2.6. Konsep Permintaan
Permintaan menjelaskan sifat para pembeli dalam permintaan suatu barang. Teori permintaan menjelaskan sifat hubungan antara jumlah permintaan barang dan
harganya dikenal dengan hukum permintaan yang berbunyi,”makin tinggi harga suatu
barang, makin sedikit jumlah barang yang diminta’ Kaman Nainggolan, 2005
Permintaan dapat didefinisikan, “Banyaknya barang yang diminta konsumen pada harga tertentu”. Menurut Dominic Salvatore dalam buku teori ekonomi edisi
kedua, bahwa jumlah suatu komoditi yang tersedia dibeli individu selama periode waktu tertentu merupakan fungsi atau tergantung pada : harga barang itu sendiri,
harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut, pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat, selera seseorang atau masyarakat
dan jumlah penduduk. Menurut Lipsey dan kawan-kawan bahwa jumlah komoditas yang akan dibeli oleh rumah tangga disebut sebagai jumlah yang diminta untuk
komoditas tersebut. Atau bisa juga termasuk sebagai jumlah permintaan yang potensial. Lain dengan permintaan yang efektif yaitu merupakan jumlah yang setiap
orang bersedia membelinya pada tingkat harga yang harus dibayar untuk memperoleh barang dan jasa yang diminta.
2.7. Perusahaan Daerah
2.7.1. Pengertian dan Tujuan Perusahaan Daerah
Perusahaan daerah adalah badan hukum yang kedudukannya sebagai badan hukum dengan berlakunya Peraturan Daerah. Perusahaan Daerah adalah suatu ketentuan
produksi yang bersifat : a. memberi jasa
b. menyelenggarakan kemanfaatan umum c. memupuk pendapatan.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dari perusahaan daerah adalah untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional umumnya
dalam rangka ekonomi terpimpin untuk memenuhi kebutuhan rakyat dengan mengutamakan industrialisasi dan ketentraman serta kesenangan kerja dalam
perusahaan menuju masyarakat yang adil dan makmur. Dalam hal ini perusahaan daerah tersebut adalah Perusahaan Daerah Tirtanadi Medan yang merupakan Badan
Usaha Milik Daerah Propinsi Sumatera Utara yang telah berdiri pada zaman belanda pada tanggal 23 september 1905 dengan nama NV. Waterleading Maatschappij Ayer
Bersih dan berkantor Pusat di Amsterdam, negeri Belanda. Seiring berjalannya waktu status dan nama perusahaan telah berganti dan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara No 11 tahun 1979 telah ditetapkan nama dan status Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi adalah milik Pemerintah Propinsi
Sumatera Utara. Visi dari PDAM Tirtanadi adalah menjadi salah satu perusahaan air minum unggulan di Asia Tenggara, sedangkan misi dari PDAM adalah :
1. Memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat Sumatera Utara dengan kuantitas, kontinuitas dan kualitas yang memenuhi persyaratan.
2. Mengembangkan air siap minum secara berkesinambungan. 3. Meminimalkan keluhan pelanggan dengan mengutamakan pelayanan prima.
4. Menjadikan perusahaan dengan menerapkan prinsip kewajaran transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas sebagai bentuk pelaksaaan good corporate
govermance.
2.7.2. Klasifikasi Pelanggan PDAM
Pelanggan PDAM dibagi atas 5 golongan besar yaitu : 1. Golongan Sosial
a. Sosial Umum SI yang dimaksud dengan sosial umum dalam hal ini adalah golongan pelanggan yang setiap memberikan pelayanan
kepentingan umum khususnya bagi masyarakat antara lain :
-
Kamar Mandi Umum
-
WC Umum
Universitas Sumatera Utara
b. Sosial Khusus S2 yaitu golongan pelanggan yang setiap pelayanan memberikan kepentingan umum khususnya pada masyarakat yang
mendapat sumber dana sebagian dari kegiatan antara lain :
-
Yayasan Sosial Negeri
-
Rumah Ibadah
-
Panti Asuhan, Jompo
-
Puskesmas
-
Sekolah Negeri
2. Golongan Non Niaga a. RT A NA 1, yang dimaksud dengan golongan NA 1 adalah Rumah
Tangga yang di dalamnya hanya berfungsi sebagai tempat tinggal dengan ukuran rumah type RSS 21.
b. RT B NA 2, yaitu Rumah Tangga yang di dalamnya hanya berfungsi sebagai tempat tinggal dengan ukuran rumah kayu semi permanen type
RSS 36. c. RT C NA 3, yaitu Rumah Tangga selain tempat tinggal di dalamnya
juga ada usaha untuk mendapatkan keuntungan sebagai berikut.
-
Kedai Kecil
-
Bangunan rumah 54m
2
-
Yayasan Sosial Swasta
-
Rumah tangga ada usaha luas 36m
2
d. RT D NA 4 yang dimaksud dengan golongan NA 4 dalam hal ini adalah rumah tangga selain tempat tinggal di dalamnya ada juga usaha
untuk mendapatkan keuntungan sebagai berikut:
-
Rumah tinggal ada usaha 54m
2
-
Rumah type RS 54m
2
-
Rumah Pondokan kost.
3. Golongan Niaga a. Niaga kecil N1 adalah golongan niaga antara lain: kios
warungpedagang eceran, biro jasa, puskesmas, rumah makan, bengkel kecil, Salon kecil, dll.
Universitas Sumatera Utara
b. Niaga Besar N2 yang dimaksud dalam hal ini adalah
importireksportir, agenmakelar, kolam renang, rumah sakit swasta, gudang tempat penimbunan barang dll.
4. Golongan industri yang dimaksud dengan golongan industri dalam hal ini adalah golongan pelanggan yang dalam kegiatan setiap harinya merubah suatu
barang menjadi yang lebih tinggi nilainya untuk mendapatkan suatu keuntungan antara lain: Kerajinan tangankerajinan rumah tangga, pabrik
mobil, perkayuan dll.
5. Golongan khusus yang dimaksud dengan golongan khusus dalam hal ini antara lain:
-
Pelabuhan laut
-
Pelabuhan sungai
-
Pelabuhan Udara. Website PDAM Tirtanadi
2.8. Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan mengubah data hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan dalam suatu penelitian. Adapun cara
mengambil kesimpulan bisa dengan hipotesis maupun dengan estimasi hasil. Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia Kontemporer Karangan Peter Salim dan Yenni Salim
2002 mengatakan bahwa analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mendapatkan fakta yang tepat setelah di telaah secara seksama.
2.8.1. Uji Normalitas
Syarat dari regresi linier adalah adanya kenormalan data. Sering kali dijumpai keharusan untuk menguji kenormalan. Tujuan dari normalitas adalah ingin
mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti distribusi normal yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti
Universitas Sumatera Utara
distribusi normal. Pada SPSS untuk mengetahui apakah sebuah data normal atau tidak dapat dilakukan beberapa pendekatan yaitu: pendekatan grafik dan pendekatan
Kolmogorov-smirnov. Pendekatan kolmogorov-smirnov adalah suatu alternatif yang meletakkan dasar-dasar teoritis . Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
=
2.1 Dengan :
adalah nilai mean dan deviasi standar.
Dalam uji kolmogorov-smirnov yang diperbandingkan adalah distribusi frekuensi kumulatif hasil pengamatan F
a
dengan distribusi frekuensi kumulatif yang diharapkan F
e
Djarwanto, 1995. Dengan angka selisih maksimum dinotasikan
dengan “D” adalah sebagai berikut : D = Maks
|
−
|
2.2 Dengan kriteria pengambilan keputusannya adalah :
H
o
diterima apabila D Dα
H
o
ditolak apabila D Dα
2.8.2. Heteroskedastisitas
Pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grupnya, jika variansnya sama dan ini yang seharusnya terjadi maka
dikatakanlah Homoskedastisitas sedangkan jika varians tidak sama dikatakan heteroskedastisitas. Alat untuk menguji heteroskedastisitas adalah dengan analisis
pendekatan grafik. Dari grafik scatterplot yang disajikan akan terlihat apakah titik-titik pada grafik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola.
