observasi, dokumen, dan wawancara. Angket dibagikan kepada 30 orang guru. Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
terikat adalah analisis linier berganda.. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa motivasi kerja guru dan gaya kepemimpinan kepala sekolah baik secara parsial
maupun secara serempak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerguru di SMK Ardjuna 1 Malang.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Kepuasan Kerja
2.2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja
Dalam suatu organisasi baik itu yang bergerak dibidang bisnis maupun bukan bisnis membutuhkan sumber-sumber daya. Satu diantara sumber-sumber daya
tersebut yang harus diperhatikan adalah sumber daya manusia. Hal tersebut cukup beralasan karena sumber daya manusia adalah pengerak dari semua sumber daya
yang ada pada organisasi. Sehubungan dengan itu maka pihak manajemen harus benar-benar
memperhatikan sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi tersebut sehingga dapat mencapai tujuan secara efektif. Salah satu usaha yang harus dilakukan untuk
dapat mengefektifkan pencapaian tujuan perusahaan yaitu dengan memperhatikan dan menciptakan kepuasan kerja bagi anggota organisasi tersebut sehingga tercapai
tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
Universitas Sumatera Utara
Davis 2000 menyatakan kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Martoyo 2006
mengemukakan bahwa kepuasan kerja job satisfaction adalah keadaan emosional karyawan di mana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja
karyawan dari perusahaanorganisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang besangkutan. Balas jasa kerja karyawan dapat berupa
uang financial maupun bukan uang non financial. Selanjutnya Martoyo 2006 menyatakan bahwa balas jasa yang tinggi kalau dirasakan ada dan memadai akan
dapat meningkatkan kepuasan kerja. Bila kepuasan kerja terjadi, maka pada umumnya tercermin pada perasaan karyawan terhadap pekerjaannya, yang sering
diwujudkan dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan terhadap segala sesuatu yang ditugaskan dilingkungan kerjanya.
Handoko 2004 menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan
memandang pekerjaan mereka. Seseorang yang memandang pekerjaannya menyenangkan akan menyelesaikan pekerjaan tesebut dengan baik dan penuh
dengan tanggung jawab. Robbins 2008 menyatakan kepuasan kerja job statisfaction adalah suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang
merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristinya. Karyawan yang mendapat kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan
kehadiran yang lebih baik. Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti penting bagi karyawan maupun bagi perusahaan terutama untuk menciptakan keadaan positif
Universitas Sumatera Utara
di lingkungan kerja suatu organisasi. Martoyo 2006 mengemukakan bahwa kepuasan kerja akan berpengaruh terhadap : a tingkat absensi karyawan, b
perputaran turn over tenaga kerja, c semangat kerja, d. Keluhan-keluhan, dan emasalah-masalah personalia yang vital lainnya. Kepuasan kerja bersifat
multidimensional maka kepuasan kerja dapat mewakili sikap secara menyeluruh kepuasan umum maupun mengacu pada bagian pekerjaan seseorang. Artinya jika
secara umum mencerminkan kepuasannya sangat tinggi tetapi dapat saja seseorang akan merasa tidak puas dengan salah satu atau beberapa aspek saja misalnya jadwal
liburan Davis: 2000. Davis 2000 menyatakan bahwa konsekuensi ketidakpuasan kerja dapat menimbulkan meningkat atau menurunnya prestasi kerja pegawai,
pergantian pegawai turnover, kemangkiran, atau pencurian.
2.2.1.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja