Ŷ = b + b
1
x
1
+ b
2
x
2
+ b
r
x
r
2.7 dimana:
r : 1, 2, 3,…, N,
b :
intersep, b
1
– b
r
: koefisien kemiringan parsial, i
: observasi ke i, dan dengan N merupakan besarnya populasi.
2.4. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Putra 2004 menganalisis pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di Kota Jambi sebelum dan pada masa otonomi
daerah. Penelitian ini menggunakan analisis Shift Share dengan data tahunan periode tahun 1994 sampai tahun 2002. Penelitian ini membagi periode penelitian
sebelum otonomi daerah tahun 1994-1996 dan 1997-1999 dan periode penelitian pada masa otonomi daerah tahun 2000-2002.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sebelum otonomi 1994-1996, semua sektor perekonomian Kota Jambi memiliki tingkat pertumbuhan positif.
Pada periode 1997-1999, sektor listrik, gas, dan air bersih merupakan sektor yang memiliki tingkat pertumbuhan yang terbesar, sedangkan sektor bangunan
merupakan sektor yang paling terpuruk. Periode masa otonomi daerah 2000- 2002 menunjukkan pertumbuhan yang positif di semua sektor.
Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi Kota Jambi pada tahun 1994-1996 lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi Provinsi
Jambi. Pada kurun waktu 1997-1999, pertumbuhan sektor-sektor ekonomi Kota
Jambi lebih kecil bila dibandingkan dengan pertumbuhan sektor-sektor perekonomian Provinsi Jambi. Pada masa otonomi daerah tahun 2000 sampai
2002, pertumbuhan sektor-sektor ekonomi Kota Jambi lebih kecil dibandingkan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi Provinsi Jambi.
Sektor industri pengolahan merupakan sektor dengan laju pertumbuhan paling cepat, sedangkan sektor jasa-jasa merupakan sektor dengan laju
pertumbuhan paling lambat pada tahun 1994-1996. Sektor dengan pertumbuhan paling cepat adalah sektor pertambangan pada periode 1997-1999 dan sektor
bangunan adalah sektor dengan pertumbuhan paling lambat. Pada periode 2000- 2002, sektor pertambangan masih mengalami pertumbuhan paling cepat dan
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan paling lambat.
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa pada tahun 1994-1996, sektor pertambangan merupakan sektor yang memiliki daya saing paling baik bila
dibandingkan dengan kabupaten lain. Pada periode tahun 1997-1999 dan tahun 2000-2002, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki daya saing
paling baik. Dari sisi Pergeseran Bersih PB, disimpulkan bahwa pada tahun 1994-
1996 sektor yang termasuk dalam kelompok pertumbuhan progresif adalah sektor pertambangan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor listrik, gas dan air
bersih, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor pengolahan. Total PB Kota Jambi sebesar 0,017, ini berarti Kota Jambi termasuk dalam kelompok
pertumbuhan progresif. Pada tahun 1997-1999, sebagian besar sektor-sektor
ekonomi Kota Jambi termasuk dalam kelompok pertumbuhan progresif, yaitu sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor pertanian, sektor jasa-jasa, sektor industri
pengolahan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada tahun
1997-1999, Kota Jambi termasuk dalam kelompok pertumbuhan lambat. Pada masa otonomi daerah tahun 2000 sampai 2002, seluruh sektor-sektor ekonomi
Kota Jambi memiliki pertumbuhan yang lambat, sehingga perekonomian Kota Jambi kalah bersaing dengan sektor-sektor ekonomi dari kabupaten lain yang
memiliki pertumbuhan lebih cepat. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi 2005 menganalisis faktor-faktor
utama penentu investasi swasta di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor utama penentu investasi swasta dan menganalisis respon
investasi swasta terhadap faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap investasi swasta. Penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Square
OLS dengan data kuartalan mulai tahun 1993 kuartal satu sampai tahun 2003 kuartal empat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah investasi
swasta, investasi pemerintah, Gross Domestic Bruto GDP, utang pemerintah, Debt Service Ratio
DSR, suku bunga, dan lag investasi swasta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi swasta dipengaruhi secara
positif oleh kegiatan investasi pemerintah kuartal sebelumnya, GDP, dan investasi swasta kuartal sebelumnya. Variabel DSR, suku bunga, dan utang pemerintah
berpengaruh negatif terhadap investasi swasta.
Siahaan 2005 menganalisis pengaruh Foreign Direct Investment FDI terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan FDI dan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Two Stage Least Square TSLS dengan data kuartalan periode
tahun 1999 kuartal satu hingga tahun 2004 kuartal empat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FDI berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Terms of trade berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Utang luar negeri berpengaruh
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan kredit domestik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hasil penelitian pada persamaan regresi FDI menunjukkan bahwa pengaruh dari nilai tukar riil dan pengeluaran pemerintah adalah positif dan secara
statistik signifikan, sedangkan pengaruh dari inflasi periode sebelumnya adalah negatif terhadap FDI.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah penelitian ini menganalis pengaruh otonomi daerah terhadap investasi di Provinsi
Jawa Barat sedangkan pada penelitian Putra 2004 menganalisis pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di Kota Jambi sebelum dan pada masa otonomi
daerah. Perbedaan lainnya adalah pada penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap investasi di Jawa Barat sedangkan pada penelitian
Dewi 2005 menganalisis faktor-faktor utama penentu investasi swasta di
Indonesia dan Siahaan 2005 menganalisis pengaruh Foreign Direct Investment FDI terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Pada penelitian ini memisahkan masa sebelum otonomi daerah dengan periode tahun 1995 sampai 2000 dan masa otonomi daerah dengan periode tahun
2001 sampai 2004. Penelitian Putra 2004 memisahkan masa sebelum otonomi daerah dengan periode 1994 sampai 1996, masa sebelum otonomi daerah dengan
krisis ekonomi 1997-1999 dan masa otonomi daerah tahun 2000-2002. Penelitian ini menggunakan metode Shift Share dan Ordinary Least Square OLS,
sedangkan pada penelitian Putra 2004 menggunakan metode Shift Share, peneltian Dewi 2005 menggunakan metode OLS, Siahaan 2005 menggunakan
metode Two Stage Least Square TSLS.
2.5. Hipotesis Penelitian