sikap, perilaku, dan kehidupan yang teratur sehingga siswa akan sukses dalam belajarnya.
2.4.3. Fungsi Disiplin Belajar
Disiplin belajar di sekolah berkaitan erat dengan kepatuhan siswa terhadap peraturan yang berlaku di sekolah tempatnya belajar. Berikut ini adalah fungsi
disiplin menurut Tu’u 2004:38-44:
a. Menata kehidupan bersama. Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya
perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku.
b. Membangun kepribadian. Dengan disiplin seseorang dibiasakan mengikuti dan mematuhi
aturan-aturan yang berlaku. Kebiasaan itu lama-kelamaan masuk kedalam kesadaran dirinya sehingga akhirnya menjadi milik
kepribadiannya. Disiplin telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari- hari.
c. Melatih kepribadian yang baik. Kepribadian yang tertib, teratur, taat, patuh, perlu dibiasakan dan
dilatih. Hal itu memerlukan waktu dan proses yang memakan waktu. Perlu adanya latihan, pembiasaan diri, mencoba, berusaha dengan gigih,
bahkan dengan gemblengan dan tempaan keras.
d. Pemaksaan. Disiplin adalah sikap mental yang mengandung
yang mengandung kerelaan mematuhisemua ketentuan, peraturan dan norma
yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab. e. Hukuman.
Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang
melanggar tata tertib tersebut. f. Menciptakan lingkungan yang kondusif.
Disiplin di sekolah berfungsi untuk mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar dengan lancar. Hal itu dicapai dengan
merancang peraturan sekolah, yakni peraturan yang mengatur guru- guru, siswa serta peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian
diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen, dengan demikian diharapkan sekolah akan menjadi lingkungan pendidikan yang aman,
tenang, tentram dan teratur.
2.4.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar
Menurut Tu’u 2004:48-49 menyatakan ada 4 faktor yang dominan yang
mempengaruhi dan membentuk disiplin, yaitu: a. Kesadaran diri.
Berfungsi sebagai pemahaman diri bahwa disiplin penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Disiplin yang terbentuk atas
kesadaran diri akan lebih kuat pengaruhnya bila dibanding dengan unsur paksaan.
b. Pengikutnya dan ketaatan. Sebagai langkah penerapan dan praktis atas peraturan-peraturan
yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagi kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan
diri yang kuat.
c. Alat pendidikan. Untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang ditentukan dan diajarkan.
d. Hukuman. Sebagi upaya menyadarkan, mengoreksi, dan meluruskan yang
salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan.
Selain faktor-faktor di atas Tu’u 2004:49-50 menambah beberapa faktor
lain yang berpengaruh terhadap pembentukan disiplin: a. Teladan.
Perbuatan dan tindakan kerap kali lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan kata-kata. Karena itu, contoh dan teladan disiplin
dari atasan, kepala sekolah, guru-guru, dan tata usaha sangat berpengaruh terhadap disiplin siswa.
b. Lingkungan berdisiplin. Seseorang dapat juga dipengaruhi oleh lingkungan. Bila berada di
lingkungan berdisiplin, sesorang dapat terbawa oleh lingkungan tersebut. Salah satu ciri manusia adalah kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan.
c. Latihan berdisiplin. Disiplin dapat dicapai dan dibentuk melalui latihan dan
kebiasaan, artinya melakukan disiplin secara berulang-ulangdan membiasakannya dalam praktek kehidupan sehari-hari. Dengan latihan
dan membiasakan diri, disiplin akan terbentuk dalam diri siswa. Disiplin telah menjadi kebiasaan habit.
2.4.5. Indikator Disiplin Belajar