1. Cara orang tua mendidik. 2. Relasi antar anggota keluarga.
3. Suasana rumah. 4. Keadaan ekonomi di keluarga.
5. Pengertian orang tua. 6. Latar belakang kebudayaan.
Slameto 2010: 60
2.3. Kesiapan Belajar
2.3.1. Pengertian Kesiapan Belajar
Kesiapan readiness menurut Jamies Drever adalah prepared to respond or react. Kesediaan timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan
dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
“Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik
” Slameto, 2010:59.
Menurut Thorndike dalam Slameto 2010:114, “Kesiapan adalah
prasyarat untuk belajar berikutnya ”. Menurut Hamalik 2008:41, “Kesiapan
adalah keadaan kapasitas yang ada pada diri siswa dalam hubungan dengan tujuan pengajaran tertentu
”. Djamarah 2002:35 menyatakan bahwa,
“Kesiapan untuk belajar merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan
”. Menurut Darsono 2000:27,
“Faktor kesiapan, baik fisik maupun psikologis, merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar
”. Widyaningtyas dalam Jurnal
2013:137 berpendapat bahwa, “Kesiapan belajar yaitu keseluruhan kondisi
seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon jawaban dalam proses belajar”. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kesiapan belajar merupakan kondisi awal dimana siswa telah siap menerima
pelajaran dan memberikan respon untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran. 2.3.2.
Prinsip-Prinsip Kesiapan Belajar
Slameto 2010:115 berpendapat bahwa prinsip-prinsip kesiapan belajar meliputi:
1. Semua aspek
perkembangan berinteraksi
saling pengaruh
mempengaruhi. 2. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh
manfaat dari pengalaman. 3. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh positif terhadap
kesiapan. 4. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode
tertentu selama masa pembentukan dalam masa perkembangan.
2.3.3. Faktor-Faktor Kesiapan Belajar
Berikut ini dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan belajar dari beberapa pendapat, yaitu:
1. Menurut Djamarah 2002:35 faktor-faktor kesiapan meliputi: a. Kesiapan fisik, misalnya tubuh tidak sakit jauh dari gangguan lesu,
mengantuk, dan sebagainya. b. Kesiapan psikis, misalnya ada hasrat untuk belajar, dapat
berkonsentrasi, dan ada motivasi intrinsik. c. Kesiapan Materiil, misalnya ada bahan yang dipelajari atau dikerjakan
berupa buku bacaan dan catatan. 2. Menurut Darsono dkk 2000:27 faktor kesiapan meliputi:
a. Kondisi fisik yang tidak kondusif. Jika peserta didik sakit, pasti akan mempengaruhi faktor-faktor lain
yang dibutuhkan untuk belajar.
b. Kondisi psikologis yang kurang baik. Jika peserta didik gelisah atau tertekan merupakan kondisi awal yang
tidak menguntungkan bagi kelancaran belajar.
3. Slameto 2010:113 menyatakan bahwa kondisi kesiapan mencakup 3 aspek, yaitu:
a. Kondisi fisik, mental dan emosional. b. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan.
c. Ketrampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari. 4. Menurut Lori Rice Spearman 2010:11 dalam Jurnal Widyaningtyas
2013:137, faktor yang mempengaruhi kesiapan yaitu: a. Senang belajar.
b. Belajar sepanjang hayat. c. Konsep diri.
d. Pemahaman diri. e. Toleransi ambiguitas dalam pengalaman belajar.
Dari beberapa teori di atas dapat diambil kesimpulan beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan belajar yaitu kondisi fisik, kondisi mental, kondisi
emosional, kebutuhan, dan pengetahuan.
2.3.4. Aspek-Aspek Kesiapan