Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

 Metode tes Metode tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan objek yang diteliti Arikunto, 2010: 266. Menurut Sudijono 2009: 67, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes, yaitu: sebagai alat pengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu dan sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran. Pada penelitian ini digunakan tes bentuk pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan penguasaan konsep peserta didik. Tes ini dilaksanakan sebelum dan setelah diberikan perlakuan terhadap kelas eksperimen.  Metode observasi Observasi adalah cara menghimpun data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan Sudijono, 2009: 76. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan cara pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk menilai kerja ilmiah dan proses pembelajaran guided inquiry peserta didik.

3.8 Instrumen Penelitian

1 Naskah Tes Tes yang diberikan kepada peserta didik berbentuk pilihan ganda. Menurut Sudijono 2009: 305, pemberian skor pada tes objektif bentuk multiple choice yang tidak memperhitungkan denda adalah sebagai berikut: S = R 3.2 Keterangan: S = Skor yang sedang dicari. R = Right jumlah jawaban betul Cara pemberian skor pada penelitian ini adalah jawaban benar bernilai 1 dan jawaban salah bernilai 0. Sebelum naskah tes digunakan sebagai soal pretes dan postes maka dilakukan uji coba soal dengan tujuan untuk mendapatkan soal yang baik sesuai dengan kriteria validitas, reabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran. Peneliti merancang soal uji coba sebanyak 30 butir dengan kisi-kisi soal dapat dilihat pada Lampiran 4. Dari 30 butir soal hanya akan digunakan 20 butir sebagai soal pretes postes. Soal uji coba dapat dilihat pada Lampiran 5 sedangkan kunci jawaban soal uji coba terdapat pada Lampiran 6. Tes yang diberikan akan dianalisis tiap-tiap butir soal yang meliputi: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Kriteria instrumen tes yang baik menurut Arikunto 2009: 57-63 antara lain sebagai berikut. Tes harus valid, artinya tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Tes harus reliabel, dapat dipercaya, yakni dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali atau dalam arti lain hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Tes harus obyektif, artinya apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. Tes harus praktis, artinya tes tersebut mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk- petunjuk yang jelas. Tes harus ekonomis, artinya pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.  Validitas Isi dan Validitas Konstruk Pengujian instrumen tes menggunakan validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi yaitu validitas yang dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan Sugiyono, 2010: 353. Validitas konstruk yaitu validitas yang disesuaikan dengan berlandaskan teori tertentu dan dikonsultasikan dengan ahli Sugiyono, 2010: 353. Dalam hal ini ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing I, dosen pembimbing II dan guru mitra.  Validitas Butir Soal Tes Pada penelitian ini digunakan rumus product moment untuk menentukan validitas butir soal tes. Rumus product moment yang digunakan menurut Arikunto

2009: 72 adalah sebagai berikut:

∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ 3.3 Keterangan: : Koefisien korelasi antara X dan Y. N : Banyaknya subjekpeserta didik yang diteliti. ∑ : Jumlah skor tiap butir soal. ∑ : Jumlah skor total. ∑ : Jumlah kuadrat skor butir soal. ∑ : Jumlah kuadrat skor total. Hasil perhitungan dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment, dengan taraf nyata . Jika maka item tersebut valid. Berdasarkan perhitungan validitas butir soal terdapat 19 soal valid dan 11 soal tidak valid. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 7.  Reliabilitas Tes Menurut Arikunto 2009: 86, suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Pada penelitian ini akan digunakan tes objektif untuk mengukur kemampuan penguasaan konsep peserta didik. Menurut Sudijono 2009: 213, pada tes hasil belajar bentuk objektif penentuan reabilitas tes dapat dilakukan dengan pendekatan single test-single trial method. Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan formula Kuder-Richard-son KR 20 . Menurut Sudijono 2009: 254-257, formula Kuder- Richard-son KR 20 yaitu sebagai berikut: ∑ 3.4 dapat dicari dengan rumus: 3.5 dapat dicari dengan rumus: = - 3.6 Keterangan: : reliabilitas tes secara keseluruhan. N : jumlah peserta tes. : banyaknya butir item. : varians total. : jumlah kuadrat skor total. p i : Proporsi testee yang menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan. q i : Proporsi testee yang jawabannya salah, atau q i = 1-p i . p i q i : Jumlah dari hasil perkalian antara p i dengan q i . Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu nilai dikonsultasikan dengan harga tabel, jika dengan taraf kesalahan 5 maka item tes yang diujicobakan reliabel. Berdasarkan perhitungan reabilitas soal dengan N=28 diperoleh =1,019734327 dan r tabel = 0,374. Nilai , maka dapat disimpulkan soal tes reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7.  Taraf Kesukaran Menurut Sudijono 2009: 372, angka indek kesukaran item itu dapat diperloeh dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois, yaitu: 3.7 Keterangan: P : Proportion= proporsi= proporsa= difficulty index= angka indek kesukaran item. B : Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item yang bersangkutan. JS : Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar. Menurut Sudijono 2009: 372, cara memberikan penafsiran interpretasi terhadap angka indek kesukaran item dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Kriteria Tingkat Kesukaran Item Nilai P interpretasi 0.30 Terlalu sukar Cukup sedang 0.70 Terlalu mudah Berdasarkan perhitungan taraf kesukaran soal uji coba, diperoleh hasil bahwa terdapat 12 soal dengan kriteria terlalu mudah, 12 soal dengan kriteria sedang dan 6 soal dengan kriteria terlalu sukar. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 7.  Daya Pembeda Menurut Sudijono 2009: 385-386, daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan mendiskriminasi antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang kemampuannya rendah. Menurut Arikunto 2009: 213-214, daya pembeda pada penelitian ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 3.8 Keterangan: J : Jumlah peserta tes. : Banyaknya peserta kelompok atas. : Banyaknya peserta kelompok bawah. : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar. : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar. : Proporsi peserta didik di kelompok atas yang menjawab benar. : Proporsi peserta didik di kelompok bawah yang menjawab benar. Menurut Arikunto 2009: 218, untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda digunakan kriteria seperti pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Kriteria Daya Pembeda Daya Pembeda D Keterangan 0,00-0,20 Jelek poor 0,20-0,40 Cukup satisfactory 0,40-0,70 Baik good 0,70-1,00 Baik sekali excellent negatif Tidak baik Berdasarkan perhitungan daya pembeda soal ujicoba, terdapat 6 soal dengan kriteria tidak baik, 6 soal dengan kriteria jelek, 7 soal dengan kriteria cukup, 10 soal dengan kriteria baik dan 1 soal dengan kriteria baik sekali. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 7.  Soal Pretes Postes Berdasarkan hasil analisis validitas, reabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda, dari 30 soal ujicoba diperoleh 20 soal yang dapat digunakan sebagai soal pretes postes. Nomor Soal yang dapat digunakan adalah 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 15, 18, 19, 21, 22, 23, 25, 27, 29, 30. Penjelasan selengkapnya terdapat pada Lampiran 7. Dua puluh soal yang digunakan akan dibuat dalam kisi-kisi soal baru yang terdapat pada Lampiran 10. Soal yang telah direvisi dan dijadikan sebagai soal pretes postes terdapat pada Lampiran 11 sedangkan kunci jawaban soal tersebut terdapat pada Lampiran 12. 2 Instrumen Non-Tes Instrumen non-tes yang digunakan dalam penlitian ini meliputi: silabus. rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, student handout, kisi-kisi dan lembar observasi kerja ilmiah peserta didik, kisi-kisi dan lembar observasi proses pembelajaran guided inquiry peserta didik dan lembar pengamatan aktivitas guru. Lembar observasi untuk menilai kerja ilmiah disusun berdasarkan tahapan kerja ilmiah menurut Suparno 2006: 77, yaitu sebagai berikut: 1 mengamati gejala yang ada eksplorasi pustaka, 2 mengajukan pertanyaan mengapa gejala itu terjadi merumuskan masalah, 3 membuat hipotesis untuk menjawab persoalan yang diajukan atau menjelaskan alasannya, 4 merencanakan suatu eksperimen untuk menguji hipotesis dan 5 menarik kesimpulan. Lembar observasi untuk menilai proses pembelajaran guided inquiry peserta didik dan aktivitas guru disusun berdasarkan tahapan-tahan inkuiri menurut Eggen dan Kauchak dalam Trianto 2007:141-142, yaitu: 1 menyajikan pertanyaan atau masalah, 2 menyusun hipotesis, 3 merancang percobaan, 4 melakukan percobaan untuk memperoleh informasi, 5 mengumpulkan dan menganalisis data dan 6 membuat kesimpulan. Cara pemberian skor pada instrumen lembar observasi untuk menilai kerja ilmiah dan proses pembelajaran guided inquiry peserta didik adalah sebagai berikut: − Skor 1 jika peserta didik tidak melakukan 3 aspek yang diamati. − Skor 2 jika peserta didik melakukan 1 aspek yang diamati. − Skor 3 jika peserta didik melakukan 2 aspek yang diamati. − Skor 4 jika peserta didik melakukan 3 aspek yang diamati. Cara pemberian skor pada instrumen lembar observasi untuk menilai aktivitas guru pada pembelajaran guided inquiry adalah sebagai berikut: − Skor 4: sangat baik jika disampaikan dengan sangat jelas, tepat, terarah dan runtun. − Skor 3: baik jika disampaikan dengan jelas, tepat, terarah dan runtun. − Skor 2: cukup jika disampaikan dengan cukup jelas, tepat, terarah dan runtun. − Skor 1: kurang jika disampaikan dengan kurang jelas, tepat, terarah dan runtun. − Skor 0: tidak terpenuhi.  Validitas Isi dan Validitas Konstruk Pengujian instrumen non-tes menggunakan validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi yaitu validitas yang dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan Sugiyono, 2010: 353. Validitas konstruk yaitu validitas yang disesuaikan dengan berlandaskan teori tertentu dan dikonsultasikan dengan ahli Sugiyono, 2010: 353. Dalam hal ini, ahli yang dimaksud adalah dosen pembimbing I, dosen pembimbing II dan guru mitra.  Analisis Deskriptif Lembar Observasi Menurut Depdiknas 2003a, data observasi dapat dianalisis dengan menggunakan rumus: N = x 100 3.9 Tabel 3.6. Kriteria Penilaian Data Observasi Nilai Kriteria 26 Jelek 26 ≤ N 50 cukup 51 ≤ N 75 baik 76 ≤ N 100 baik sekali  Validitas Butir Soal Lembar Observasi Pada penelitian ini digunakan rumus product moment untuk menentukan validitas butir soal seperti pada persamaan 3.3. Hasil perhitungan dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment, dengan taraf nyata . Jika maka item tersebut valid. Berdasarkan perhitungan validitas butir soal pada lembar observasi proses pembelajaran guided inquiry dengan N=46, diperoleh bahwa soal nomor 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 termasuk kategori valid. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 27. Berdasarkan perhitungan validitas butir soal pada lembar observasi kerja ilmiah dengan N=46, diperoleh bahwa soal nomor 1, 2, 3, 4 dan 5 juga termasuk kategori valid. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28.  Reabilitas Lembar Observasi Menurut Ruseffendi 1994: 155, rumus Cronbach Alpha dipergunakan untuk soal-soal yang jawabannya bervariasi, skor jawaban siswa per soal yang bervariasi, seperti soal uraian dan skala sikap dari Likert. Rumusannya dikembangkan dari rumus Kuder-Richardson, yaitu dari KR 20 . Menurut Arikunto

