Penentuan Kadar Vitamin C Apriyantono, 1989 Penentuan Kadar Vitamin E Roche, 1991 Penentuan Total Mikroba dengan Metode Tuang Fardiaz, 1991

Red purple 342 – 18 Red 18 – 54 Yellow red 54 – 90 Yellow 90 – 126 Yellow green 126 – 162 Green 162 – 198 Blue green 198 – 234 Blue 234 – 270 Blue purple 270 – 306 Purple 306 – 342

8. Pengukuran pH

Sampel sebanyak 2.5 gram diseduh dengan 15 ml aquades kemudian diukur pH-nya. Pengukuran pH dilakukan dengan pH meter Orion model 210A yang terlebih dahulu dikalibrasi oleh buffer 4 dan 7. Kalibrasi dilakukan setiap awal pengukuran.

9. Pengukuran Kadar Isoflavon Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Pasca Panen Sampel ditimbang sebanyak 2 g. dikeringkan pada suhu 40 o C selama 1 jam. Selanjutnya diektrak dengan methanol absolut 3x50 ml dan disimpan pada suhu 0 o C selama 1 malam. Larutan kemudian dikeringkan dengan menggunakan freeze dryer sampai kering. Ekstrak yang telah kering dilarutkan dalam methanol absolut HPLC grade sampai volume mencapai 10 ml. Disentrifuse pada kecepatan 4000 rpm selama 20 menit untuk memisahkan endapan yang ada. Filtrat yang bening siap untuk dianalisis dengan menggunakan HPLC.

10. Penentuan Kadar Vitamin C Apriyantono, 1989

Lima ml larutan standar asam askorbat 0.1 mg asam askorbatml yang telah ditambah 5 ml HPO 3 3 dititrasi dengan larutan dye. Kemudian dihitung faktor dye dengan rumus sebagai berikut : Faktor dye = 0.5 titer Kemudian, sampel yang telah ditimbang sebanyak satu gram diekstrak menggunakan HPO 3 3 dalam jumlah yang tepat. Dua sampai sepuluh ekstrak sampel dititrasi perlahan-lahan dengan larutan dye sampai tercapai titik akhir, yaitu warna merah jambu yang bertahan 15 detik. Titer yang didapat merupakan titer pendahuluan yang digunakan untuk menentukan titer yang sebenarnya. Kemudian sampel yang akan diukur dititrasi sampai mendekati nilai yang didapat di titer pendahuluan, kemudian titrasi diteruskan secara perlahan-lahan sampai tercapai titik akhir. mg asam askorbat = titer x faktor dyexVekstrak totalx 100 per 100 g sampel V ekstrak yang diukur x berat sampel yang diukur

11. Penentuan Kadar Vitamin E Roche, 1991

Satu sampai lima gram contoh ditimbang dalam labu saponifikasi dan ditambahkan 10 ml asam askorbat 10 dalam air, 5 ml larutan natrium sulfida 12 dalam gliserol, dan 50 ml KOH 5 dalam etanol. Campuran tersebut dipanaskan selama 30 menit. Setelah didinginkan, kemudian ditambah 100 ml diisopropil eter dan dikocok. Setelah terjadi dua lapisan, lapisan atas di pindahkan ke dalam labu pemisah yang telah berisi 100 ml KOH 5 dan dikocok lagi, sedangkan lapisan bawah dibuang. Lapisan atas tersebut dicuci dengan akuabides 100 ml sampai bebas basa. Kemudian dikeringkan melalui kertas saring blue ribbon dengan menambahkan Na 2 SO 4 anhidrat . Ekstrak vitamin E tersebut kemudian dikeringbekukan. Residu dilarutkan ke dalam 5 ml heksana, dan dimasukkan ke vorteks. Larutan siap diinjek ke HPLC. Vitamin E = luas puncak contoh x konsentrasi standar x vol. lar. heksan luas puncak standar x berat contoh yang dianalisis

12. Penentuan Total Mikroba dengan Metode Tuang Fardiaz, 1991

Sampel sebanyak lima gram diencerkan dengan larutan fisiologis sebanyak 45 ml. Kemudian diencerkan dengan pengenceran 10 -1 , 10 -2 , dan 10 -3 . kemudian sampel dari masing-masing pengenceran dituang sebanyak 1 ml pada tiga cawan triplo. Plate Count Agar steril yang telah dingin dituang pada contoh yang telah dituang ke dalam cawan petri. Cawan diinkubasikan pada 37°C selama 2 hari. Kemudian dihitung dengan menggunakan rumus Harrigan seperti di bawah ini : Koloni ml sampel = Σ koloni pada semua cawan 25-250 x faktor {n 1 x1+n 2 x0.1+n 3 x0.01}x d pengenceran Keterangan : n = Jumlah cawan, n=3 d = Pengenceran pertama ditemukan koloni 25-250

13. Uji Organoleptik dengan Metode Uji Skoring