kemampuan dan ketrampilan.
Pengujian secara parsial untuk hipotesis pertama dilakukan dengan
menggunakan uji statistik t Uji t. Untuk mengetahui apakah variable independen
kepuasan kerja X
1
dan motivasi kerja X
2
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variable dependen kinerja guru dilakukan dengan cara
membandingkan t
Hitung
dengan t
tabel
. Apabila t
hitung
t
tabel,
H diterima dan apabila
t
hitung
t
tabel,
H ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.21 diperoleh hasil pengujian hipotesis kedua secara parsial sebagai berikut:
1. Pengaruh kepuasan kerja X
1
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja X terhadap kinerja guru Y
1
memiliki nilai t
hitung
sebesar 2,069 sedangkan nilai t
tabel
sebesar 2,021. Karena nilai t
hitung
t
tabel,
yaitu 2,0692,021 maka H
2. Pengaruh motivasi kerja X ditolak. Artinya bahwa kepuasan kerja secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru Sekolah Teknik Menengah STM Cinta Rakyat Pematang Siantar.
2
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja X terhadap kinerja guru Y
2
memiliki nilai t
hitung
sebesar 2,376 sedangkan nilai t
tabel
sebesar 2,021. Karena nilai t
hitung
t
tabel,
yaitu 2,3762,021 maka H
a
diterima. Artinya bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru Sekolah Teknik Menengah STM
Cinta Rakyat Pematang Siantar.
4.2. Pembahasan 4.2.1. Pembahasan Analisis Statistik Deskriptif
4.2.1.1. Analisis Deskriptif Kebutuhan Fisiologis
Abraham Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarki yang terdiri dari kebutuhan fisiologis physiological needs, kebutuhan
rasa aman safety needs, kebutuhan rasa memiliki belongingness needs, kebutuhan penghargaan esteem needs, dan kebutuhan perwujudan diri self actualization
Universitas Sumatera Utara