2.1.8. Indikator Motivasi Belajar
Berdasarkan penjelasan di atas, maka indikator motivasi belajar yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:
1. Tekun menghadapi tugas. 2. Ulet menghadapi kesulitan.
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. 4. Senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan dengan tugas yang rutin. 6. Dapat mempertahankan pendapatnya.
7. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Sardiman, 2006:83
2.2. Lingkungan Keluarga
2.2.1. Pengertian Lingkungan Keluarga
Lingkungan belajar yang pertama dan paling dekat dengan peserta didik adalah keluarga. Berikut adalah pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian
keluarga: 1.
“Keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu, anak. Hubungan sosial diantara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan
atas ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi” Ahmadi, 2007:167. 2. Wirowidjojo dalam Slameto 2010:61 menyatakan bahwa,
“keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertam
a dan utama”.
Jurnal internasional yang ditulis oleh Robledo, dkk 2012: 130 yang berjudul The Family Environment of Students with Learning Disabilities and
ADHD mengungkapkan: “In families where there are children with deficits parents’ negative
attitudes towards their children tend to predominate. In such families there is usually fewer expression of feelings and emotions, and adults tend to
provide negative feedback to their children on their behavior and ability, criticize them or underestimate their abilities, and show pessimistic
expectations about their academic future”. Robledo, dkk, 2012: 130
Jurnal di atas menjelaskan bahwa di dalam keluarga dimana terdapat anak dan orang tua, tingkah laku yang negatif dari orang tuanya akan lebih dominan
dimiliki oleh anaknya. Antara lain keluarga yang kurang memberikan perhatian dan condong memberikan respon yang negatif pada anaknya atas sikap dan
tingkah laku mereka, dan menunjukkan keputusasaan terhadap pendidikan mereka di masa depan.
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama kali dikenal anak dimana individu tumbuh
dan berkembang didalamnya, yang dapat mempengaruhi pola pikir seorang anak terdiri atas kelompok orang yang memiliki hubungan darah yaitu ibu, ayah dan
anak.
2.2.2. Fungsi Keluarga
Menurut Oqbum dalam Ahmadi 2007: 108 fungsi keluarga adalah sebagai 1 fungsi kasih sayang, 2 fungsi ekonomi, 3 fungsi pendidikan, 4
fungsi perlindunganpenjagaan, fungsi rekreasi. Sedangkan Bierstadt dalam Ahmadi 2007: 109 menyatakan bahwa fungsi keluarga sebagai:
a. Menggantikan keluarga. b. Mengatur dan menguasai impuls-impuls dorongan sexual.
c. Bersifat membantu. d. Menggerakkan nilai-nilai kebudayaan.
e. Menunjukkan status.
Sementara itu Ahmadi 2007:110 menyebutkan fungsi keluarga adalah memelihara, merawat, dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar
mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi keluarga yakni sebagai suatu wadah untuk memperoleh kasih
sayang, pendidikan, pemenuhan kebutuhan, dan tempat berlindung serta tempat
tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa. 2.2.3.
Faktor-Faktor dalam Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi siswa di dalam belajar. Ahmadi 2007:91 menyebutkan
bahwa faktor-faktor dalam keluarga yang turut mempengaruhi motivasi pada diri seseorang adalah sebagai brikut:
1. Status sosial ekonomi keluarga. 2. Faktor keutuhan keluarga, terutama ditekankan kepada strukturnya
yaitu keluarga yang masih lengkap, ada ayah, ibu dan anak, disamping itu keutuhan interaksi hubungan antara anggota satu dengan anggota
keluarga yang lain.
3. Sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua. Slameto 2010: 60 mengemukakan bahwa,
“Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:
a. Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar
anaknya. Orang tua yang kurangtidak memperhatikan pendidikan anaknya, tentu akan membawa pengaruh yang buruk dan tidak
berhasil dalam belajarnya.
b. Relasi antar anggota keluarga Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua
dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak.
c. Suasana rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian
yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak
termasuk faktor yang disengaja.
d. Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak.
Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga
membutuhkan fasilitas belajar
e. Pengertian orang tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak
sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib
memberikan pengertian dan mendorongnya.
f. Latar belakang kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi
sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan- kebiasaan yang baik agar mendorong semangat anak untuk belajar.
Tu’u 2004: 84 berpendapat bahwa: “Faktor keluarga dapat berupa faktor orang tua. Misalnya cara orang tua
mendidik anak-anak yang kurang baik, teladan yang kurang, hubungan orang tua dengan anak yang kurang baik. Kemudian, faktor suasana
rumah. Misalnya, suasana rumah yang ramai, hubungan anggota keluarga kurang harmonis dan
sering cekcok. Terakhir, faktor ekonomi keluarga”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor keluarga terdiri dari cara
orang tua mendidik, relasi antar keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. 2.2.4.
Indikator Lingkungan Keluarga
Berdasarkan penjelasan di atas, maka indikator yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:
1. Cara orang tua mendidik. 2. Relasi antar anggota keluarga.
3. Suasana rumah. 4. Keadaan ekonomi di keluarga.
5. Pengertian orang tua. 6. Latar belakang kebudayaan.
Slameto 2010: 60
2.3. Kesiapan Belajar