KEMASAN Perubahan Sifat Fisikokimia dan Pendugaan Umur Simpan Minuman Fungsional Susu Skim yang Disuplementasi Tepung Kedelai Kaya Isoflavon Serta Difortifikasi Vitamin C Dan E

t = ko At Ao ln ln − Keterangan : t = prediksi umur simpan hari Ao = nilai mutu awal At = nilai mutu produk yang tersisa setelah waktu t ko = konstanta Dari rumus di atas dapat diprediksi umur simpan dalam hari atau bulan.

I. KEMASAN

Menurut Syarief dan Irawati 1988, kemasan berfungsi sebagai : 1 wadah untuk menempatkan produk dan memberi bentuk sehingga memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi;2 memberi perlindungan terhadap produk dari kontaminasi luar dan kerusakan;3 menambah daya tarik produk. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pengemasan bahan pangan adalah sifat bahan pangan tersebut, keadaan lingkungan dan sifat bahan kemasan. Gangguan yang paling umum terjadi pada bahan pangan adalah kehilangan atau perubahan kadar air, pengaruh gas, dan cahaya. Bahan pangan mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam kepekaannya terhadap penyerapan atau pengeluaran gas udara dan uap air. Bahan kering harus dilindungi dari penyerapan air dan oksigen dengan cara menggunakan bahan pengemas yang mempunyai daya tembus rendah terhadap gas tersebut Purnomo dan Adiono, 1987. Produk kering terutama yang bersifat hirofilik harus dilindungi terhadap masuknya uap air. Umumnya produk-produk ini memiliki ERH yang rendah. Oleh karena itu, harus dikemas dengan kemasan yang memiliki permeabilitas air yang rendah untuk mencegah produk yang berkadar gula tinggi merekat atau produk-produk tepung menjadi basah sehingga tidak lagi bersifat mawur free flowing Syarief et al., 1989. Plastik merupakan bahan kemasan yang penting dalam industri pengemasan. Kelebihan plastik dari kemasan lain diantaranya adalah harga yang relatif rendah, dapat dibentuk menjadi berbagai macam bentuk, dan mengurangi biaya transportasi. Sebagai bahan pembungkus, plastik dapat digunakan dalam bentuk tunggal, komposit atau berupa lapisan-lapisan multi lapis dengan bahan lain kertas, alumunium foil. Kombinasi antara berbagai kemasan plastik yang berbeda atau plastik dengan kemasan non plastik seperti kertas, alumunium foil dan selulosa, dimana ketebalan setiap lapisan utamanya lebih dari enam mikron yang diproses baik dengan cara laminasi ekstrusi maupun laminasi adesif disebut sebagai kemasan laminasi Robertson, 1993. Minimal ada dua jenis kemasan yang dikombinasikan dalam kemasan laminasi dimana salah satunya harus bersifat termoplastik. Kombinasi dari berbagai ragam plastik ini dapat menghasilkan ratusan jenis kemasan. Seperti telah disebutkan bahwa metode laminasi ada dua macam, yaitu laminasi ekstrusi dan laminasi adesif. Masing-masing metode memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Menurut Syarief et al.1989 laminasi ekstrusi mempunyai kekuatan yang relatif rendah dan kadang-kadang timbul bau plastik. Sedangkan metode laminasi adesif mempunyai kekuatan kemasan yang lebih baik, akan tetapi relatif lebih mahal. Jenis kemasan produk minuman fungsional ini adalah jenis plastik yang dilaminasi secara ekstruksi dengan Low Density Polyethylene LDPE dengan polietilen tereftalat PET sebagai printing film. Polietilen PE banyak digunakan dalam laminasi terutama untuk bagian luar karena dapat meningkatkan daya tahan kemasan terhadap kikisan dan sobekan sehingga banyak digunakan sebagai kantung-kantung makanan yang memerlukan perlindungan Syarief et al., 1989. Salah satu sifat yang paling penting dari LDPE, adalah memiliki perlindungan yang baik terhadap air dan uap air, tetapi bukan pelindung yang baik terhadap gas Robertson, 1993. Selain itu PE juga bersifat termoplastik sehingga mudah dibuat kantung dengan derajat kerapatan yang baik. Sedangkan PET memiliki permeabilitas terhadap air dan gas yang sangat rendah.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN