Model Pembelajaran Guided Inquiry

handout dirancang sesuai dengan kompleksitas materi pelajaran. Contoh, untuk membelajarkan siswa memahami bahwa tekanan hidrostatis sebanding dengan kedalaman titik maka guru perlu mempersiapkan gambar yang menjelaskan hal tersebut.  Student handout yang digunakan harus memerhatikan efektivitas dan efesiensi. Maksudnya student handout dirancang sesuai dengan dana yang tersedia namun tetap memerhatikan keefektifannya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Student handout sebagai media pembelajaran cetak menurut Arsyad 2009: 39 juga memiliki keterbatasan yaitu sebagai berikut:  Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetakan.  Biaya pencetakan akan mahal apabila ingin menampilkan ilustrasi, gambar dan foto yang berwarna-warni.  Jika tidak dirawat dengan baik maka student handout akan cepat rusak karena terkena minyak, air dan api.  Perbagian unit-unit materi pelajaran pada student handout terlalu panjang sehingga dapat membosankan siswa.

2.1.2 Model Pembelajaran Guided Inquiry

Inkuiri berasal dari kata bahasa Inggris “inquiry” yang berarti menyelidiki. Metode inkuiri merupakan suatu teknik instruksional dalam proses pembelajaran dengan cara siswa diberikan suatu permasalahan. Strategi pembelajaran inkuri menekankan kepada proses mencari dan menemukan Majid, 2013: 221. Tujuan utamanya adalah untuk mendorong siswa dalam mengembangkan keterampilan berfikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Pendekatan inkuiri menurut Herdian dalam Putra 2013: 96 terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan guru, yaitu: inkuiri terbimbing guided inquiry, inkuiri bebas free inquiry dan inkuiri bebas yang dimodifikasi modified free inquiry. Inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dengan guru membimbing siswa melakukan kegiatan melalui pemberian pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi Suparno, 2007: 68. Selain itu, Eggen Kauchak 2012: 177 mengemukakan bahwa temuan terbimbing merupakan salah satu pendekatan mengajar dengan guru memberi siswa contoh-contoh spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut. Pada pembelajaran inkuiri terbimbing guru berfungsi sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Pada tahap awal guru memberikan banyak bimbingan namun pada tahap-tahap berikutnya bimbingan tersebut dikurangi sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri Putra, 2013: 97. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan dan diskusi multiarah yang menggiring siswa agar bisa memahami konsep pelajaran. Selain itu, bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur dalam hal ini berupa student handout. Pembelajaran inkuiri terbimbing membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan tanggung jawab dalam kelompok atau pasangannya. Sehingga peserta didik memegang peranan yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Eggen Kauchak dalam Trianto 2007: 141-142 mengemukakan enam tahapan dalam pembelajaran inquiry yaitu: 1 menyajikan pertanyaan atau masalah, 2 menyusun hipotesis, 3 merancang percobaan, 4 melakukan percobaan untuk memperoleh informasi, 5 mengumpulkan dan menganalisis data dan 6 membuat kesimpulan. Selain itu, proses inkuiri menurut Sanjaya 2008: 119 dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu: 1 merumuskan masalah, 2 mengajukan hipotesis, 3 mengumpulkan data, 4 menguji data berdasarkan data yang ditemukan, dan 5 membuat kesimpulan. Strategi inkuri menurut Hamalik 2001: 220-221 dapat dilakukan melalui langkah-langkah seperti: 1 mengidentifikasi dan merumuskan situasi yang menjadi fokus inkuiri secara jelas, 2 mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta, 3 memformulasikan hipotesis atau beberapa hipotesis untuk menjawab pertanyaan, 3 mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji setiap hipotesis dengan data yang terkumpul dan 4 merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan jawaban sebagai proposisi tentang fakta. Pada pembelajaran inkuiri menurut Roestiyah 2008: 79-80, guru berperan untuk menstimulir dan menantang siswa untuk berpikir, memberikan fleksibilitas atau kebebasan untuk berinisiatif dan bertindak, memberikan dukungan untuk inkuiri, menentukan diagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya dan m engidenitifikasi dan menggunakan “teach able moment ” sebaik-baiknya. Keunggulan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dengan mengadopsi strategi pembelajaran inkuiri SPI menurut Sanjaya 2007: 208, yaitu sebagai berikut:  SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. Pada pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan siswa untuk memperoleh pengetahuan aspek kognitif sendiri melalui kegiatan laboratorium aspek psikomotor berdasarkan sikap ingin tahu, disiplin, ulet dan toleran aspek afektif.  SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. Hal ini dikarenakan siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan dengan pengamatan dan pengalaman sendiri.  SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran inkuiri lebih besar sehingga memberikan kemungkinan untuk memperluas wawasan, mencerna dan mengatur informasi yang didapatkan serta menekankan kepada siswa untuk menemukan makna dari lingkungannya.  SPI dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata- rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Selain memiliki keunggulan, menurut Sanjaya 2007: 208 strategi pembelajaran inkuiri juga mempunyai kelemahan, yaitu sebagai berikut:  Kesulitan mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan pertanyaan dan melakukan diskusi kelas untuk menyelesaikan masalah yang dialami siswa dalam proses pembelajaran.  Kesulitan dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasan siswa dalam belajar. Hal ini dapat diatasi dengan persiapan yang matang yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, intstrumen dan media pembelajaran dengan baik.  Memerlukan waktu yang panjang sehingga sering sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan tugas untuk meringkas materi pelajaran sehingga semua materi dapat tuntas dipelajari.  Kesulitan siswa dalam mengerjakan soal karena pada pembelajarn inkuiri lebih banyak melakukan kegiatan laboratorium, diskusi dan presentasi daripada pembahasan soal. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian soal atau tugas untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal. Selain itu, dengan mengadopsi strategi pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya 2007: 197-198, maka pembelajaran guided inquiry akan efektif manakala:  Guru mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan.  Bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian atau penyusunan konsep yang perlu dibahas bersama.  Proses pembelajaran berangkat dari proses ingin tahu siswa terhadap sesuatu.  Jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.  Guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.

2.1.3 Penguasaan Konsep

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA TEMA EKOSISTEM

1 8 142

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DENGAN MULTIREPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERLIBATAN BELAJAR SISWA

5 26 146

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN OPEN INQUIRY DAN GUIDED INQUIRY TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP PADA TEMA SUHU DAN PERUBAHAN.

0 4 41

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA SISTEM INDERA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY.

0 2 11

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA PADA MATERI FLUIDA DI SMA KELAS XI IPA.

0 1 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA PADA MATERI FLUIDA DI SMA KELAS XI IPA.

0 3 44

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN WEBSITE PADA KONSEP FLUIDA STATIS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI.

0 0 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI SISTEM EKSKRESI PADA SISWA KELAS XI IPA ICT SMAN KEBAKKRAMAT.

0 0 19

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MENGGUNAKAN MODEL GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA

0 2 16

Peningkatan Keterlibatan Siswa Dan Penguasaan Konsep Biologi Melalui Penerapan Model Guided Inquiry Pada Siswa Kelas XI MIPA SMA - UNS Institutional Repository

0 0 18