Konsep Otonomi Daerah TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Konsep Otonomi Daerah

Dalam konsep pembangunan ekonomi, terjadi beberapa perbedaan dalam menerapkan apakah konsep pembangunan sebaiknya difokuskan pada percepatan pertumbuhan atau kepada pemerataan pembangunan. Namun, selama beberapa tahun terakhir ini sebenarnya pemerintah berupaya memfokuskan konsep pembangunan pada pertumbuhan ekonomi yang merata. Pembangunan yang dilakukan pemerintah pada saat sebelum krisis memiliki perkembangan yang cukup baik secara nasional ditandai dengan laju pertumbuhan yang cukup tinggi dan pendapatan perkapita yang meningkat terus tiap tahunnya. Tetapi, hal ini tidak dibarengi dengan pertumbuhan yang ada di tiap daerah. Kesenjangan yang terjadi dalam pertumbuhan justru semakin tinggi. Kondisi ini terjadi disebabkan oleh adanya penguasaan dan kontrol yang dilakukan pemerintah pusat dalam mengatur semua sumber pendapatan di setiap daerah. Pemerintah pusat menguasai semua sektor yang bersumber dari kekayaan alam seperti pertanian, perkebunan, pertambangan, kehutanan, perikanan dan lain sebagainya. Akibatnya adalah daerah tidak bisa menikmati pembangunan sesuai dengan potensi yang seharusnya dimiliki oleh tiap daerah tersebut. Keberadaan konsep otonomi daerah sebenarnya telah ada sejak lama. Menurut C.S.T Kansil dalam bukunya Desa Kita pada tahun 1988 berpendapat bahwa dari beberapa literatur dapat diketahui bahwa sistem desentralisasi tersebut mulai diterapkan pada masa pemerintahan kolonial Belanda 1903 Elmi, 2002. Semenjak kemerdekaan Indonesia sampai saat ini, telah banyak undang-undang yang mengatur mengenai otonomi daerah Tabel 2.1. Hal ini membuktikan bahwa sebenarnya ada upaya dari pemerintah untuk memeratakan pembangunannya di setiap daerah. Namun, implementasinya belum tercapai dan bahkan adanya pemerintahan daerah hanya dianggap sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah. Semenjak reformasi bergulir, masyarakat menuntut kesungguhan pemerintah dalam menjalankan pemerintahan yang adil dan merata. Oleh karenanya lahir UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Selain itu, untuk mendukung kedua UU tersebut pemerintah juga telah mengesahkan 2 UU baru pada 15 Oktober 2004 yaitu UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pengertian dari desentralisasi dan otonomi daerah menurut UU No. 22 Tahun 1999 adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara itu, dalam penjelasan UU No. 25 Tahun 1999 dikatakan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah-daerah kabupaten dan kota. Dan tiap-tiap daerah tersebut mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Tabel 2.1. Beberapa Versi Undang-Undang Daerah Otonom di Indonesia Undang-Undang Tekanan Pada 1. UU No. 22 Tahun 1948 • Daerah Otonom dan Daerah Istimewa • Provinsi, Kabupaten, Kota dan Desa Otonom yang dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Daerah otonom dibedakan dalam 3 tingkatan 2. UU No. 44 Tahun 1950 • Daerah; Daerah Bagian, dan Daerah Anak Bagian UU Pemda Indonesia Timur, daerah otonom 3. UU No. 1 Tahun 1957 • Daerah Tingkat I, Provinsi Kotapraja Jakarta Raya. • Daerah TK IIKabupaten • Daerah TK III Otonomi Riil 4. UU No. 18 Tahun 1965 • Provinsi, Kabupaten, Kecamatan Otonomi Riil dan seluas-luasnya 5. UU No. 5 Tahun 1974 Pemerintah Daerah terdiri dari: • DPRD dan Kepala Daerah • Kepala daerah adalah penguasa tunggal • Kepala Daerah bertanggung jawab kepada presiden, bukan kepada DPRD Otonomi nyata dan Bertanggung jawab 6. UU No 22 Tahun 1999 • Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom • Pemerintah Daerah otonom dan DPRD adalah penyelenggara pemerintahan menurut asas desentralisasi Otonomi adalah kewenangan mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri, berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan NKRI. Sumber: Elmi 2002

2.2. Konsep Investasi