Terapung, Melayang, Tenggelam Tinjauan Materi Fluida Statis

Sedangkan tekanan yang tejadi pada luas sisi bawah adalah: P 2 = ρ g h 2 2.6 Jika gaya yang dialami sisi bawah adalah F 1 , F 1 berarah ke bawah yang besarnya: F 1 = P 1 A = ρ g h 1 A 2.7 Jika gaya yang dialami sisi atas adalah F 2 , F 2 berarah ke atas yang besarnya: F 2 = P 2 A = ρ g h 2 A 2.8 F 2 lebih besar daripada F 1 karena kedalaman sisi bawah benda h 2 lebih besar daripada kedalaman sisi atas benda h 1 . Selisih dari gaya pada sisi atas dan gaya pada sisi bawah F 2 – F 1 adalah gaya apung. Jika gaya apung disebut F a , maka: F a = F 2 – F 1 = ρ g h 2 A - ρ g h 1 A = ρ g A h 2 - h 1 = ρ g A h 2.9 Ah adalah volume benda di dalam fluida atau volume zat cair yang dipindahkan oleh benda. Sehingga persamaan 2.9 dapat diubah bentuknya menjadi: F a = ρ g V 2.10 Kanginan, 2013: 271

2.2.5 Terapung, Melayang, Tenggelam

Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam juga dapat dijelaskan berdasarkan konsep gaya apung dan berat benda. Pada suatu benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya dalam zat cair bekerja gaya apung F a . Dengan demikian pada benda yang tercelup dalam zat cair bekerja dua buah gaya, yaitu gaya berat w dan gaya apung F a Gambar 2.7. Gambar 2.7. Dua Buah Gaya pada Benda yang Tercelup dalam Zat Cair Pada benda yang mengapung dan melayang terjadi kesetimbangan antara berat benda w dan gaya apung F a , sehingga berlaku: ∑F = 0 2.11 F a – w = 0 w = F a 2.12 Pada benda yang tenggelam, berat w lebih besar daripada gaya apung F a . Jadi, Syarat mengapung sama dengan syarat melayang, yaitu berat benda sama dengan gaya apung w =F a . Perbedaan keduanya terletak pada volume benda yang tercelup dalam zat cair V bf .  Terapung Gambar 2.8. Benda terapung Syarat mengapung dan melayang yaitu w = F a Syarat tenggelam yaitu w F a Pada peristiwa terapung, sebagian benda berada di dalam zat cair dan sebagian lainnya berada di permukaan zat cair seperti pada Gambar 2.8. Saat benda ditenggelamkan, kemudian benda dilepas maka benda akan bergerak ke atas. Benda akan bergerak ke atas sampai tercapai keseimbangan antara gaya apung dan gaya berat benda. Saat di permukaan zat cair maka benda akan diam sehingga gaya apung F a sama dengan gaya berat benda w. Pada peristiwa terapung hanya sebagian benda yang tercelup dalam zat cair sehingga volume benda yang masuk zat cair V bf lebih kecil dari volume benda total V b . Gaya apung F a besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan benda, yaitu: F a = ρ fluida g V bf 2.13 Gaya yang ke bawah adalah gaya gravitasi besarnya sama dengan berat benda, yaitu: w = m benda g = ρ benda g V 2.14 Berdasarkan persamaan 2.13 dan 2.14 maka rumusan matematis pada peristiwa terapung yaitu: F a = w 2.15 ρ fluida g V bf = ρ benda g V b ρ fluida = ρ benda 2.16 Karena V bf V b , sehingga : ρ fluida ρ benda 2.17 Supiyanto, 2006: 182  Melayang Gambar 2.9. Benda melayang Pada peristiwa melayang semua bagian benda tercelup dalam zat cair sehingga volume benda yang masuk zat cair V bf sama dengan volume benda total V b seperti pada Gambar 2.9. Selain itu pada peristiwa melayang benda berada di pertengahan zat cair dan benda berada dalam keadaan diam, yang berarti gaya ke bawah berat benda sama dengan gaya ke atas gaya apung. Sehingga: F a = w 2.18 ρ fluida g V bf = ρ benda g V b ρ fluida = ρ benda 2.19 Karena V bf = V b , sehingga : ρ fluida = ρ benda 2.20 Supiyanto, 2006: 182-183  Tenggelam Gambar 2.10. Benda tenggelam Pada peristiwa tenggelam benda berada di dasar tabung sehingga selain gaya berat w dan gaya apung F a yang bekerja pada benda, terdapat gaya normal N yang diberikan tabung kepada benda. Benda tersebut berada dalam keadaan diam, yang berarti resultan gaya yang bekerja pada benda adalah nol. Sehingga: ∑F = 0 2.21 F a + N – w = 0 F a = w - N Sehingga, F a w ρ fluida g V bf ρ benda g V b ρ fluida ρ benda 2.22 Karena V bf = V b , sehingga : ρ fluida ρ benda 2.23 Supiyanto, 2006: 183 Aplikasi hukum Archimedes dapat kita jumpai dalam berbagai peralatan dari yang sederhana sampai yang canggih, seperti: 1 hydrometer, 2 kapal laut, 3 kapal selam, 4 balon udara, 5 dan jembatan ponton.

2.3 Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA TEMA EKOSISTEM

1 8 142

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DENGAN MULTIREPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERLIBATAN BELAJAR SISWA

5 26 146

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN OPEN INQUIRY DAN GUIDED INQUIRY TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP PADA TEMA SUHU DAN PERUBAHAN.

0 4 41

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA SISTEM INDERA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY.

0 2 11

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA PADA MATERI FLUIDA DI SMA KELAS XI IPA.

0 1 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA PADA MATERI FLUIDA DI SMA KELAS XI IPA.

0 3 44

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN WEBSITE PADA KONSEP FLUIDA STATIS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI.

0 0 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI SISTEM EKSKRESI PADA SISWA KELAS XI IPA ICT SMAN KEBAKKRAMAT.

0 0 19

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MENGGUNAKAN MODEL GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA

0 2 16

Peningkatan Keterlibatan Siswa Dan Penguasaan Konsep Biologi Melalui Penerapan Model Guided Inquiry Pada Siswa Kelas XI MIPA SMA - UNS Institutional Repository

0 0 18