Pengertian Investasi Peran Investasi

Tabel 2.1. Beberapa Versi Undang-Undang Daerah Otonom di Indonesia Undang-Undang Tekanan Pada 1. UU No. 22 Tahun 1948 • Daerah Otonom dan Daerah Istimewa • Provinsi, Kabupaten, Kota dan Desa Otonom yang dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Daerah otonom dibedakan dalam 3 tingkatan 2. UU No. 44 Tahun 1950 • Daerah; Daerah Bagian, dan Daerah Anak Bagian UU Pemda Indonesia Timur, daerah otonom 3. UU No. 1 Tahun 1957 • Daerah Tingkat I, Provinsi Kotapraja Jakarta Raya. • Daerah TK IIKabupaten • Daerah TK III Otonomi Riil 4. UU No. 18 Tahun 1965 • Provinsi, Kabupaten, Kecamatan Otonomi Riil dan seluas-luasnya 5. UU No. 5 Tahun 1974 Pemerintah Daerah terdiri dari: • DPRD dan Kepala Daerah • Kepala daerah adalah penguasa tunggal • Kepala Daerah bertanggung jawab kepada presiden, bukan kepada DPRD Otonomi nyata dan Bertanggung jawab 6. UU No 22 Tahun 1999 • Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom • Pemerintah Daerah otonom dan DPRD adalah penyelenggara pemerintahan menurut asas desentralisasi Otonomi adalah kewenangan mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri, berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan NKRI. Sumber: Elmi 2002

2.2. Konsep Investasi

2.2.1. Pengertian Investasi

Investasi adalah kegiatan penanaman modal pada berbagai kegiatan ekonomi produksi dengan harapan untuk memperoleh keuntungan benefit pada masa-masa yang akan datang. Pada dasarnya investasi dibedakan menjadi investasi finansial dan investasi non finansial. Investasi finansial adalah bentuk pemilikan instrumen finansial seperti uang tunai, tabungan, deposito, modal dan penyertaan, surat berharga, obligasi dan sejenisnya. Sedangkan investasi non finansial direalisasikan dalam bentuk investasi fisik investasi riil yang berwujud kapital atau barang modal, termasuk pula di dalamnya inventori persediaan. Namun demikian, investasi finansial dapat juga direalisasikan menjadi investasi fisik Badan Koordinasi Pasar Modal, 2003. Investasi merupakan salah satu komponen penentu yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Berdasarkan konsep pendapatan nasional yang mengacu pada A System of National Account UN, 1968 dalam BPS 2003, pengertian investasi adalah selisih antara stok kapital pada tahun t dikurangi dengan stok kapital pada tahun t-1, atau setiap ada penambahan atau penimbunan modal. Besarnya investasi secara fisik yang direalisasikan pada suatu tahun tertentu dicerminkan oleh besarnya Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTB. Sedangkan yang dimaksud dengan PMTB adalah mencakup pengadaan, pembuatan dan pembelian barang modal baru dari dalam negeri maupun bekas dari luar negeri, yang termasuk dalam PMTB adalah perbaikan barang modal yang mengakibatkan tambahan umur pemakaian atau meningkatkan kemampuan barang modal tersebut dikurangi dengan penjualan barang modal bekas. Barang yang dikategorikan sebagai barang modal mempunyai ciri-ciri barang tersebut memiliki unsur ekonomis lebih dari satu tahun, nilai barang relatif besar bila dibandingkan dengan output yang dihasilkan, serta dapat digunakan berulangkali dalam proses produksi.

2.2.2. Peran Investasi

Penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Perubahan laju pertumbuhan investasi tersebut mempengaruhi tinggi rendahnya pembangunan ekonomi di wilayah tersebut. Oleh karenanya, setiap negara ataupun daerah tertentu berupaya menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi tersebut agar masuk ke dalamnya. Menurut Wiranata 2004, motif utama suatu negara mengundang investasi asing adalah untuk menggali potensi kekayaan alam dan sumberdaya lainnya dalam upaya mempercepat pembangunan ekonomi. Kenyataan ini disebabkan karena investasi, baik asing maupun domestik akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, melalui proses industrialisasi, guna meningkatkan ekspor barang manifaktur dan kebutuhan pasar domestik subtitusi impor. Proses industrialisasi diharapkan mampu berkembang bersama dengan proses alih teknologi, alih kepemilikan, perluasan kesempatan kerja yang disertai dengan peningkatan keahlian dan keterampilan. Namun, dalam proses tersebut harus dihindari dominasi perekonomian nasional oleh modal asing. Dalam Agregat Expenditure, peran investasi bisa dilihat melalui Perpotongan Keynesian yang menunjukkan bagaimana Y ditentukan untuk tingkat investasi yang direncanakan tertentu I dan kebijakan fiskal G dan T Mankiw, 2000. Perpotongan Keynesian merupakan kerangka untuk model IS-LM yang lebih realistis. Perpotongan Keynesian berguna karena menunjukkan bagaimana rencana pengeluaran rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah menentukan pendapatan perekonomian. Tetapi perpotongan Keynesian membuat asumsi yang menyederhanakan bahwa tingkat investasi yang direncanakan adalah tetap. Untuk memasukkan hubungan antara tingkat bunga dan investasi ini ke dalam model perpotongan Keynesian, investasi yang direncanakan dapat ditulis sebagai berikut: I = Ir 2.7 Untuk menentukan bagaimana pendapatan berubah ketika tingkat bunga berubah, maka dapat dikombinasikan antara fungsi investasi dengan diagram perpotongan Keynesian gambar 2.1. Gambar 2.1. Investasi, Perpotongan Keynesian dan Kurva IS Sumber: Mankiw 2000 Kenaikan dalam tingkat bunga r 1 ke r 2 mengurangi jumlah investasi I 1 ke I 2 . Pengurangan dalam investasi yang direncanakan, sebaliknya, menggeser fungsi pengeluaran yang direncanakan AE 1 ke AE 2 . Pergeseran dalam fungsi pengeluaran yang direncanakan menyebabkan tingkat pendapatan turun dari Y 1 ke Ir 1 a Fungsi Investasi Tingkat bunga, r r 2 r 1 I r 2 Ir r 2 r 1 Investasi b Perpotongan Keynesian 45 AE 1 AE 2 Pengeluaran E Y 1 Y 2 Pendapatan Nasional Riil Y 1 Y 2 Pendapatan Nasional Riil Tingkat bunga, r IS c Kurva IS Y 2 Mankiw, 2000. Dari rumusan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu upaya yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pendapatan nasional adalah dengan menaikkan nilai investasi. Hubungan antara suku bunga r dan investasi I yang ditunjukkan oleh fungsi investasi dan interaksi antara investasi I dan pendapatan Y yang ditunjukkan oleh kurva perpotongan Keynesian diringkas dalam bentuk kurva IS.

2.2.3. Investasi Asing