2.8.3. Autokorelasi
Istilah autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu. Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji
apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan
pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini biasanya terjadi pada data time series. Karena gangguan pada satu data cenderung mengganggu
data lainnya. Pengujian ini dapat dilakukan dengan mendeteksi adanya autokorelasi pada suatu data adalah dengan The Runs Test.
2.8.4. Multikolinieritas
Istilah kolinieritas ganda multicolinieritas diciptakan pertama kali oleh Ragner Frish yang artinya adanya hubungan linier sempurna atau eksak diantara variabel-variabel
bebas dalam model regresi. Istilah kolinieritas sendiri berarti hubungan linier tunggal sedangkan kolinieritas ganda multicolinieritas menunjukkan adanya lebih satu
hubungan linier yang sempurna. Interpensi dari persamaan regresi berganda secara implisit bergantung pada asumsi bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan
tersebut tidak saling berkorelasi, koefisien-koefisien regresi biasanya diinterpretasikan sebagai ukuran perubahan variabel terikat jika salah satu variabel bebasnya naik
sebesar satu unit dan seluruh variabel bebas lainnya dianggap tetap. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor
VIF. Jika VIF lebih kecil dari 10, maka dalam model tidak terdapat multikolinieritas.
VIF = 2.3
Keterangan : = Koefisien determinasi R
2
berganda Batas tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10.
Dengan : Tolerance value 0,1 atau VIF 10 = Terjadi Multikolinieritas
Tolerance value 0,1 atau VIF 10 = Tidak terjadi Multikolinieritas
Universitas Sumatera Utara
2.9. Regresi Linier Berganda
Dalam melakukan prediksi, setidaknya dapat menentukan dengan tegas mana yang sebab dan mana yang akibat. Dengan diketahuinya sebab dan akibat, maka hubungan
yang dicari bersifat kausal sebab akibat. Selanjutnya ketika mengetahui tentang variabel bebas, maka akan dapat dilakukan prediksi tentang kondisi variabel
terikatnya.
Sebagaimana layaknya arti kata prediksi, prediksi di sini bukanlah merupakan hal yang pasti, tetapi merupakan suatu keadaan yang mendekati kebenaran. Jika
membandingkan nilai asli variabel yang diprediksi dengan nilai prediksinya berkemungkinan besar akan terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut bisa terlalu besar
maupun terlalu kecil. Untuk mempermudah dalam pemahaman regresi, dapat dilihat dari pola penyebaran skor yaitu titik-titik perpotongan antara nilai X dan Y. Jika
antara titik satu dengan titik yang lainnya dihubungkan dengan suatu garis, maka akan diperoleh garis yang tidak lurus. Tetapi jika diambil suatu garis yang mewakili rata-
rata dari seluruh titik-titik tersebut, maka akan diperoleh garis lurus. Garis lurus itulah yang merupakan garis regresi linier.
Analisis regresi linier berganda mempunyai langkah yang sama dengan analisis regresi sederhana. Hanya saja analisisnya agak kompleks karena melibatkan
banyak variabel bebas. Selain itu analisis regresi berganda lebih banyak didasarkan pada asumsi, karena terpenuhi pengujian tentang terpenuhi atau tidaknya asumsi
masih sukar dilakukan.
Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan variabel bebas. Gujarati 2006
mendefinisikan analisis regresi sebagai kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan the explained variabel dengan satu
atau dua variabel yang menerangkan the explanatory. Variabel pertama disebut juga sebagai variabel terikat dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika
variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linier berganda.
Universitas Sumatera Utara
Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel terikat.
Berikut merupakan persamaan umum dari Analisis Regresi Linier Berganda dengan:
= +
+ +
+ …. +
+
2.4
= Variabel terikat = Koefisien intercept regresi
, ,
, …,
= Koefisien regresi slope
, ,
, …,
= Variabel bebas
= Kesalahan pengganggu artinya nilai-nilai dari variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan.
Untuk menghitung koefisien regresi diselesaikan dengan empat persamaan berikut. Sudjana, 2005.