2009: 109 rumus Alpa adalah sebagai berikut:

∑ 3.10 Keterangan: : reabilitas yang dicari ∑ : jumlah variansi skor tiap-tiap item : varians total Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu nilai dikonsultasikan dengan harga tabel . Jika dengan taraf kesalahan 5 maka item tes yang diujicobakan reliabel. Berdasarkan perhitungan reabilitas soal pada lembar observasi proses pembelajaran guided inquiry dengan N=46 diperoleh r xy =0,45628 dan r tabel =0,291. Nilai r xy r tabel maka lembar observasi tersebut reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 27. Berdasarkan perhitungan reabilitas soal pada lembar observasi kerja ilmiah dengan N=46 diperoleh r xy =0,4173951 dan r tabel = 0,249. Nilai r xy r tabel maka lembar observasi tersebut reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28.

3.9 Analisis Data Akhir

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA TEMA EKOSISTEM

1 8 142

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DENGAN MULTIREPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERLIBATAN BELAJAR SISWA

5 26 146

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN OPEN INQUIRY DAN GUIDED INQUIRY TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP PADA TEMA SUHU DAN PERUBAHAN.

0 4 41

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA SISTEM INDERA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY.

0 2 11

PENERAPAN MODEL KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA PADA MATERI FLUIDA DI SMA KELAS XI IPA.

0 1 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN LITERASI SAINS SISWA PADA MATERI FLUIDA DI SMA KELAS XI IPA.

0 3 44

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN WEBSITE PADA KONSEP FLUIDA STATIS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI.

0 0 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI SISTEM EKSKRESI PADA SISWA KELAS XI IPA ICT SMAN KEBAKKRAMAT.

0 0 19

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MENGGUNAKAN MODEL GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA

0 2 16

Peningkatan Keterlibatan Siswa Dan Penguasaan Konsep Biologi Melalui Penerapan Model Guided Inquiry Pada Siswa Kelas XI MIPA SMA - UNS Institutional Repository

0 0 18