∑
=
∑
+
∑
+
∑
+
∑
+
∑ ∑
=
∑
+
∑
+
∑
+
∑
+
∑ 2.5
∑
=
∑
+
∑
+
∑
+
∑
+
∑ ∑
=
∑
+
∑
+
∑
+
∑
+
∑
Dengan menggunakan persamaan regresi berganda pada rumus 2.5 maka dapat dilakukan perhitungan nilai
Ŷ untuk setiap X
1
dan X
2
. Dalam hal ini perubahan nilai Y disebabkan oleh perubahan X
1
, ketika X
2
konstan, atau perubahan nilai Y disebabkan oleh perubahan X
2
ketika X
1
konstan. Selanjutnya dengan memperhitungkan nilai simpangan masing-masing
Ŷ Y taksiran akan dapat dihitung besarnya variansi taksiran sebagai berikut :
, , ..
=
∑
2.6
Keterangan : k adalah banyaknya variabel bebas.
Universitas Sumatera Utara
2.9.1. Analisis Korelasi
Sepanjang sejarah umat manusia, orang melakukan penelitian mengenai ada dan tidaknya hubungan antara dua hal, fenomena, kejadian atau lainnya. Usaha-usaha
untuk mengukur hubungan ini dikenal sebagai mengukur asosiasi antara dua fenomena atau kejadian yang menimbulkan rasa ingin tau dari peneliti.
Korelasi sering diartikan sebagai hubungan, Korelasi juga dapat diartikan sebagai alat ukur, yaitu untuk mengukur tingkatan kekuatan hubungan antara satu
variabel X dengan variabel lainnya Y. Untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya digunakan analisis korelasi.
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik
pengukuran asosiasihubungan measure of association. Pengukuran asosiasi
merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Jika
antara variabel yang satu dengan variabel lainnya mempunyai hubungan, maka variabel yang satu akan berubah akibat perubahan dari variabel lainnya.
Hubungan antara korelasi dan regresi yaitu apabila garis regresi yang terbaik untuk sekumpulan data berbentuk linier maka derajat hubungan akan dinyatakan
dengan r dan biasanya dinamakan dengan koefisien korelasi. Koefisien korelasi ialah
pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel.
Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 sampai dengan -1, dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga -1
≤ r ≤ +1. Apabila r = -1 menyatakan adanya hubungan linier sederhana tak langsung antara X dan Y ini berarti bahwa titik-
titik yang ditentukan X
i,
Y
i
seluruhnya terletak pada garis regresi linier dan harga X yang besar menyebabkan berpasangan dengan harga Y yang kecil sedangkan harga X
yang kecil berpasangan dengan harga Y yang besar. Harga r = +1 menyatakan adanya hubungan linier sempurna langsung antara X dan Y. Letak titik-titik ada pada garis
regresi linier dengan sifat bahwa harga X yang besar berpasangan dengan harga Y yang besar, sedangkan harga X yang kecil berpasangan dengan harga Y yang kecil
Universitas Sumatera Utara
pula. Khusus untuk korelasi r = 0 maka ditafsirkan tidak terdapat hubungan linier
antara variabel X dan Y Sudjana, 2005. Untuk perhitungan koefisien korelasi r
berdasarkan sekumpulan data X
i
,Y
i
berukuran n dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Koefisien korelasi antara X dan Y
=
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
2.7
Untuk memudahkan dalam melihat harga r berikut tabel interpretasi koefisien korelasi.
Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 0,60 – 0,799
0,40 – 0,599 0,20 – 0,399
0,00 – 0,199 Sangat Kuat
Kuat Cukup Kuat
Rendah Sangat Rendah
Sumber : Analisis Data Helmi, Syafrizal, 2010
2.9.2. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan ukuran keterwakilan variabel terikat oleh variabel bebas atau sejauh mana variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat.
Nilai koefisien determinasi antara 0 sampai dengan 1. Dinamakan koefisien determinasi karena variasi yang terjadi dalam variabel tak bebas Y dapat dijelaskan
oleh variabel bebas X dengan adanya regresi linier Y atas X Sudjana, 2005.
Koefisien determinasi dengan simbol R
2
digunakan sebagai informasi mengenai kecocokan suatu model. Pada intinya mengukur proporsi atau persentase sumbangan
variabel bebas yaitu variabel jumlah penduduk X
1
, pendapatan perkapita X
2
, tarif
Universitas Sumatera Utara
air minum X
3
dan jumlah air minum yang diproduksi X
4
terhadap variasi naik turunnya variabel terikat atau permintaan air minum Y secara bersama-sama.
Besarnya harga koefisien determinasi adalah berkisar 0 R
2
1. Artinya jika R
2
mendekati 1 maka dapat dikatakan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah besar. Berarti model yang digunakan baik untuk menjelaskan pengaruh
variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
dan X
4
terhadap variabel terikat Y. Sebaliknya jika R
2
semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
dan X
4
terhadap variabel terikat Y adalah semakin kecil. Berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel terhadap variasi
naik turunnya variabel terikat. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya mendekati satu model
semakin baik Syafrizal Helmi Situmorang, 2010
R
2
dapat dihitung dengan perumusan sebagai berikut.
=
∑ ∑
∑ ∑
∑
= 1
−
. ..
2.8
2.9.3. Uji F Pada Regresi Linier Berganda
Untuk memperoleh kepastian bahwa model yang dihasilkan secara umum dapat digunakan maka diperlukan suatu pengujian secara bersama-sama. Pengujian
dilakukan dengan uji F melalui prosedur sebagai berikut :
a. Pengujian Hipotesis
H
: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara jumlah penduduk, pendapatan perkapita, tarif air minum dan jumlah air yang diproduksi terhadap
permintaan air minum pada PDAM Tirtanadi Medan.
Universitas Sumatera Utara
H
: Adanya pengaruh yang signifikan antara jumlah penduduk, pendapatan perkapita, tarif air minum dan jumlah air yang diproduksi terhadap
permintaan air minum pada PDAM Tirtanadi Medan.
b. Menentukan taraf nyata α dan F
tabel
Taraf nyata α = 5 ; dk pembilang = k = banyak variabel ; dk penyebut = n-k-
1. Jadi, F
tabel
= F
α;k’n-k-1
c. Kriteria Pengujian Jika F
hitung
F
tabel
, maka H diterima dan H
1
ditolak. Jika F
hitung
≥ F
tabel
, maka H ditolak dan H
1
diterima Sudjana, 2005 d. Menentukan nilai uji statistik
F
=
SSR
k
SSE
n-k-1
= +
2.9
Keterangan : SST JK Total = total sum of squares
SSE JK Residu = error sum of squares SSR JK Regresi = regression sum of squares
e. Nilai F
hitung
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.2. ANAVA
Sumber Variasi
Jumlah Kuadrat Derajat
Kebebasan Ragam
F hitung Regresi
k
=
F
= SSR
k
SSE
n-k-1
Residual
n-k-1
=
− −
1
Total n-1
Universitas Sumatera Utara
Dengan k menyatakan banyak variabel bebas dan n ukuran sampel. Statistik F berdistribusi F dengan dk pembilang k dan dk penyebut adalah n-k-1. Hasil
perhitungan nilai F tersebut kemudian dilakukan pembandingan dengan nilai F
tabel
pada derajat bebas pembilang k dan derajat bebas penyebut adalah n-k-1 serta pada α
yang telah ditentukan misalnya 0,05. Apabila nilai F
hitung
lebih besar dari nilai F
tabel
maka dapat disimpulkan bahwa model berarti dan dapat dipergunakan secara simultan.
2.9.4. Uji Regresi Individual Uji- t
Proses pengujian model bagian demi bagian yang akan dilakukan dengan uji-t. Proses uji-t dilakukan sebagai berikut.
a. Pengujian Hipotesis H
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah penduduk, pendapatan perkapita penduduk, tarif air minum dan jumlah air minum
yang diproduksi terhadap permintaan air minum di PDAM Tirtanadi Medan.
H
1
: Ada hubungan yang signifikan antara jumlah penduduk, pendapatan perkapita penduduk, tarif air minum dan jumlah air minum yang
diproduksi terhadap permintaan air minum di PDAM Tirtanadi medan.
b. Dengan taraf nyata α = 5 ; dk = n-2 dan t
tabel
= t
1-12 α
.
c. Kriteria Pengujian menggunakan angka pembanding t tabel dan dk = n-2 dengan kriteria sebagai berikut:
Jika - t
tabel
t
hitung
t
tabel
maka H
o
diterima dan H
1
ditolak Jika t
hitung
≥ t
tabel
atau t
hitung
≤ - t
tabel
, maka H
o
ditolak H
1
diterima Sudjana, 2005
d. Menentukan nilai uji statistik t
= ; i = 1,2, …, n
2.10
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Metode Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian penulis harus menetapkan metode apa yang digunakan dalam penelitiannya. Hal ini diperlukan agar apa yang menjadi tujuan
penulis dalam melakukan penelitian tercapai. Menurut Arikunto 2002 metode
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.
Penelitian dilakukan untuk mencari kebenaran atau kenyataan dengan mengumpulkan data dan analisis data. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat
sejauh mana pengaruh dan hubungan antara masing-masing variabel.
3.2. Pengolahan Data
Dalam penelitian ini terdapat lima variabel yaitu jumlah penduduk X
1
, pendapatan perkapita penduduk X
2
, tarif air minum X
3
, jumlah air yang diproduksi X
4
sebagai variabel bebas dan permintaan air minum Y sebagai variabel terikat. Data akan diolah secara manual dan menggunakan program SPSS 17 seperti tahapan yang
sudah dipaparkan di BAB 1. Untuk lebih jelas mengenai data untuk setiap variabel maka dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Data Untuk Setiap Varibel Yang Mempengaruhi Permintaan Air Minum di PDAM Tirtanadi Medan
No Tahun Permintaan
Air Minum Y
Jumlah Penduduk
X
1
Pendapatan Perkapita
Penduduk X
2
Tarif Air
Minum X
3
Jumlah Air Minum yang
Diproduksi X
4
1 1992
40.133.774 1.809.700
2.610.319,21 725,00
68.087.646 2
1993 43.182.226
1.842.300 2.404.737,87
725,00 78.590.540
3 1994
48.589.842 1.876.100
2.431.198,21 725,00
89.786.872 4
1995 53.464.163
1.909.700 2.660.878,41
725,00 97.798.895
5 1996
58.808.813 1.942.000
2.842.173,48 725,00 101.305.749
6 1997
62.973.976 1.974.300
2.999.396,18 725,00 105.438.891
7 1998
61.876.428 1.899.028
2.587.693,00 1.335,00
98.950.770 8
1999 66.386.287
1.901.067 2.652.200,00
1.335,00 104.401.727
9 2000
74.628.789 1.902.500
2.767.704,00 1.335,00
111.382.336 10
2001 77.033.978
1.904.273 2.859.063,00
1.335,00 1.165.950.338 11
2002 83.913.487
1.926.520 2.956.245,00
1.335,00 121.637.030
12 2003
80.831.802 1.963.882
3.078.885,00 1.335,00
127.492.743 13
2004 82.912.601
1.993.602 11.748.852,00
1.335,00 134.438.299
14 2005
87.247.323 2.006.142
12.411.650,00 1.335,00
143.100.487 15
2006 87.137.462
2.036.185 13.174.810,00
1.335,00 147.860.070
16 2007
88.636.000 2.067.288
14.090.603,00 2.355,00
158.585.214 17
2008 89.094.786
2.083.156 14.925.017,00
2.355,00 158.656.389
18 2009
95.242.682 2.102.105
15.761.364,00 2.355,00 1.711.536.494
19 2010
96.773.334 2.121.053
17.081.463,00 2.355,00
167.268.302 20
2011 95.676.274
2.141.062 18.761.063,00
2.355,00 173.580.083
Sumber : PDAM Tirtanadi dan Badan Pusat Statistik
Universitas Sumatera Utara
3.3. Uji Asumsi Klasik